" My Parent "

Rabu, 05 Juni 2013

27 Rojab

27 Rojab
 
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqshoyang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
D.     27 ROJAB, Hari Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw.

’’Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqshoyang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui’’. (Q;S. 17/Al-Isro’: 1).

Pada suatu malam, tanggai 27 Rojab, ketika Nabi Muhammad saw. sedang terlelap, datanglah malaikat Jibril dan Mikail. Kedua malaikat itu membawa Nabi ke telaga zam-zam yang tidak jauh dari Baitullah, Ka’bah. Di tempat itulah dada Nabi Muhammad dibedah, dan hatinya disucikan dengan air zam-zam. Setelah segala "kotoran" hati (sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, dengki, rakus, dan lain sebagainya) dihilangkan, Jibril mengisinya dengan ilmu, iman, hikmah, dan keyakinan. Kemudian Jibril membubuhkan cap kenabian pada pundak Nabi Muhammad saw.

Dari telaga zam-zam, mereka berangkat ke Masjidil Aqsho dengan mengendarai Buroq (menurut riwayat Said bin Musayyit, Buroq itu kendaraan Nabi Ibrohim yang biasa dipakai ke Baitullah - Mekah, sedangkan menurut ahli tafsir modern, Buroq berasal dari kata "Barqun" artinya sama yang dalam bahasa In­donesia artinya "kilat"). Di tengah perjalanan Jibril beberapa kali meminta Nabi turun, dan melaksanakan sholat. Setelah itu Nabi saw. naik kembali, kemudian Jibril menerangkan nama-nama tempat sholat tersebut. Pertama, Nabi sholat di Yasrib, yang kemudian terkenal dengan nama kota Rasul: Madinah. Kedua, Nabi sholat di Madyan, tempat Nabi Syu’eb menyiarkan agama dan tempat pohon Nabi Musa untuk berteduh sewaktu dikejar


Fir’aun. Ketiga, Nabi sholat di bukit Thursina, tempat Nabi Musa as. berdialog dengan Allah SWT. Keempat Nabi sholat di Baitlehem, kota kelahiran Nabi Isa Al Masih (juga disebut Yesus Kristus).

Sesampai di Masjidil Aqsho, Nabi Muhammad disambut para Nabi terdahulu dan para malaikat. Mereka lalu melaksanakan sholat dua raka’at berjamaah dan Nabi Muhammad saw. bertindak sebagai Imam. Usai sholat Nabi keluar. Pada saat itu Malaikat Jibril menyuguhkan dua gelas minuman, satu berisi arak dan satu berisi susu. Rosulullah memilih gelas yang berisi susu. Menyaksikan hal itu, malaikat Jibril berkomentar, "Engkau telah memilih fitrah (sifat asai mula kejadian manusia, yakni putih dan suci bersih dari dosa)." Andai Nabi ketika itu memilih gelas yang berisi arak, niscaya banyak dari umatnya yang akan menjadi peminum minuman memabukkan.

Peristiwa tersebut diterangkan dalam sebuah hadis. "Sesungguhnya kepada Nabi Muhammad saw. diberikan dua buahgelas yang masing-masing berisi khomer dan susu, maka Nabi saw. mamandang pada keduanya, lalu diambilnya gelas berisi susu. (Melihat hal itu) Jibril berkata kepadanya, ’’segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kepadamu untuk (memilih) fitrah (kesucian). Jika kamu mengambil khomer, tentu sesatlah umatmu." (H.R. Muslim).

Sesaat kemudian Nabi bersama malaikat Jibril melanjutkan perjalanan mi’roj (alat untuk naik. Yang dimaksudkan adalah alat untuk naik bagi arwah anak cucu Adam as.) ke Sidrotul Muntaha, suatu tempat tertinggi di atas langit ketujuh.

Di langit pertama Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Adam as. dengan pakaian kebesarannya dan duduk di kursi kebesaran. Di langit kedua Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Isa (Yesus Kristus) putra Maryam yang tampak segar-bugar seperti orang habis mancli. Juga bertemu dengan Nabi Yahya as. dan Nabi Zakaria as. Lalu di langit ketiga Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Yusuf as. Di langit keempat Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Idris as. Di langit kelima Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Harun as. Kemudian Nabi Muhammad saw. bertemu dengan Nabi Musa as. di langit keenam. Di langit ketujuh Nabi

Muhammad saw. juga menyaksikan Baitul Makmur, yang setiap harinya dimasuki oleh 70.000 malaikat tanpa keluar lagi. Selanjutnya sampailah Nabi Muhammad saw. di Sidrotul Muntaha.

Setelah menerima perintah sholat 50 kali sehari semalam untuk beliau dan umatnya, Nabi Muhammad saw. kembali turun ke bumi. Di langit keenam, Nabi Muhammad saw. kembali bertemu dengan Nabi Musa as.

"Apakah ada perintah dari Tuhan?" tanya Nabi Musa as.

"Diwajibkan kepadaku dan umatku sholat lima puluh kali sehari semalam." Ungkap Nabi Muhammad saw.

"Mohonlah keringanan pada Tuhan, karena mengerjakan sholat lima puluh kali sehari semalam itu amat berat," saran Nabi Musa as. "Umatku sendiri yang badannya tegap-tegap dan kuat- kuat tidak mampu mengerjakannya."

Atas nasehat Nabi Musa as., Nabi Muhammad saw. kembali menghadap ke Hadirat Tuhan memohon keringanan agar jumlah sholat wajib tersebut dikurangi dengan alasan umatnya adalah umat yang lemah. Allah SWT mengabulkan dengan mengurangi lima sholat, sehingga tinggal 45 kali. Jumlah itupun menurut Nabi Musa as. masih memberatkan sehingga Nabi Muhammad saw menawarnya kembali. Tawar-menawar tentang jumlah shalat wajib terus berlangsung sampai Allah SWT mewajibkan sholat pada Nabi Muhammad saw. dan umatnya sebanyak lima kali sehari semalam.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan:


  1. Isro’, adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsho.
  2. Mi`roj, adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Aqsho ke Sidrotul Muntaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar