Rahasia Puasa Syawal
Saat Ramadhan sudah berlalu dan hari raya menjelang, maka hati semua
umat Islam berbunga-bunga. Pada hari itu tak boleh ada satu pun yang tak
tersenyum, sebab hari itu adalah hari kebahagiaan, setelah berhasil
selama satu bulan mengekang hawa nafsu dan mengisi hari-hari dengan
ibadah. Dan kita tahu bahwa beribadah pada bulan Ramadhan nilainya
berlipat-lipat. Maka ketika semua itu usai dan berhasil kita lalui
dengan baik, kebahagiaan tak terkira pun menyeruak. Semua diperkenankan
untuk menggelar tasyakuran dan makan bersama dengan selu¬ruh keluarga
dan handai taulan, bahkan diharamkan berpuasa pada hari tersebut. Dan
jika ada yang tak memiliki makanan, kita wajib berbagi, dengan
memberikan zakat fitrah, agar semua ikut merasakan nikmatnya momen Hari
Raya Idul Fitri.
Namun, setelah tanggal 1 Syawal kita lewati, kita tak ser¬ta merta bebas
untuk berbuat sesuka hati, meski saat itu masih diperbolehkan makan dan
minum. Namun ada hal lain yang le¬bih utama, yaitu berpuasa selama enam
hari pada bulan Syawal. Seakan-akan kesunahan puasa ini hendak
menyatakan pada kita: "Engkau boleh bersenang-senang dan
berbahagia-bahkan wajib hukumnya-pada hari Raya Idul Fitri. Namun hal
itu tak boleh dilakukan berlebihan, sebab segala sesuatu yang berlebihan
itu tak disukai oleh Allah dan membuatmu mudah lalai. Ada yang lebih
utama, yaitu mengekang kembali hawa nafsu dengan ber¬puasa, agar hatimu
senantiasa bersih setelah selama satu bulan kau sucikan dengan amalan
Ramadhan."
Rasulullah saw. menjelaskan beberapa rahasia dibalik kesunahan puasa enam hari bulan Syawal, di antaranya:
> Laksana Puasa Sepanjang Hari
Abu Ayub menyatakan bahwa Rasulullah bersabda; "Barangiapa yang berpuasa
bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari Syawal maka ia seperti
berpuasa sepanjang masa". (HR. Muslim).
Luar biasa, puasa Ramadhan yang telah kita jalankan selama sebulan
lamanya menjadi berlipat-lipat lagi nilainya jika dilengkapi dengan
berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Nilainya sama dengan berpuasa
selama setahun penuh. Bayangkan, cukup berpuasa selama satu bulan plus
enam hari, sama saja selama setahun kita mengisi hari-hari dengan ibadah
puasa, yang tentu saja nilainya menjadi berlipat-lipat penuh makna.
Ada sebagian ulama yang menganalogikan puasa Ramadhan sehari nilainya
sama dengan puasa selama 10 hari, seh¬ingga puasa selama sebulan sama
dengan berpuasa 300 hari. Demikian pula puasa enam hari di bulan Syawal,
sehingga nilai semua menjadi 360 hari, alias setahun. Maka nilai puasa
bulan Ramadhan dan puasa enam hari bulan Syawal sama saja dengan
berpuasa setahun penuh. Benar atau tidak analogi di atas, yang jelas
Rasulullah saw telah menunjukkan dan menegaskan bah¬wa dengan berpuasa
selama enam hari bulan Syawal, setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan
Ramadhan, laksana melaksanakan puasa sepanjang tahun. Wallahu a’lam.
> Boleh Berturut-turut Boleh Tidak
Menurut Imam Ahmad, puasa enam hari pada bulan Syawal itu dapat
dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut, dan tak ada
kelebihan yang satu dari lainnya. Sedang menurut golongan Hanafi dan
Syafi’I lebih utama melakukannya secara berturut-turut yaitu 6 hari
sesudah Hari Raya Idul Fitri.