Tips Ibadah Hari Raya
- Gunakan pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat Idul Fitri.
- Sebelum berangkat shalat Idul Fitri disunahkan makan terlebih dahulu, bisa dengan beberapa butir kurma. Jika tak tersedia kurma maka makanlah seadanya. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. beliau berkata : �Adalah Nabi (S.A.W.). Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil.� (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Pada Idul Fitri takbir digumamkan sejak keluar dari rumah menuju ke tempat shalat. Sesampainya di tempat shalat takbir terus digumamkan hingga shalat dimulai. Diriwayatkan dari Azzuhri, beliau berkata : �Adalah manusia (para) sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat solat 'ied sampai mereka tiba di mushalla ( tempat solat 'ied ) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam bertakbir maka merekapun ikut bertakbir.� (H.R. Ibnu Abi Syaibah).
- Disunahkan membedakan jalan yang dilalui waktu berangkat shalat hari raya dengan jalan yang dilalui di waktu pulang dari shalat 'ied ( yakni waktu berangkat melalui satu jalan, sedang waktu pulang melalui jalan yang lain ). Diriwayatkan dari Jabir r.a. beliau berkata : Adalah Nabi (S.A.W.) apabila keluar untuk shalat 'ied ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan (yakni waktu berangkat melalui satu jalan dan waktu kembali melalui jalan yang lain ). (H.R. Bukhari).
- Bila terlambat mengetahui tibanya hari raya, bila datangnya berita tibanya hari raya sudah tengah hari atau petang hari, maka hari itu diwajibkan berbuka sedang pelaksanaan shalat hari raya dilakukan pada hari esoknya. Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata: �Mereka berkata: Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal Syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap puasa, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi di hadapan asulullah (S.A.W.).bahawa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah (S.A.W.) memerintahkan semua manusia ( umat Islam ) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan shalat 'ied pada hari esoknya.� (H.R. Lima Imam hadits kecuali At-Tirmidzi).
- Shalat 'ied disunahkan untuk dihadiri oleh orang dewasa, baik lelaki maupun wanita, baik wanita yang suci dari haid maupun wanita yang sedang haid dan juga kanak-kanak baik laki-laki maupun wanita. Wanita yang sedang haid tidak ikut shalat, tetapi hadir untuk mendengarkan khutbah 'ied. Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah r.a. ia berkata : �Rasulullah SAW memerintahkan kami keluar pada Idul Fitri dan Idul Adha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla (tempat shalat 'ied ), mereka meyaksikan kebaikan dan mendengarkan dakwah kaum muslimin (mendengarkan khutbah ). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda: Supaya saudarinya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya.� (H.R : Lima Imam hadits).
- Shalat 'ied lebih afdhal (utama) diadakan di lapangan yang dipersiapkan untuk shalat 'ied, kecuali ada uzur hujan maka shalat diadakan di masjid. Mengadakan shalat 'ied di masjid padahal tidak ada hujan sementara lapangan (padang ) tersedia, maka ini kurang afdhal karena menyelisihi amalan Rasulullah SAW yang selalu mengadakan shalat 'ied di lapangan, kecuali sekali dua kali beliau mengadakan di masjid karena hujan. Diriwayatkan dari Abu Said r.a., beliau berkata : �Adalah Nabi SAW pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha keluar ke lapangan untuk shalat, maka pertama yang beliau kerjakan adalah shalat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada Saf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah ) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan, beliau perintahkan setelah selesai beliau pergi.� (H.R. Bukhari dan Muslim).
- Shalat 'ied dua rakaat, tanpa azan dan iqamah dan tanpa solat sunnah sebelumnya dan sesudahnya. Telah berkata Jabir r.a. : �Saya menyaksikan shalat 'ied bersama Nabi SAW. Beliau memulai shalat sebelum khutbah tanpa azan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangi saf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka.� (H.R Muslim).
- Pada rakaat pertama setelah takbiratul ihraam sebelum membaca Al-Fatihah, ditambah 7 kali takbir. Sedang pada rakaat yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah dengan takbir lima kali. Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, beliau berkata : �Sesungguhnya Nabi SAW bertakbir pada solat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak solat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya.� (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
- Setelah membaca Fatihah pada rakaat pertama di sunnahkan membaca suratsabihisma rabbikal a'la/surat ke 87 atau surat iqtarabatissa'ah / surat ke 54. Dan setelah membaca Al-Fatihah pada raka'at yang kedua disunahkan membaca surathal ataka haditsul ghaasyiyah/surat ke 88 atau membaca surat qaaf walqur'anul majid/surat ke 50. Diriwayatkan dari Abu Waqid Allaitsi, ia berkata : Umar bin Khattab telah menanyakan kepadaku tentang apa yang dibaca oleh Nabi SAW waktu shalat 'ied . Aku menjawab : beliau membaca surah (iqtarabatissa'ah ) dan ( qaaf walqur'anul majid). (H.R. Muslim).
- Setelah selesai solat, imam berdiri menghadap makmum dan berkhutbah memberi nasihat-nasihat dan wasiat-wasiat, atau perintah-perintah penting (H.R. Muslim).
- Khutbah hari raya ini boleh diadakan khusus untuk laki-laki kemudian khusus untuk wanita (H.R. Muslim).
- Khutbah hari raya ini tidak diselingi duduk (H.R. Muslim).
- Solat 'ied diadakan setelah matahari naik, tetapi sebelum masuk waktu solat Dhuha. Diriwayatkan dari Yazid bin Khumair Arrahbiyyi r.a. beliau berkata : Sesungguhnya Abdullah bin Busri seorang sahabat Nabi SAW keluar bersama manusia untuk shalat Idul Fitri atau Idul Adha, maka beliau mengingkari keterlambatan imam, lalu berkata : �Sesungguhnya kami dahulu ( pada zaman Nabi (S.A.W.) pada jam-jam seperti ini sudah selesai mengerjakan solat 'ied. Pada waktu ia berkata demikian adalah pada shalat Dhuha.�(H.R. : Abu Daud dan Ibnu Majah).
- Bila hari raya jatuh pada hari Jum'at, maka shalat Jum'at menjadi sunnah, boleh diadakan dan boleh tidak, tetapi untuk pemuka umat atau imam masjid jami' sebaiknya tetap mengadakan shalat Jum'at. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi SAW bersabda : �Pada hari ini telah berkumpul dua hari raya (hari Jum�at dan hari raya), maka barang siapa yang suka shalat Jum'at, maka shalatnya diberi pahala sedang kami akan melaksanakan shalat Jum'at.� (H.R: Abu Daud).
- Bagi ikhwan sebaiknya tidak merokok ketika khutbah, dan bagi akhwat hendaknya tidak menanggalkan mukena ketika khutbah, sebab shalat dan khutbah termasuk dalam rangkaian ibadah.