Sejarah Adzan dan Iqomah
Kemudian dia pergi dariku tidak begitu jauh, lalu berkata
lagi: Dan apabila akan dilaksanakan shalat, supaya kamu katakan "Allaahu
Akbar, Allaahu Akbar... dst sampai akhir lafadh istiqomah."
Adzan dan Iqomah menurut arti bahasanya adalah "memberitahukan";
menurut ma`na syara` adalah bacaan berupa kalimat-kalimat seperti yang telah
termasyhur diketahui dalam Adzan dan Iqomah itu.
Dasar hukum Adzan dan Iqomah ialah Ijma` yang didahului hasil mimpi `Abdullah bin Zaid yang masyhur di suatu malam dimana para sahabat sedang sibuk bermusyawarah mengenai cara mengumpulkan manusia.
Mimpi tersebut seperti yang termaktub di dalam Sunan Abi Dawud adalah: Dari `Abdillah, dia berkata: "Begitu Nabi Saw memerintahkan menggunakan lonceng untuk dipukul guna mengumpulkan para manusia untuk mengerjakan shalat, di tengah-tengah saya tidur, melintaslah padaku seorang laki-laki yang membawa lonceng ditangannya. Maka saya berkata: "Hai hamba Allah; apakah lonceng itu akan saudara jual?"
Ia menjawab: Akan saudara gunakan untuk apa? Sayapun menjawab: Saya akan menggunakannya untuk memanggil para manusia melakukan shalat. Ia berkata: Maukah saudara jika saya tunjukkan cara yang lebih bagus dari itu?
Saya menjawab: "Baiklah dan terima kasih. Iapun berkata: Supaya kamu katakan "Allaahu Akbar .... dst. Sampai akhir lafadh adzan".
Kemudian dia pergi dariku tidak begitu jauh, lalu berkata lagi: Dan apabila akan dilaksanakan shalat, supaya kamu katakan "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar... dst sampai akhir lafadh istiqomah."
Demikianlah, dan setelah pagi hari sayapun datang kepada Nabi Saw dan memberitakan kepada beliau mimpi tersebut di atas. Berkatalah Nabi: Benarlah, itu dia mimpi yang benar Insya Allah. Temuilah saudara Bilal dan sampaikan kepadanya mimpimu itu, suapaya dia saja yang beradzan dengan seperti dalam mimpimu, karena dialah yang mempunyai suara lebih keras daripadamu.
Sayapun menemui Bilal dan segera saya menyampaikan mimpi di atas kepadanya, lalu dia mengumandangkan adzan.
Sedang `Umar bin Al- Khaththab di rumahnya, terdengarlah padanya adzan Bilal. Seraya ia keluar rumah dengan menjelai pakaiannya dan berkata:
"Ya Rasulullah, Demi Allah yang telah mengutus Engkau dengan kebenaran , benar-benar sayapun telah bermimpi seperti mimpinya `Abdullah bin Zaid. Menjawab Nabi Saw: Alhamdulillah."
Dikatakan, bahwa belasan sahabat Nabi bermimpi seperti mimpinya `Abdullah tersebut.
Dasar hukum Adzan dan Iqomah ialah Ijma` yang didahului hasil mimpi `Abdullah bin Zaid yang masyhur di suatu malam dimana para sahabat sedang sibuk bermusyawarah mengenai cara mengumpulkan manusia.
Mimpi tersebut seperti yang termaktub di dalam Sunan Abi Dawud adalah: Dari `Abdillah, dia berkata: "Begitu Nabi Saw memerintahkan menggunakan lonceng untuk dipukul guna mengumpulkan para manusia untuk mengerjakan shalat, di tengah-tengah saya tidur, melintaslah padaku seorang laki-laki yang membawa lonceng ditangannya. Maka saya berkata: "Hai hamba Allah; apakah lonceng itu akan saudara jual?"
Ia menjawab: Akan saudara gunakan untuk apa? Sayapun menjawab: Saya akan menggunakannya untuk memanggil para manusia melakukan shalat. Ia berkata: Maukah saudara jika saya tunjukkan cara yang lebih bagus dari itu?
Saya menjawab: "Baiklah dan terima kasih. Iapun berkata: Supaya kamu katakan "Allaahu Akbar .... dst. Sampai akhir lafadh adzan".
Kemudian dia pergi dariku tidak begitu jauh, lalu berkata lagi: Dan apabila akan dilaksanakan shalat, supaya kamu katakan "Allaahu Akbar, Allaahu Akbar... dst sampai akhir lafadh istiqomah."
Demikianlah, dan setelah pagi hari sayapun datang kepada Nabi Saw dan memberitakan kepada beliau mimpi tersebut di atas. Berkatalah Nabi: Benarlah, itu dia mimpi yang benar Insya Allah. Temuilah saudara Bilal dan sampaikan kepadanya mimpimu itu, suapaya dia saja yang beradzan dengan seperti dalam mimpimu, karena dialah yang mempunyai suara lebih keras daripadamu.
Sayapun menemui Bilal dan segera saya menyampaikan mimpi di atas kepadanya, lalu dia mengumandangkan adzan.
Sedang `Umar bin Al- Khaththab di rumahnya, terdengarlah padanya adzan Bilal. Seraya ia keluar rumah dengan menjelai pakaiannya dan berkata:
"Ya Rasulullah, Demi Allah yang telah mengutus Engkau dengan kebenaran , benar-benar sayapun telah bermimpi seperti mimpinya `Abdullah bin Zaid. Menjawab Nabi Saw: Alhamdulillah."
Dikatakan, bahwa belasan sahabat Nabi bermimpi seperti mimpinya `Abdullah tersebut.