" My Parent "

Sabtu, 14 Mei 2011

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Hijrah yang Pertama




REPUBLIKA.CO.ID,  Sikap dan   kata-kata keponakannya  itu oleh  Abu  Thalib disampaikan  kepada  Bani   Hasyim  dan Bani Muthalib. Dimintanya  supaya Muhammad dilindungi dari tindakan  Quraisy. Mereka semua menerima usul  ini,  kecuali  Abu  Lahab. Ia terang-terangan menyatakan  permusuhannya. Abu Lahab menggabungkan diri dengan pihak lawan.

Periode yang dilalui Muhammad SAW ini adalah periode paling dahsyat yang pernah dialami oleh sejarah umat manusia. Baik Muhammad atau mereka yang menjadi pengikutnya, bukanlah orang-orang yang menuntut harta kekayaan, kedudukan atau kekuasaan, melainkan orang-orang yang menuntut kebenaran.

Nabi Muhammad adalah orang yang mengharapkan bimbingan bagi mereka yang  mengalami  penderitaan, dan membebaskan  mereka  dari belenggu paganisme yang rendah, yang menyusup ke dalam jiwa manusia sampai ke lembah kehinaan yang sangat memalukan.

Demi tujuan rohani yang luhur itulah, Rasulullah mengalami siksaan. Penyair-penyair   memakinya, orang-orang Quraisy berkomplot hendak membunuhnya di Ka'bah. Rumahnya dilempari  batu,  keluarga dan pengikut-pengikutnya diancam. Namun itu semua malah membuat beliau makin tabah dan gigih meneruskan dakwah.

Pada suatu  hari Abu Jahal bertemu dengan Muhammad SAW, ia mengganggunya, memaki-makinya dan mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas. Namun Rasulullah tidak melayaninya. Ditinggalkannya Abu Jahal tanpa sepatah kata pun.

Hamzah, pamannya dan saudaranya sesusuan, yang masih berpegang pada kepercayaan Quraisy, adalah seorang  laki-laki  yang  kuat  dan  ditakuti. Ia  mempunyai kegemaran  berburu. Bila ia kembali dan berburu, terlebih dulu mengelilingi Ka'bah sebelum langsung pulang ke rumahnya.

Hari itulah ia mengetahui bahwa keponakannya mendapat gangguan Abu Jahal. Ia marah dan langsung pergi ke Ka’bah dan menemui Abu Jahal. Setelah dijumpainya, diangkatnya busurnya lalu dipukulkannya keras-keras di kepala Abu Jahal. Beberapa orang dan Bani Makhzum mencoba membela Abu Jahal. Namun tidak jadi. Mereka khawatir akan timbul bencana yang membahayakan.

Setelah itulah kemudian Hamzah menyatakan masuk Islam. Ia berjanji kepada Muhammad akan membelanya dan akan berkorban di jalan Allah sampai akhir hayatnya.

Pihak Quraisy merasa sesak  dada  melihat  Muhammad  dan kawan-kawannya makin hari makin kuat. Di samping itu, gangguan dan  siksaan  yang  dialamatkan  kepada  mereka,  tidak  dapat mengurangi iman mereka dan tidak dapat  menghalangi  mereka melakukan kewajiban agama.

Terpikir oleh Quraisy akan membebaskan diri dari Muhammad, dengan  cara seperti yang mereka bayangkan, memberikan segala keinginannya. Mereka rupanya lupa bahwa keagungan dakwah  Islam,  kemurnian esensi  ajaran  ruhaninya  yang  begitu tinggi, berada di atas segala pertentangan ambisi politik.

Utbah bin  Rabiah,  seorang bangsawan  Arab  terkemuka,  mencoba  membujuk  Quraisy ketika mereka bertemu dan mengatakan bahwa ia akan bicara dengan  Muhammad dan menawarkan hal-hal yang barangkali mau diterimanya. Mereka mau  memberikan apa saja kehendaknya, asal ia dapat dibungkam.

Ketika itulah Utbah bicara dengan Muhammad. "Anakku,"  katanya, "Seperti kau ketahui, dari segi keturunan, engkau mempunyai tempat di kalangan kami. Engkau telah membawa soal besar ke tengah-tengah masyarakatmu, sehingga mereka cerai-berai  karenanya.  Sekarang dengarkanlah, kami akan menawarkan beberapa hal,  kalau-kalau  sebagian  dapat kau terima. Kalau dalam hal ini yang kau inginkan  adalah  harta, kami pun siap mengumpulkan harta kami. Sehingga hartamu akan menjadi yang terbanyak di antara kami. Kalau kau menghendaki kedudukan, kami  angkat engkau di atas kami semua. Kami takkan memutuskan  suatu  perkara  tanpa  persetujuanmu. Kalau kedudukan  raja  yang  kau inginkan,  kami nobatkan kau sebagai raja kami."

Selesai ia bicara, Muhammad membacakan Surah As-Sajdah. Utbah terdiam mendengarkan kata-kata yang begitu indah itu. Dilihatnya sekarang yang berdiri di  hadapannya  itu  bukanlah seorang  laki-laki  yang  didorong  oleh  ambisi  harta, kedudukan  atau  kerajaan, juga  bukan  orang   yang   sakit, melainkan orang yang mau menunjukkan kebenaran, mengajak orang kepada kebaikan. Ia  mempertahankan sesuatu  dengan  cara  yang baik, dengan kata-kata penuh mukjizat.

Selesai  Muhammad SAW membacakan  itu, Utbah pergi kembali kepada Quraisy.  Apa  yang  dilihat  dan   didengarnya itu sangat memesonakan dirinya. Ia terpesona karena kebesaran orang itu. Penjelasannya sangat menarik sekali. Penjelasan Utbah ini tidak menyenangkan pihak Quraisy. Juga pendapatnya supaya Muhammad dibiarkan saja, tidak menggembirakan mereka.

Gangguan terhadap kaum Muslimin makin menjadi-jadi, sampai-sampai ada yang dibunuh, disiksa dan semacamnya.  Waktu itu Nabi SAW menyarankan  supaya  mereka berpencar-pencar. Ketika mereka bertanya kepadanya  kemana  mereka  akan  pergi, Rasulullah menasihati supaya mereka pergi ke Abisinia yang rakyatnya menganut agama Kristen. "Tempat itu  diperintah  seorang  raja dan tak ada orang yang dianiaya di situ. Itu bumi jujur, sampai nanti Allah membukakan jalan buat kita semua," kata Rasulullah.

Sebagian kaum Muslimin lalu berangkat ke Abisinia guna menghindari  fitnah  dan  tetap mempertahankan agama. Mereka berangkat dengan melakukan dua kali hijrah. Yang pertama terdiri dari sebelas orang pria dan empat wanita. Dengan sembunyi-sembunyi mereka keluar dari Makkah  mencari  perlindungan. Kemudian mereka mendapat tempat yang baik di bawah Najasyi, penguasa Abisinia.

Ketika kemudian tersiar berita bahwa kaum Muslimin di Makkah telah selamat dari  gangguan Quraisy, mereka pun lalu kembali pulang. Namun ternyata mereka mengalami kekerasan lagi dari Quraisy, melebihi yang sudah-sudah. Mereka pun kembali lagi ke Abisinia. Kali  ini  terdiri  dari  delapan puluh orang pria tanpa kaum istri  dan  anak-anak. Mereka  tinggal di Abisinia hingga Nabi SAW hijrah ke Yatsrib.

Jumat, 13 Mei 2011


Tips Persiapan Bulan Ramadhan




PertamaI'dad Ruhi Imani, yakni persiapan ruh keimanan.
Orang � orang yang saleh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin sebelum datang Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya sejak bulan Rajab dan Sya'ban. Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah, berikanlah kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami kepada Ramadhan."
Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam surah At-Taubah Allah melarang kita melakukan berbagai maksiat dan kedzhaliman sejak bulan Rajab. Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan,bulan Rajab dan Sya'ban adalah masa pemanasan (warming up),sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu bak sudah terbiasa.
Kedua, adalah I'dad Jasadi, yakni persiapan fisik.
Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah danpara sahabat membiasakan diri melatih fisik dan mental denganmelakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan al-Qur'an, biasa bangun malam (qiyamul-lail), dan meningkatkan aktivitas saat berkecimpung dalam gerak dinamika masyarakat.
Ketiga, adalah I'dad Maliyah, yakni persiapan harta.
Jangan salah faham, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Memersiapkan harta adalah untuk melipat gandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.
Keempat, adalah I'dad Fikri wa Ilmi, yakni persiapan intelektual dan keilmuan.
Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan dan tashawur (persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Caranya dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah SAW, selama Ramadhan.  Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan perbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, juga penting untuk dipersiapkan.
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Aamiin.

Kiat Agar Taubat Diterima






Sepuluh hari yang penuh limpahan rahmat di bulan ramadhantelah kita lalui. Sepuluh hari kedepan adalah hari yang dijanjikan Allah sebagai waktu dilimpahkannya maghfirah atau ampunan. Inilah waktunya bagi kita, untuk bertaubat secara sungguh-sungguh, agar diri kita betul-betul bersih dari noda dosa masa silam. Taubat Nasuha atau taubat yang sungguh-sungguh itu memiliki beberapa syarat. Berikut syarat-syaratnya :
1. Menyesali atas dosa dan maksiat yang telah dilakukan.

Seorang hamba yang berdosa, bila ingin bertaubat harus menyesali perbuatan dosa dan maksiat yang terlanjur diperbuatnya. Tanpa perasaan menyesal, taubat kita belum bisa dikatakan nasuha atau bersungguh-sungguh.

2. Memohon ampun kepada Allah SWT, meminta maaf kepada manusia.
Bila kita kerap meninggalkan ibadah-ibadah mahdhah yang diwajibkan Allah SWT, maka mohon ampunlah kepada Allah SWT dan segeralah memperbaiki ibadah-ibadah yang sering kita lalaikan. Jika shalat masih sering diakhirkan maka segera awalkan, jika tidak pernah berpuasa maka segeralah melakukan shaum.
Untuk perkara-perkara ghayr mahdhah yang ada hubungannya dengan manusia, maka selain memohon ampun dan menyesali kedzhaliman kita, minta maaflah kepada orang yang telah kita sakiti. Bila orang itu berada jauh atau bahkan sudah meninggal, berdoalah demi kebaikannya, agar Allah menggerakkan hatinya untuk ridla terhadap apa yang telah kita perbuat. Tapi jika orang tersebut mudah untuk diajak bertatap muka dan mudah kita kunjungi, maka lebih utama bila kita mendatanginya untuk meminta maaf.
3. Bertekad untuk tidak mengulangi dosa atau maksiat serupa.
Niatkan dalam hati untuk tidak mengulangi dosa atau maksiat serupa. Sibukkan diri kita dengan memperbaiki ibadah mahdhah dan memperbaiki hubungan dengan sesama. Sehingga seluruh panca indera dan jiwa kita terbiasa melakukan kebaikan.
 "Rasulullah Ingin Umatnya Selamat".


Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momen yang kerap di peringati oleh umat Islam. Namun di balik hal itu kita pun dapat mengambil pelajaran dari teladan kita bagaimana beliau dapat berhasil keluar dari fase dakwah yang sangat sulit dengan segala keadaan yang dialaminya menuju kemenangan dakwah yang diembannya secara menyeluruh hingga Islam menampilkan peran dalam berbagai aspek.  
Bagaimana mengenal sosok Rasulullah SAW ? 
Ada tiga hal yang bila terdapat dalam diri seseorang niscaya dia dapat merasakan manisnya iman. Pertama, Allah dan Rasulullah lebih dia cintai dari yang lainnya. Kedua, bila dia mencintai seseorang karena Allah dan ketiga, dia membenci kembali kepada kekufuran setelah dia mendapat hidayah keimanan, sebagaimana dia membenci dicemplungkan ke dalam api neraka. Kita perlu mengenal dan mencintai sosok Rasulullah karena kaitannya dengan merasakan manisnya iman. Sebab kalau ini tidak kita lakukan bisa-bisa kita punya keimanan tapi kita tidak bisa merasakan manisnya iman padahal dengan adanya manisnya iman akan membuat kita sendiri benar-benar memandang berharga sebuahj keimanan. Jika orang tidak merasakan manisnya iman walaupun dia beriman bisa-bisa dia kemudian suatu ketika menghadapi kondisi yang menuntut dan mengancam imannya, dia tidak terlalu sensitif untuk melindunginya karena tidak pernah merasakan manisnya iman. Artinya, buat apa saya pertahankan kalau tidak pernah merasakan manisnya iman 
Kewajiban apa yang harus kita lakukan terhadap Rasulullah ? 
Kita juga perlu bertanya di dalam kehidupan Rasulullah apa hal yang paling beliau utamakan karena cintanya kita kepada Nabi tentunya akan membuat kita mengutamakan apa-apa yang beliau utamakan. Dalam hidupnya nabi mempunyai obsesi yang kuat untuk menyaksikan agar umatnya dalam keimanan dan keselamatan jika itu yang menjadi obsesi nabi atau hal yang dia utamakan, begitulah mestinya kita pun juga memiliki obsesi dan keinginan seperti itu. Artinya kan di masyarakat, mohon maaf ada sebagian saudara-saudara kita yang mereka dengan macam-macam alasan kemudian tidak terlalu mempermasalahkan orang lain itu mau agamanya apa silahkan saja padahal sebenarnya kalau kita meneladani Rasulullah SAW seharusnya kita punya obsesi dalam hati kita melihat orang di sekililing kita agar mereka menjadi orang yang mendapatkan keimanan sehingga selamat. Nabi juga seperti itu. 
Makanya nabi itu kalau baru ketemu dengan seseorang betapa pun orang itu baru dijumpai atau dikenal di dalam segala pendekatan beliau kepada orang itu mesti beliau menyisipkan satu kalimat penuh kasih sayang yang berbunyi aslim taslamyang artinya masuk islam lah engkau wahai saudaraku niscaya engkau akan selamat dunia dan akhirat. Hal tersebut dlakukan kepada orang yang baru dikenal. Ini menandakan bahwa Nabi itu tidak sekedar disimpan dalam hati melainkan di ekspresikan dalam lisannya. Itu luar biasa kalau seandainya kita meniru dan meneladani nabi seperti itu. Namun masyarakat kita dengan segala alasan dikembangkan. Misalnya ada alasan pake ayat lagi yaitu lakum diinukum waliya diini. Padahal ayat tersebut turun bukan berurusan dengan hal dakwah melainkan ibadah. Jadi dalam hal ibadah seorang muslim tidak boleh sekali-kali bersama-sama dengan non muslim beribadah yang sifatnya kombinasi. Gak dibenarkan, itu urusan ibadah. Tapi jangan kemudian ayat itu dijadikan dalil dengan mengatakan ya.... terserah kamu mau agama apa karena itu hak anda. Menurut hemat saya hal tersebut diatas yang sangat penting untuk diteladani dari sososk nabi Muhammad SAW.
Apa buah dari mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW ? 
 shirah nabawilyah (sejarah perjuangan nabi � red) ada peristiwa yag strategis dan signifikan yang perlu dicatat dan perlu kita teladani yaitu peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah. Bahkan menurut pendapat saya semestinya kita sekarang ini harus mengembangkan kebiasaan baru yaitu tidak hanya sibuk memperingati maulud nabi, karena tanggal 12 Rabiul Awal dalam catatan Sirah Nabawiyah tanggal tersebut bukan hanya bertepatan dengan tanggal tibanya Nabi Muhammad SAW dengan sahabat utamanya Abu Bakar Shiddiq ra ke kota Yatsrib yaitu Madinah pada perjalanan proyek raksasa bernama hijrah. Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah memakan waktu berpekan-pekan. Kaum anshar dan muhajirin setiap hari menunggu-nunggu kapan tibanya dan bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal keduanya tiba di Madinah. Saya mengusulkan alangkah lebih baiknya kebiasaan 12 Rabiul Awal lebih utama merayakan hari tibanya nabi berhijrah. Hal tersebut kita lakukan supaya dapat mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah yang amat sangat penting dalam sejarah dakwah Islamiyah ini. Hijrah itu praktis menandai sebuah lembaran baru dan shirah nabawiyah yang mana sebelumnya dakwah itu dikenal periode Makkah yang disertai segala kondisi-kondisi yang khas dengan dakwah periode Madinah segala kodisi-kondisi yang khas yang sangar berbeda pada waktu di Makkah. 
Keadaan di Madinah setelah hijrah menjadi keadaan yang amat sangat luar biasa sangat bagus dibandingkan saat di Makkah. Kalau kita kaitkan dengan realita, sebenarnya kita tengah berada pada periode Makkah. Saya mencatat setidak-tidaknya ada 4 kondisi yang dihadapi oleh generasi awal kaum muslimin pada dahulu kala. Pertama, para sahabat atau orang-orang beriman waktu itu minoritas. Kedua, sudah minoritas, tertindas lagi. Kaum musyrikin menolak dakwah dengan fisik. Ketiga, terbatas ruang gerak menjalankan islamnya sehingga Islam yang tampil waktu di Makkah menitik beratkan pada urusan aqidah yang disembunyikan dalam dada, serta keterbatasan menjalankan ibadah yang harus sembunyi-sembunyi. Keempat, mereka mempunyai pemimpin dalam hal ini Muhammad bin Abdullah, namun beliau dibelenggu hanya menjadi sekedarmoral and spiritual leader. Sebuah keadaan yang sangat berbeda setelah hijrah ke Madinah. Di Madinah kaum muslimin yang asalnya minoritas menjadi mayoritas karena muhajirin dan anshar menjadi komponen mayoritas. Setelah mayoritas kini umat islam merdeka, leluasa menjalankan Islam. Maka Islam yang tampil di Madinah adalah islam yang lengkap denga segala tuntunannya yang meliputi semua aspek kehidupan. Kaum muslimin pun akhirnya memiliki pemimpin yang bukan sekedar sebagai pemimpin spiritual melainkan social, political and militery leader. Jadi, betapa pentingnya peristiwa hijrah itu, karena mempunyai efek islam mencakup semua aspek. Hasilnya kota Yatsrib berubah namanya menjadi madinah al-munawwarah (kota yang bercahaya -red).  betapa dunia jaman sekarang adalah jaman yang sarat dengan fitnah. Yang fitnah itu sudah tidak pandang bulu, mau itu masyarakat mayoritas muslim atau sebaliknya sudah hebat sekali pengaruh dari nilai-nilai kemunkaran. Saya semakin yakin bahwa ini cuma menunjukkan betapa benarnya sabda Rasulullah SAW tentang perjalanan sejarah umat islam yang akan menempuh 5 fase dan kita sekarang berada di fase ke-4 yaitu fase yang paling kelam /fase mulkan jabaniyyan (fase kepemimpinan raja-raja diktator -red). Masa tersebut para pemimpinnya memaksakan kehendaknya. Sikap kita sudah barang tentu tidak ridha dengan kondisi seperti itu. Namun, untuk mencari solusi kita harus menemukan solusi yang mendasar dan menyeluruh. 

Rabu, 11 Mei 2011

Tips Membaca cepat dan tepat

Dimensi Humanis Rasulullah SAW

Terapi Istighfar



“Sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku dua keselamatan bagi umatku. Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka dan Allah tidak akan mengazab mereka sedang (mereka) beristighfar (minta ampun), bila aku (Nabi Saw) pergi (tiada) maka aku tinggalkan bagimu istighfar sampai hari kiamat.” (HR. Tirmidzi) 

Sahabat Pema’af, Istighfar adalah teknik kunci untuk mengosongkan atau membersihkan hati dari limbah yang tidak perlu. Istoghfar adalah mohon ampun kepada Allah dengan sebenar-benarnya. Istighfar itu sangatlah penting, sebab selain akan membersihkan hati dan menjadikan jiwa sebagai Nafsul Muthmainnah, maka beristighfar pun secara otomatis akan mengaktifkan berbagai mutiara hati yang bersemayam di dasar samudera jiwa. “Tidak menjadi dosa besar sebuah dosa bila disertai dengan istighfar dan bukan dosa kecil lagi suatu perbuatan bila dilakukan terus menerus.” (HR. Ath-Thabrani)

Selain itu, mengenai Istighfar ini Rosulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang selalu beristighfar maka Allah akan memberinya kelapangan dalam setiap kesempitannya, dan Allah akan membukakan jalan dari kesusahannya serta Allah akan memberinya rezeki dari yang tidak di sangka-sangka." (HR. Abu Daud & Ibnu Majah)

Menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jika mendapat masalah yang cukup berat, solusinya adalah dengan memperbanyak istighfar. "Jika masalah yang saya hadapi mengalami kebuntuan (sulit menemukan solusinya), saya beristighfar kepada Allah sebanyak seribu kali. Allah pun memberikan saya jalan keluarnya." Itulah pengakuan dari seorang ulama besar yang menjadi guru dari Ibnu Qayyim al-Jauziyah.

Itu sebabnya, di Al-Quran kita disuruh untuk bersegera beristighfar kepada ALLAH. Karena sesungguhnya istighfar itu adalah PINTU hadirnya rahmat dan karunia dari ALLAH SWT.


“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. (Q.S. 3:133-134)”

“Seorang yang berbuat dosa lalu membersihkan diri (wudhu atau mandi), kemudian ia shalat dan memohon pengampunan Allah maka Allah akan mengampuni dosanya. Setelah berkata demikian Rasulullah mengucapkan firman Allah surat Ali Imran ayat 135: "Dan orang-orang yang apabila melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji mereka itu sedang mereka mengetahui."”(HR. Bukhari dan Muslim)

Istighfar adalah salah satu bentuk dzikir atau dzikrullah yang sangat sering dilakukan oleh Rosulullah saw. Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar menghitung dzikir Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam dalam satu kali majelis (pertemuan), beliau mengucapkan 100 kali (istighfar dalam majelis): “Ya Rabb, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat dan Maha Penyayang.” (HR Abu Dawud)

Berapa banyak kita harus beristighfar setiap harinya tidaklah ditentukan oleh Rosulullah saw, tetapi kalau kita perhatikan keterangan di atas sebelumnya maka jika memungkinkan dalam sehari itu kita beristighfar minimal 100 kali dan jika sedang memiliki masalah yang cukup berat maka kita bisa meniru perilaku dari Ibnu Taimiyah yang beristighfar sebanyak 1000 kali. Namun intinya, semakin banyak kita beristighfar atau melakukan dzkir istighfar dengan sepenuh hati maka tentunya akan semakin membantu kita untuk membersihkan jiwa kita dari berbagai limbah dosa yang pernah dan sedang kita lakukan, ”Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS Al-Ahzab ayat 41)

Istighfar ini memang dahsyat, ia mampu menjadi washilah agar kita keluar dari berbagai problema kehidupan kita. Atas kehendakNya, maka Istighfar bisa membantu kita keluar dari berbagai kesempitan hidup yang tengah kita rasakan. Banyak sekali kesempitan hidup yang kini mungkin saja sedang kita rasakan, beberapa diantaranya :
1.    Hidup tidak tenang alias sering gelisah
2.    Waswas
3.    Trauma
4.    Tidak percaya diri
5.    Dikelilingi oleh orang-orang yang menjengkelkan
6.    Grogi ketika berbicara di depan umum
7.    Grogi kalau menjadi imam
8.    Kurang beriman dan sering ragu atas kekuasaan dan pengaturan Allah atasnya
9.    Emosi tidak stabil
10.    Sering dizalimi oleh orang lain bahkan oleh orang yang sama berkali-kali
11.    Musuhan menahun
12.    Pernikahan tidak harmonis
13.    Mudah tergoda oleh pria/wanita lain
14.    Jatuh cinta mendalam pada orang yang tidak pas dan tidak jelas
15.    Sering bermaksiat
16.    Banyak hutang dan sulit melunasinya
17.    Dimusuhi banyak orang dengan alasan yang tidak jelas
18.    Plin-plan alias tidak tegas
19.    Susah memiliki anak atau keturunan
20.    Susah dapat kerja
21.    Susah kaya padahal sudah berusaha dan tawakkal
22.    Susah khusyu sholatnya
23.    Susah dipercayai orang
24.    Berwajah gelap atau aura tertutup
25.    Mudah sakit, seperti mudah masuk angin, maag, asma, migrain, sakit kepala utuh, dan alergi kulit
26.    Rejeki seret dan terasa mampet
27.    Harta yang tidak berkah
28.    Anak sulit diatur
29.    Pasangan tidak mencintai

Mari kita OBATI berbagai kesempitan hidup yang membuat dada ini terasa sempit dan sesak dengan melakukan dzikir ISTIGHFAR dengan tulus dan sepenuh hati. OBATI dengan tOBATi.

Kisah berikut, insya Allah akan membuat Anda semakin yakin bahwa berISTIGHFAR akan membuat Anda keluar dari berbagai permasalahan hidup Anda. Insya Allah.

“Dikisahkan, ketika Rasulullah saw sedang berkumpul dengan sejumlah sahabatnya di masjid, masuklah empat orang laki - laki. Masing - masing datang membawa masalah yang ingin disampaikannya kepada Rasulullah saw. Orang pertama mengeluh karena di daerahnya sudah lama tidak turun hujan. Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah!" Orang kedua mengeluh karena sudah lama menikah, tapi belum juga memperoleh keturunan. Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah" Orang ketiga mengeluhkan kesulitan ekonominya. Rasulullah saw kemudian menasehatinya, "Beristighfarlah!" Orang keempat mengeluhkan tanah pertaniannya yang sudah tidak subur lagi. Lagi - lagi Rasulullah saw menasehatinya, "Beristighfarlah!" Abu Hurairah yang saat itu ada bersama mereka terheran - heran, kemudian ia bertanya, "Ya Rasulullah, mengapa kesulitannya banyak, tetapi obatnya satu?" Beliau kemudian menjawab, "Simaklah firman Allah dalam surah Nuh (71) ayat 10 - 12, 'Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan Hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak - anakmu, dan mengadakan untukmu kebun - kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai – sungai.” (HR Ahmad dan Abu Dawud)

Rosulullah saw mengajarkan kepada kita beristighfar, dan lafadz istighfar itu sangatlah banyak. Mulai dari “Astaghfirullahal ‘Azhim” atau di tambah kalimat “wa atuubu ilaiih” sampai dengan Penghulunya Istighfar atau Rajanya Istighfar.

Mengenai penghulu/raja istighfar ini dijelaskan dari Syaddad Ibnu Aus Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Permohonan ampunan (istighfar) yang paling utama ialah seorang hamba yang membaca “Allahumma Anta Robbii, Laa ilaaha illaa Anta kholaqtanii, wa ana ‘abduka, wa ana ‘alaa ‘ahdika, wawa’dika mas tatho’tu, abuu u laka bin ni’mati, wa abuu u laka bi zambii, faghfirlii, fainnahuu laa yaghfiruz zunuuba illaa Anta.    (artinya = Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tidak ada Tuhan selain Engkau yang telah menciptakan diriku, aku hamba-Mu, aku selalu berada dalam ikatan-Mu dan perjanjian-Mu selama aku mampu, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku perbuat, aku mengaku kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah aku, sebab tiada yang akan mengampuni dos." (H.R. Bukhori)