" My Parent "

Minggu, 14 Agustus 2011


APA & MENGAPA AHMADIYYAH
Oleh: Shiddiq Amien
  1. Ahmadiyyah : Sebuah gerakan atau paham keagamaan yang dipelopori oleh Mirza Gulam Ahmad. (MGA).  Ahmadiyah didirikan pada tanggal 23 Maret 1889 di sebuah kota bernama Ludhiana – Punjab-India.  Ia lahir di Qadian distrik GurdaspurIndia, tgl. 15 Pebruari 1835 dan meninggal 26 Mei 1908.  Tgl. 4 Maret 1889 dia mengaku mendapat wahyu dari Tuhan. Tahun 1891 Dia membuat pengakuan yang menghebohkan sebagai Al-Masih al-Mau’ud.( Al-Masih yang dijanjikan ).
  2. Mirza Gulam Ahmad  lahir di desa Qadian distrik Gurdaspur, India tanggal 15 Pebruari 1835  dari pasangan Ghulam Murtaza dan Chirag. MGA meninggal tanggal 26 Mei 1908 karena terserang penyakit muntaber di WC / kamarnya yang sudah seperti WC,  tak lama setelah mubahalah  dengan Syech Abul Wafa – Pemimpin Jami’ah Ahlul Hadits di India, yang paling gigih menentang ajaran Ahmadiyah. 
  3. Identitas Mirza dijelaskan dalam beberapa buku/majalah Ahmadiyyah :
    1. “ Hazrat Ahmad a.s. lahir pd tgl 13 Pebruari 1835 sesuai dg 14 Syawal 1250 H,  hari Jum’at pada waktu shalat subuh, di rumah Mirza Gulam Murtaza di desa Qadian. Beliau lahir kembar, yakni beserta beliau lahir pula seorang anak perempuan yg tidak berapa lama meninggal dunia. Demikianlah sempurna kabar gaib yg telah ada dalam buku-buku Agama Islam, bahwa Imam Mahdi akan lahir kembar “  ( Bashiruddin M.A , Riwayat Hidup Hazrat Ahmad as, 1966 : 2 )
    2. “ Aku mendengar dari ayahku bahwa kakek-kakekku berdarah Moghol, akan tetapi aku mendapat wahyu dari Tuhan, bahwa kakek-kakekku berdarah Parsi “  ( Mirza Gulam Ahmad, Al-Istifta, hal 75 )
    3. “ Daripada kakek-kakekku, aku ini keturunan Parsi, sedang dari nenek-nenkku aku ini keturunan Fatimah, makabergabunglah pada diriku dua kemuliaan “       ( Mirza Gulam Ahmad, Al-Khutbatul-Ilhamiyyah, hal 87 )
    4. “ Dari pada Tuhanku, telah turun kepadaku, bahwa dari pihak nenek-nenekku, aku ini keturunan Fatimah ahli baitin-nubuwwah. Demi Allah, telah bersatu pada diriku keturunan nabi Ishaq dan keturunan Nabi Ismail “  (Mirza GA, Al-Istifta, hal 75 )
    5. “ Sesungguhnya akulah Al-Mahdi itu, juga Al-Masih Mau’ud, dimana kedudukannya sudah jelas bahwa utk jabatan kedua pangkat ini harus dipegang oleh seorang dari bani Fatimah “   ( Mirza GA, Al-Khutbatul Ilhamiyyah  hal : 46 )
    6. “ Engkau ya Mirza adalah Kreshna, namamu telah dinyanyikan dalam kitab suci Gita “   (  Bashiruddin MA, Ahmadiyyah Movement : 4  )
    7.  Mirza Gulam Ahmad juga mengklaim mempunyai sederet gelar : Fadlan Kabiran ; Imamuz Zaman; Khatamul Aulia ; Muhaddats ( Org yang diajak bercakap-cakap oleh Allah ); Hajar Aswad, yang diciumi manusia utk memperoleh berkahnya; Sang Kresna, raja bangsa Aria; Rahmat Mujassam ;  Sultanul Kalam, raja diraja penulis ; Al-Masih Al-Muhammady, karena al-Masih pertama Al-Masih Al-Israili; dsb ( Abdullah Hasan AlHadar, Ahmadiyyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah , 1980 : 75 )
    8. Buku-buku yang dikarangnya : Barahin-i Ahmadiyyah, merupakan buku pertama yang ditulisnya, ia merencanakan buku tersebut terdiri dari 50 jilid, tapi hanya selesai 5jilid. Dia berkata dalam Mukadimah buku tersebut : “ Pada awalnya saya berjanji untuk menulis 50 jilid. Namun karena selisih antara 5 dan 50 adalah NOL, maka janji saya telah terpenuhi setelah menulis 5 jidil.”  MGA juga menulis banyak buku lain antara lain :  Fath-i Islam, Masih Hindustan Man, Kasyful-Ghita, Tersingkapnya Penutup ), Izala-i Ahwam, Mawahib ar-Rahman ( Pemberian Tuhan ), Haqiqatal-Wahyi , dan Al-Wasiyah.
      5. Berikut saya cuplikan cerita tentang riwayat Nabi Palsu dari India yang saya peroleh darihttp://www.alhafeez.org/rashid/indonesia3.htm :
MGA Mendapatkan pendidikan formal mengenai Quran, Hadits dsb dimulai di rumah dari Molvi Fazl Ilahi . Dia juga kemudian belajar kepada Molvi Fazal Ahmad berbagai mata pelajaran lainnya. Ia juga belajar Tata bahasa Arab kepada  Gul Ali Sah.
1852/53 : Perkawinan pertama dengan Hurmat Bibi alias Phajje di Maan. Melahirkan Dua anak laki-laki yaitu Sultan Ahmad dan Fazal Ahmad. Fazal Ahmad adalah anaknya yang tidak percaya bahwa ayahnya itu nabi ataupun Masih Al-mau’ud, sehingga ketika Fazal mati, MGA tidak mau menyalatkannya.
1857/58 : Pada Perang Kemerdekaan, yang disebut Indian Mutiny (PEMBERONTAKAN INDIA) dua tahun tsb. Untuk membuktikan kesetiaannya kepada Raja Inggris, Ayah Mirza menyumbang 50 tentara berkuda untuk memerangi kaum Muslimin dalam perang Kemerdekaan tersebut. Bahkan Mirza Ghulam Qadir, abang Mirza Ghulam, yang bertugas pada Divisi 46 di Ketentaraan Inggrisd dibawah pimpinan Jendral Nicholson, tercatat membantai banyak pejuang kemerdekaan di dekat Sialkot
1864  : Mirza bekerja menjadi klerk pada pemerintah Inggris. Pengadilan di Sialkot.
1864-68 :  Ikut ujian Hukum tetapi tidak lulus.
1868  : Komisi Parlemen dari Inggris datang untuk mencari cara- cara memadamkan semangat Jihad diantara kaum Muslimin. Mirza mengundurkan diri dari pekerjaannya dan pergi ke Qadian .Dia memperkenalkan diri sebagai Pembahas Islam.
1869  : Laporan Komisi Parlemen tentang ‘Kedatangan Kekaisaran Inggris di India’ diserahkan kepada Parlemen Inggris. Laporan tersebut merekomendasikan diciptakannya Kerasulan seorang Nabi untuk memadamkan Semangat Jihad di kalangan umat Muslim.
1871 : Mirza Ghulam dipilih untuk jabatan’ sebagai Rasul
1884: Mengklaim diri sendiri sebagai Mujaddid/pembaharu Islam. Kawin kedua kalinya dengan Shahjehan Begum anak dari Mir Nasir Nawab, sehingga terlahir 3 anak laki-laki yaitu Mirza Bashiruddin Mehmood (Khalifah ke-2 dan ayah dari Mirza Tahir, Khalifah yang sekarang), Mirza Bashir Ahmad (penulis Seerat-ul-Mahdi) dan Mirza Sharif Ahmad.  Dia mengaku menjadi impoten dalam perkawinannya yang ke-2. Berdo’a kepada Tuhan agar diberi kekuatan sexual. Tuhan memberikan Wahyunya agar ia meracik JAMU ILAHI. Atas perintah ilahi, ia membuat jamu/jampi yang disebut ‘TIRYAQ-e-ILAHI’ agar ‘energy’nya pulih kembali. Bahan utamanya adalah ‘OPIUM’.
1888  MGA diambil sumpah setianya (Peeri-Mureedi) oleh masyarakat.  Dia juga meminta Mohammadi Begum untuk perkawinan ke-3. Dia  mengumumkan bahwa perkawinannya yang ke-3 ini dengan Mohammadi Begum adalah lamaran atas wahyu ilahi dan penolakan dari siapapun akan mengakibatkan konsekuensi tragis pada gadis tersebut, keluarganya, dan orang yang kawin dengan gadis ini.
Mirza Ghulam mengumumkan: “Harus dipahami oleh masyarakat bahwa tidak ada kriteria lain yang lebih baik untuk menyimpulkan kebenaran selain kenabianku.” (Aina-e-Kamalate Islam, Roohani Khazain vol 5 p.288, by Mirza Ghulam) . Mirza mengancam istri pertama beserta anaknya tentang akibat langsung jika tidak mendukung perkawinannya dengan Mohammadi Begum.
1889 MGA mengaku menerima wahyu dari Tuhan.
1891   MGA  mendakwahkan diri sendiri sebagai Al-Masih Al-Mau’ud.  Dia juga mengklaim dirinya sebagai Mariam/Bunda Maria. Dia mengklaim dirinya mengandung karena ditiupkan ruh Isa kedalam dirinya (Jesus). Kemudian mengklaim menjadi Isa setelah 10 bulan dalam kandungan dalam kandungannya sendiri (Maryam’s). Dan mengatakan: “Inilah muasalnya saya adalah Jesus anak Maria.” (Kishtee Nooh, Roohani Khazain vol 19 p. 87-89) .Tahun ini MGA mendirikan Gerakan Ahmadiyyah dalam Islam.
1892   Mohammadi Begum kawin dengan Mirza Sultan Baig. Untuk membalas hal ini, Mirza: o menceraikan istri pertamanya. o memaksa salah seorang anaknya untuk menceraikan istrinya. o membatalkan warisan kepada anak laki-lakinya yang kedua.
[PS Istri pertamanya ada pertalian darah dengan Mohammadi Begum.]
             1898/99 : MGA mengajukan Petisi kepada gubernur Punjab mengingatkan              bahwa: Kakek moyangnya selalu menjadi hamba setia. Ia sendiri adalah BENIH YANG TUMBUH SENDIRI/TERTANAM SECARA MANDIRI/SUKARELA kepada Raja-raja Inggris. Dari sejak kecil sampai sekarang setelah berumur 65 tahun, ia telah melakukan tugas-tugasnya yang penting dengan pena dan lidahnya, untuk mengubah hati ummat Muslim kedalam cinta kasih & niat baik serta simpti kepada Pemerintah Inggris dan melenyapkan konsep Jihad dari sanubari orang-orang Islam yang bodoh itu.
1900  : Mirza membatalkan Jihad. Menamakan para pengikutnya sebagai Ahmadi dan memerintahkan penggunaan identitas tersebut untuk sensus.
25 MEI 1900 Mirza Ghulam mengumumkan bahwa semua orang yang tidak menerimanya sebagai nabi adalah tidak taat pada Allah dan NabiNya dan akan tinggal di neraka
1901:Mirza mengumumkan: “Dasar dari klaim saya bukanlah Hadits tetapi Quran dan Wahyu saya sendiri; untuk mendukungnya kami juga mengutip hadits-hadits yang tidak bertentangan dengan wahyu saya. Sedangkan sisa Hadits lainnya saya buang seperti membuang kertas bekas. (Zamima Nuzoole Maseeh, Roohani Khazain vol 19 p.140)
1904 Mengklaim sebagai dewa Krishna umat Hindu.
1905 Membangun Makam Suci di Qadian. Siapa yang dimakamkan di tempat itu dijamin masuk surga, dengan syarat membeli sertifikat dengan harga sangat mahal.
1906 Mengaku menderita SAKIT JIWA dan kencing terus menerus 100 kali per hari sejak pernyataanya bahwa ia diangkat rasul oleh Allah (1879)
1907  MGA mengadakan duel doa melawan Molvi Sanaullah Amratsari. Mengumumkan doanya di Surat Kabar dimana ia berdoa keada Allah SWT agar para Pembohong itu mati selama > kebenaran masih ada dan kematian para pendusta itu adalah karena sebab Kolera atau Musibah–menurutnya ini adalah tanda kemarahan Illahi. MGA juga  menyatakan bahwa Allah telah menamakannya Muhammad dan Ahmad 26 tahun yang lalu di Braheen-e-Ahmadiyya. (Haqeeqatul Wahi, Roohani Khazain vol 22 p.502) . Dia menyatakan bahwa Allah telah mewahyukan 300,000 tanda-tanda untuk mendukung klaimnya
15 Mei 1907 Menyatakan bahwa surah-surah dlm Al Quranul Karim berikut ini, yang diwahyukan untuk menghormati dan, memuji nabi besar Muhammad SAW, sekarang telah diwahyukan untuk menghormati Mirza:
1.      Surah 7:17
2.      Surah 55:1
3.      Surah 9:33
4.      Surah 53:9
5.      Surah 17:1
6.      Surah 3:31
7.      Surah 48:10
8.      Surah 48:1
9.      Surah 73:15
10.  Surah 107:1
11.  Surah 36:3
(Haqeeqat-ul-Wahi, Roohani Khazain vol 22)
Dia Juga Mengklaim bahwa Allah telah menamakan dirinya sebagai tiap nabi, oleh karenanya ia mengatakan:
“Aku adalah Adam, Aku adalah Noah/Nuh, Aku adalah Abraham/Ibrahim, Aku adalah Isaac/Ishak, Aku adalah Jacob/Ya’kub, Aku adalah Ishmael/Ismail, Aku adalah Musa, Aku adalah Daud, Aku adalah Isa anak Maryam, Aku adalah Muhammad…(SAW).” (Haqeeqatul Wahi, Roohani Khazain vol 22 p. 521)
1908 KEMATIAN: Mirza tiba-tiba terjangkit penyakit kolera Dengan penyesalan yang dalam dan kesedihan ia mengeluarkan kata-kata terakhirnya kepada ayah mertuanya:
“Mir Sahib! Saya kejangkitan kolera”, Ia tak dapat mengeluarkan kata-kata sesudahnya dan meninggal dalam waktu singkat setelah itu. Sementara Mohammadi Begum hidup bahagia dengan suaminya 35 tahun setelah itu. Demikian juga Molvi Sanaullah Amratsari hidup selama 40 tahun setelah kematiannya itu.
  1. Ketika Mirza meninggal, kepemimpinan dipegang  oleh Khalifah pertama Maulwi Nuruddin sampai tahun 1914. Ia jatuh dari kuda dan meninggal dunia. Setelah itu digantikan oleh anak Mirza : Basiruddin Mahmud Ahmad. Konon Dialah yang menegaskan Mirza sebagai Nabi. Sebagian pengikutnya menolak, karena Mirza hanya menerima wahyu dan mengaku sebagai Al-Masih dan al-Mahdi, tidak terang-terangan mengaku nabi. Di bawah pimpinan Kwaja Kamaluddin dan Maulwi Muhammad Ali mereka memisahkan diri dan hijrah ke Lahore ( di Pakistan ).Ahmadiyah terbelah jadi dua : Ahmadiyyah Qadiyan meyakini bahwa Mirza sbg Nabi dan Rasul setelah Nabi Muhammad saw. Dan Ahmadiyyah Lahore  yang hanya meyakini Mirza sebagai “ Mujaddid “ dan “Muhaddatz “ ( yang berbicara langsung dg Allah ).  Pada thn 1947, Ahmadiyyah Qadian mendapat kesulitan ketika India dan Pakistan sama-sama merdeka, Qadian menjadi bagian India, mereka inginnya jadi bagian dari Pakistan, maka pusat kegiatan pindah ke Rabwah di Pakistan. Kini pusat kekhilafahan Ahmadiyyah berada di London – Inggris.
  1. Khalifah-Khalifah Ahmadiyah Qadian :
6.1. Hadhrat Hakim Maulana Nuruddin, Khalifatul Masih I ( 27 Mei 1908-13 Maret 1914)  
6.2. Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmood Ahmad, Khalifatul Masih II ( 14 Maret 1914-7 Nopember 1965 )
6.3. Hadhrat Hafiz Mirza Nasir Ahmad, Khlaifatul Masih III ( 8 Nopember 1965 – 9 Juni 1982 )
6.4. Hadhrat Mirza Tahir Ahmad, Khalifatul Masih IV ( 10 Juni 1982 – 19 April 2003 )
6.5. Hadhrat Mirza Masroor Ahmad, Khalifatul Masih V ( 22 April 2003 – Sekarang )
  1. Ahmadiyyah Qadian masuk ke Indonesia thn 1925 dibawa oleh Rahmat Ali, mula-mula tinggal di Tapaktuan Aceh, kemudian di Padang thn 1930 dan akhirnya di Jakarta. Ahmadiyyah Lahore dibawa ke Indonesia oleh Mirza Wali Ahmad Baig dan Maulana Ahmad th. 1924, pertama kali tinggal di Yogyakarta.   ( Ensiklopedi Islam  1 : 89-92
  1. Jemaat Ahmadiyyah Indonesia (JAI) yang kini berpusat di Bogor terdaftar di Dep.Kehakiman tgl 3 Maret 1953. Dalam Anggaran Dasarnya disebutkan ttg : Nama dan Waktu didirikan : Jemaat Ahmadiyah bagianIndonesia diberi nama Jemaat Ahmadiyah Indonesia dapat tempat kedudukan Jakarta dan dirikan pada tahun 1925 untuk waktu yg tidak tertentu. Maksud : Maksud Jemaat ini ialah menyebarkan Agama Islam menurut Hazrat Masih Mau’ud dan Para Khalifahnya ke seluruh Indonesia, dan membantu Jema’at Ahmadiyah diluarIndonesia dalam hal itu. Sementara Ahmadiyah Lahore di Indonesia dikenal dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia, berpusat di Yogyakarta.
  1.  Pada waktu MUI mengeluarkan fatwa tentang kesesatan Ahmadiyyah (1980) Cabang Ahmadiyah baru 45; tahun 1999 sudah 228 Cabang; dan tahun 2005 bertambah lagi menjadi 305 cabang. Khalifah ke VI Ahmadiyyah ( seperti dimuat Majalah Mingguan  Al-Fadhl International, berbahasa Urdu, Nomer : 7, 13 Juli 200M ) menegaskan bahwa Indonesia pada akhir abad baru ini, akan menjadi Negara Ahmadiyyah terbesar di dunia.
  1. UUD Sementara Pakistan thn 1981: yang ditandatangani Jenderal M.Zia Ul Haq, salah satu diktumnya menyebutkan : “ Seorang yang bukan Muslim berarti seorang yang tidak beragama Islam dan termasuk seorang yang beragama Parsi, juga yang termasuk dalam Kelompok Qadiani atau kelompok Lahore ( yang menamakan diri mereka Ahmadiyah, ataupun memakai nama lain apapun juga ), atau seorang Bahai, dan setiap orang yang termasuk ke dalam suatu kasta yang telah ditentukan
  2. Organisasi Konprensi Islam (OKI)  6-10 April l974 / 14 s/d 18 Rabiul Awal 1394 H dalam Konprensinya di Makkah menyatakan Ahmadiyyah kafir dan di luar  Islam.
  3. Pada tgl 1 Juni 1980 MUI di bawah kepemimpinan Prof. HAMKA, mengeluarkan fatwa tentang sesatnya Ahmadiyyah dan kemudian dikuatkan dalam 11 fatwa hasil Munas MUI ke-7 yg ditutup tgl 29 Juli 2005 di Jakarta.
  4. Keputusan raja-raja Malaysia dalam Musyawarah ke 101, tgl 18 Juni 1975 memutuskan Ahamadiyyah dinyatakan terlarang di seluruh wilayah hokum Malaysia.
  1. Tgl 10 September 2005 MUI Beserta Para Pimpinan Ormas Islam ( a.l. : DDII,Al-Wasliyah, Persis, MDI, ICMI, Perti, SI, Al-Ittihadiyyah, Al-Irsyad, Hidayatullah, DMI, IPHI, PUI, HTI, KISDI, FUI,LPPI, KB PII, BKSPP, GPI< BKMT, KAHMI,dsb ) (Kecuali : NU dan Muhamadiyyah ) mendesak Pemerintah utk melarang Ahmadiyyah di seluruh wilayah hukum RI.
  1. Fatwa MUI tersebut mendapat reaksi keras dari beberapa kalangan, khusunya mereka yang menamakan diri Aliansi Masyarakat Madani (AMM) yang beranggotakan a.l :  Dawam Raharjo, Johan Effendi, Syafii Anwar, Ulil Absar Abdalla,( Koordinator JIL), Pangeran Jatikusuma ( Penghayat Sunda Wiwitan ), Romo Edi (KWI), Pdt. Winata Sairin (PGI), Adnan Buyung Nasution dan Daniel Panjaitan ( YLBHI ). Mereka menuntut agar MUI mencabut fatwa tsb. Bahkan ada yang menuntut MUI dibubarkan. Mereka mengatakan : “ Jangan merasa benar sendiri, Jangan Menhakimi keyakinan org lain, Jangan bertindak sebagai Tuhan “ dsb.
  1. Menjelang akhir tahun 2007 MUI dan ormas2 Islam kembali mendesak pemerintah melalui Kejaksaan Agung utk melarang/membubarkan JAI.  Desakan itupun mendapat perlawanan, bukan hanya dari JAI tapi juga dari Kaum Liberal  : mereka menamakan dirinya  AKKBB :Indonesian Conference on Raligion and Peaece, Interfidei, Jaringan Kelompok Antar Iman se Indonesia, Wahid Institute, JIL, dsb.Mereka menyatakan a.l : Negara tidak tunduk pada fatwa, Negara trunduk pd Konstitusi; Kejagung jangan lemah, Bangkitlah, Tegakkan Konstitusi :  Statemen Syafii Maarif mereka usung : Polisi Jangan Tunduk pada Preman Berjubah. Dsb.
  2. Dalam rakor Pakem Kejagung, MUI/Ormas tdk dilibatkan. Yang keluar bukan pelarangan Ahmadiyah,melainkan : Statemen PB JAI ttg pokok2 Keyakinan dan Kemasyarakatan JAI.  Terdiri dari 12 butir:
1)      Kami Jemaat Ahmadiyah sejak semula meyakini dan mengucapkan dua kalimah syahadat sebagimana yang diajarkan nabi Muhammad  Rasulullah saw, yaitu : Asyahadu an la ilaha ilallaha wa Asyhadu anna muhammadar Rasulullah.
2)      SEjak semula kami warga Jemaat Ahmadiyah meyakini bahwa Muhammad adalah khatamun Nabiyyin ( nabi penutup )
3)      Di antara keyakinan  kami  bahwa Hadhrat Mirza Gulam Ahmad  adalah seorang guru, mursyid,pembawa kabar gembira dan peringatan, serta pengemban mubasyirat, pendiri dan pemimpin jemaat Ahmadiyah yg bertugas memperkuat dakwah dan syi’ar Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw.
4)      Dst.
  1. Banyak orang tertipu dengan kebohongan JAI. Dalam statemen tersebut. Mereka mengklaim syahadatnya sama, tapi harus diingat bahwa  yang dimaksud Muhammad dalam syahadat kedua mereka adalah MGA.  Dlm buku Hadhrat MGA (Imam Mahdi, Masih Mau’ud as ) Memperbaiki suatu Kesalahan, JAI Cabang Bandung, 1993 hal 3-8 : … yang sebenarnya adalah bhw itu wahyu suci dari Allah swt yg diwahyukan kepadaku  di dalamnya mengandung kata-kata rasul, mursal dan nabi bukan hanya sekali atau dua kali, malah beratus-ratus kali digunakan…(hal.3)…… Sebagian dari wahyu2 Allah swt itu yg sudah tersiar dlm kitab Barahin Ahmadiyah, (hal 498)  ialah sbb :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ – (الصف : 9) 
(“Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama) QS. As-Shaf:6.
“Di dalam wahyu ini nyata benar, bahwa aku dipanggil dengan nama Rasul...” (hal.4)
“..Lagi pula dalam kitab ini di dekat wahyu itu ada pula wahyu Allah ta’ala : 
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ-( الفتح : 29      
(Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, )
Dalam wahyu ini Allah swt menyebutkan namaku Muhammad dan Rasul (hal.5) juga di Kitab Tadzkirah : 97. 
“... Dan 20 tahun yang lalu, sebagi tersebut dalam kitab Barahin Ahmadiyah Allah ta’ala sudah memberikan nama Muhammad dan Ahmad kepadaku, dan menyatakan aku wujud beliau juga. “ (hal. 16-17)
  1. Dalam point 3  dari 12 point pernyataan petinggi JAI dinyatakan bahwa diantarkeyakinan kami ( Berarti ada keyakinan yang mereka sembunyikan, yakni MGA sbg nabi ) ini bisa dilihat jelas dari antara  peran MGA yg disebut sebagai pembawa berita gembira dan peringatan, itu menunjukkan klaim mereka bahwa MGA adalahnabi/rasul. Sebagaimana Allah telah menjelaskan fungsi seorang nabi/rasul itu adalah :   
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا  - الاسراء : 105
           Demikian juga dalam QS. Al-Furqan : 56
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا  
  1. JAI menilai orang di luar kelompoknya itu kafir , ini bias dilihat dari pernyataan :         “ Bahwa semua orang Islam harus percaya pada nabi Mirza Ghulam Ahmad; kalau tidak, berarti mereka tidak mengikuti ajaran-ajaran al-Qur’an.Dan siapa-siapa yang tidak mengikuti al-Qur’an, maka ia bukan muslim. Dan barangsiapa yang mengingkari seorang nabi, menurut istilah agama Islam disebut kafir ! “  ( Syafi R Batuah, Ahmadiyyah Apa dan Mengapa, 1968 : 41 )
  1. Di antara penyimpangan/kesesatan utama Ahmadiyyah  :
a) Meyakini bahwa MGA adalah nabi sesudah Nabi Muhammad saw, dengan mengklaim bahwa bunyi QS. As-Shaf : 6 itu untuk dirinya: 
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَابَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ – الصف : 6
“ Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".(  QS. As-Shaf : 6 )
“ Jika orang benar-benar meneliti maksud al-Qur’an itu ( surah 61:6 ) maka akan mengetahui, bahwa yang dimaksud dengan nama AHMAD bukanlah nabi Muhammad saw, tapi seorang RASUL yang diturunkan Allah swt pada akhir zaman sekarang ini. Bagi kami ialah : Hazrat AHMAD Al-Qadiani “  ( Suara Ansharullah, Majalah Ahmadiyyah no.3 dan 4, Juli 1955 hal 18 )
Padahal “ Ahmad” dalam ayat tersebut adalah “ Muhammad saw. Ini dijelaskan dalam hadits : 
عن جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَنَا مُحَمَّدٌ وَأَنَا أَحْمَدُ وَأَنَا الْمَاحِي الَّذِي يُمْحَى بِيَ الْكُفْرُ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى عَقِبِي وَأَنَا الْعَاقِبُ وَالْعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ نَبِيٌّ – ر البخاري و مسلم
Dari Juber bin Muth’im ra berkata, bersabda Rasulullah saw. : “ Aku punya lima nama, Aku adalah : Muhammad dan Ahmad, Aku  Al-Mahi, yang Allah menghapus dengan                          (kedatanganku) kekufuran, aku Al-Hasyir, yang manusia dikumpulkan di bawah kakiku, Aku adalah Al-‘Aqib ( penutup ) yang tidak ada sesudahnya nabi. “ ( HR. Al-Bukhari dan Muslim)
           b) Mereka juga menafsirkan “ Khataman Nabiyyin “ dalam QS. Al- Ahzab : 40 :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا- الاحزاب : 40 
 “ Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. “ (  QS. Al-Ahzab : 40 )
Bukan dalam arti “ Penutup Para Nabi “ , tapi diartikan  “ Cincin, atau cap atau stempel “ ini bisa dilihat dari  dua data berikut :
“ Kalimat “ Khatam “ dapat dibaca  “ Khatim “ yg berarti hiasan bagi sang pemakainya. Apabila diartikan demikian, maka Rasulullah saw.  itu bagaikan hiasan indah bagi nabi-nabi. Dalam Fathul Bayan juga dikatakan, bahwa Nabi Muhammad saw adalah bagaikan hiasan cincin yg dipakai oleh para nabi, karena beliau nabi termulia. “  ( Saleh A. Nahdi, Selayang Pandang Ahmadiyyah, hal 34 )
“ Jadi perkataan  ‘ khataman nabiyyin’ berarti cap atau stempel dari pada nabi-nabi. Yakni Nabi Muhammad saw ialah kebagusan dari pada segala nabi-nabi “ (Bashiruddin MA, Jasa Imam Mahdi a.s. terjemah Malik Ahmad Khan ).
Padahal soal kenabian dan kerasulan sudah ditutup oleh kenabian dan kerasulan Muhammad saw. Ini ditegaskan  oleh Rasulullah saw :
عن أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الرِّسَالَةَ وَالنُّبُوَّةَ قَدْ انْقَطَعَتْ فَلَا رَسُولَ بَعْدِي وَلَا نَبِيَّ – ر احمد و الترمدي
Sesungguhnya kerasulan dan kenabian telah terhenti, tidak ada lagi rasul dan nabi sesudahku.(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
وَإِنَّ اللَّهَ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلَّا حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ وَأَنَا آخِرُ الْأَنْبِيَاءِ وَأَنْتُمْ آخِرُ الْأُمَمِ وَهُوَ خَارِجٌ فِيكُمْ لَا مَحَالَةَ .....إِنَّهُ يَبْدَأُ فَيَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ وَلَا نَبِيَّ بَعْدِي  - ر ابن ماجه
“ Sesungguhnya Allah tidak mengutus seorang nabipun kecuali nabi itu mengingatkan kepada umatnya akan ( bahaya ) dajjal, Aku adalah nabi terakhir dan kalian adalah umat terakhir. Dajjal itu akan datang kepada kalian pasti, Omongan pertamanya ( dia mengaku ) : “ Aku adalah nabi “, Padahal tidak ada nabi sesudahku. “(  HR. Ibnu Majah. Dari Abi Umamah Al-Bahili ra )
c)      Mereka mempunyai Kitab Suci  Bernama “ Tadzkirah “di dalamnya a.l. disebutkan :
انا انزلناه فى ليلة القدر  القدر : 1 ), انا انزلناه للمسيح الموعود – تذكرة : 519
انا انزلناه قريبا من القاديان, وبالحق انزلناه وبالحق نزل ( الاسراء : 105 ) ,  صدق الله ورسوله , وكان امر الله مفعولا ( النساء: 46) , الحمد لله الذي جعلك المسيح ابن مريم – تذكرة : 637
“Sesungguhnya Aku menurunkannya ( Tadzkirah ) pada lailatul qadar, Aku turunkan kitab itu kepada al-Masil Al-Mau’ud  ( hal : 519 ) Sesungguhnya Aku menurunkannya dekat Qadian, dengan membawa kebenaran aku turunkan dengan sebenar-benar turun, Maha benar Allah dan rasul-Nya, Sesungguhnya ketetapan Allah akan berlaku, Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan engkau sebagai Al-Masih Ibnu Maryam “  Tadzkirah : 637
Dari beberapa ayat di atas saja nampak ayat-ayat “ Bajakan “ dari Al-Qur’an. Kepada siapa yang tidak beriman kepadanya dinilai telah sesat sesesatnya.  Ini bias dilihat dari pernyataan MGA :
“ Maka barangsiapa yang tidak percaya kepada wahyu yg diterima Imam yang dijanjikan        ( Mirza Gulam Ahmad ) , maka sesungguhnya ia telah sesat, sesesat-sesatnya, dan ia akan mati dalam kematian jahiliyyah, dan ia mengutamakan keraguan atas keyakinan. “  ( Mirza Gulam Ahmad, Mawahib ar-Rahman, hal : 38 )
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ – ابرهيم : 4
“ Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Dia-lah Tuhan Yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. “ QS. Ibrahim : 4
d)      Ahmadiyyah mempunyai  Kota Suci : Qadian dan Rabwah
“ Haji ke Mekkah tanpa haji ke Qadian adalah haji yang kering dan kasar “ ( Haqiqatal Wahyi : 20   )  
21.  Tanggal 16 April 2008 Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) menyatakan bahwa JAI sebagai kelompok sesat dan merekomendasikan perlunya diberi  peringatan keras  lewat suatu keputusan bersama : menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa Agung sesuai denganUUNo.1/PNPS/1965  agar Ahmadiyah menghentikan segala aktifitasnya.
22.  Menurut Kepala Badan Litbang Departemen Agama, Atho Mudzhar, yang juga Ketua Tim Pemantau, selama tiga bulan Bakorpakem memantau 55 komunitas Ahmadiyah di 33 kabupaten, dimana 35 angota Tim Pemantau telah bertemu dengan 277 warga Ahmadiyah, ternyata ajaran Ahmadiyah tetap menyimpang. Di seluruh cabangnya, MGA tetap diyakini sebagai nabi setelah Nabi Muhammad saw. Mereka juga meyakini bahwa kitrab Tadzkirah adalah kumpulan wahyu yang diterima MGA.
23.  Pada tanggal  9 Juni 2008  SKB 3 menteri tetang Ahmadiyah diumumkan oleh Menteri Agama, yang menyatakan : 
Kep utusan Bersama Menag, Mendagri, Jaksa Agung tentang Peringatan dan Perintah kepada Penganut, Anggota dan/atau anggota anggota pengurus Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) dan Warga Masyarakat (nomor: 3 Tahun 2008, nomor: KEP-033/A/JA/6/2008, nomor: 199 Tahun 2008)

Kesatu:
Memberi peringatan dan memerintahkan kepada warga masyarakat untuk tidak menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum melakukan penafsiran tentang suatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan keagamaan dari agama itu yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.

Kedua:
Memberi peringatan dan memerintahkan kepada penganut, anggota dan/atau anggota pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), sepanjang mengaku beragama Islam, untuk menghentikan penyebaran penafsiran dan kegiatan yang menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu.

Sabtu, 13 Agustus 2011


Wali Songo

Dalam sejarah masuknya Islam  ke Nusantara, Wali Songo adalah perintis dakwah Islam di Indonesia, khususnya di Jawa, yang dipelopori Syeikh Maulana Malik Ibrahim (Syis, 1984; Sunyoto, 1991; Drewes, 2002). Wali Songo adalah pelopor dan pemimpin dakwah Islam yang berhasil merekrut murid-murid untuk menjalankan dakwah Islam ke seluruh Nusantara sejak abad ke-15.
Wali Songo terdiri dari sembilan wali; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Giri, Sunan Kudus, Sunan Drajat, Sunan Muria, Sunan Gunung Jati, dan Sunan Kali Jaga.
Perkataan wali sendiri berasal dari bahasa Arab. Wala atau waliya yang berarti qaraba yaitu dekat, yang berperan melanjutkan misi kenabian (Nasution, 1992; Saksono, 1995. Dalam Al-Qur’an istilah ini dipakai dengan pengertian kerabat, teman atau pelindung. Al-Qur’an menjelaskan: “Allah pelindung (waliyu) orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang kafir, pelidung-pelindung (auliya) mereka ialah syetan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal didalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 257)
Selanjutnya, kata songo menunjukkan angka hitungan Jawa yang berarti sembilan, angka bilangan magis Jawa yang diambil dari kata ja yang memiliki nilai  dan wa yang bernilai enam (simuh, 1986). Namun demikian, ada juga yang berpendapat bahwa kata songo berasal dari kata sana yang diambil dari dari bahasa Arab, tsana (mulia) sepadan dengan mahmud (terpuji), sehingga pengucapan yang benar adalah Wali Sana, yang berarti wali-wali terpuji (Adnan, 1952). Pendapat ini didukung oleh sebuah kitab yang meriwayatkan kehidupan dan hal ihwal para wali di Jawa yang dikarang oleh Sunan Giri II (Imron arifin, 2002).
Strata sosial kultural masyarakat Jawa sebelum kehadiran Wali Songo sangat dipengaruhi oleh kehidupan animispanteistik yang dikendalikan oleh para pendeta, guru ajar, biksu, wiku, resi, dan empu. Mereka dianggap mempunyai kemampuan mistis dan kharismatik (Thrupp, 1984). Kedudukan vital mereka diambil alih para wali dengan tetap berfokus pada kehidupan mistis religius (Stuuerheim, 1977). Era Wali Songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Peranan Mereka dalam mendirikan kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut di bandingkan yang lain.


Rabu, 10 Agustus 2011

Gerakan Sholat Lenturkan Saraf Tubuh..
 Kalau saja pesan salat bisa kita terapkan dalam pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, tentu hasil kinerjanya akan optimal dan berkualitas. Dampak positif lain dari salat juga mendatangkan kesehatan.
 Jika kita perhatikan dan rasakan dalam gerakan-gerakan salat, dari mulai takbir mengangkat kedua tangan, ruku, sujud, duduk dan gerakan lainnya,  jaringan saraf tubuh akan tetap lentur dan rileks.
Dari banyak penelitian, sujud misalnya mampu membebaskan otak saraf dari kegelisahan, rasa resah dan tekanan kejiwaan. Kepasrahan yang dilakukan orang yang sujud membuat otak dan saraf menjadi tenang dan terasa kosong. Seorang yang salat telah berbagi keresahan dan kegelisahan hidupnya kepada Tuhannya sehingga akan terasa ringan.\Dengan ucapan dan gerakan salat kita dapat menyatukan antara hati pikiran dan gerak untuk mencapai khusyuk. Mengapa tahajud pada waktu malam sangat ditekankan?  Karena dalam keheningan malam itu kita akan merasakan kedekatan dengan Tuhan.
Setiap gerakan salat adalah bahasa ritual, sejak dari mengangkat tangan, membungkukkan badan, sampai menundukkan kepala ke tanah. Semuanya itu, kalau saja dihayati dengan mendalam,  jauh lebih ekspresif ketimbang ucapan seribu kata.
Ketika seorang muslim bersujud dengan khusyuk menundukkan kepala dan menempelkan dahinya ke tanah, maka rangkaian kata-kata tidak cukup untuk mengungkapkan perasaan hatinya ketika bersimpuh menghadap Tuhan.
 Dengan demikian seseorang yang salat dengan tertib dan khusyuk akan mampu membuat dirinya dalam keyakinan tinggi untuk menjalani hidup serta kepasrahan tulus atas semua ketentuan Tuhan. Hidup akan tetap optimistis karena selalu dekat dengan Tuhan.


Siapa yang boleh membayar dan menerima Fidyah

Terhadap orang tua renta atau seseorang yang mengalami kepayahan yang sangat sehingga tidak lagi sanggup berpuasa, seperti : seorang yang sakit parah yang tidak lagi diharapkan kesembuhannya maka dibolehkan untuk tidak berpuasa namun diwajibkan atas mereka mengeluarkan fidyah yaitu memberikan makan satu orang miskin setiap harinya, sebagaimana disebutkan Allah swt didalam firman-Nya :
وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ
Artinya : “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.” (QS. AL Baqarah : 184)
Tentang ayat ini Imam Bukhari meriwayatkan dari Atha dia mendengar Ibnu Abbas membaca ayat; "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin, "(QS. Albaqarah 184), Ibnu Abbas berkata; Ayat ini tidak dimanshukh, namun ayat ini hanya untuk orang yang sudah sangat tua dan nenek tua, yang tidak mampu menjalankannya, maka hendaklah mereka memberi makan setiap hari kepada orang miskin.'
Ibnu Katsir didalam tafsirnya juga menyebutkan bahwa Abu Bakar bin Abi Syaibah berkata : Abdurahman telah bercerita kepada kami dari Asy’ats bin Suwar dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata bahwa ayat “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membaayar fidyah (yaitu) memberi makan seorang miskin.” Adalah terhadap seorang tua renta yang tidak sanggup berpuasa lalu mengalami kepayahan maka dia mendapatkan rukhshah (keringanan) untuk memberikan makan setiap harinya seorang miskin. (Tafsir al Qur’an al Azhim juz I hal 500)
Dari ayat dan penjelasan diatas dapat difahami bahwa fidyah tersebut diberikan kepada orang-orang miskin. Diwajibkan bagi mereka yang terkena kewajiban fidyah untuk memberikan makan satu orang miskin setiap harinya.
Dan tidak ada persyaratan bahwa orang miskin yang diberikan kepadanya fidyah haruslah sudah mencapai usia baligh. Fidyah bisa diberikan kepada anak-anak kecil yang miskin meskipun terjadi perbedaan dikalangan para ulama terhadap anak yang masih menyusui.
Fidyah bisa pula diberikan kepada karib kerabatnya yang miskin selama nafkah mereka tidak menjadi tanggungannya.
Wallahu A’lam

Senin, 08 Agustus 2011


Salah Satu Sebab Ketidaksabaran

Salah Satu Sebab Ketidaksabaran
Kesabaran itu susah. Menjalani takdir yang diberi; berusaha terus melaju dengan apa yang ada, tanpa pernah putus asa, bukan suatu hal yang mudah.

Kesabaran bukan hanya kita praktekkan ketika menerima musibah, tapi juga harus bisa kita usahakan dalam bentuk yang aktif. 

Secara umum, kesabaran itu terdiri dari tiga jenis:
(1) Kesabaran ketika ditimpa musibah, (2) Kesabaran agar bisa terus menjalankan kebaikan, dan
(3) Kesabaran untuk bisa menghindari diri dari keburukan.

Orang-orang yang bersabar harus mampu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan yang dilarang, dan harus juga bisa mengarahkan dirinya agar bisa terus berada di koridor kebaikan sebagaimana telah diperintahkan.

Penyebab ketidaksabaran

Dari dialog antara Nabi Musa AS dan Khidhr, kita bisa mengetahui salah satu penyebab kita tidak sabar. Kisah perjalanan mereka berdua bisa kita lihat di surat Al-Kahfi. Salah satu potongan perkataan Khidhr kepada Nabi Musa AS yaitu:

"Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (QS. Al-Kahfi: 68)

Jika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, terbentur kondisi realita tidak sesuai pengharapan/usaha, terkadang bisa menyebabkan ketidaksabaran. Akhirnya mempertanyakan keputusan Tuhan. Nnaudzubillah.

Maha Suci Allah dengan segala Kesempurnaan-Nya

Kita lupa bahwa Allah memiliki sifat Al `Adl (maha adil), Al `Aliim (maha mengetahui/memiliki ilmu), Al Hakiim (maha bijaksana), juga Ar Rahman (Maha Pengasih) dan Ar Rahiim (Maha Penyayang).

Lupa seakan-akan tidak ada kekuasaan Ilahi yang mengawasi kita, yang maha memelihara dan menjaga.

Kita merasa yakin bahwa apa yang kita rencanakan, inginkan, usahakan, merupakan satu-satunya hal yang terbaik bagi diri kita di dunia dan akhirat. Padahal dengan keterbatasan ilmu yang kita miliki, hal ini belum tentu 100 persen benar.

Bisa jadi Allah menetapkan suatu hal yang jauh lebih baik di balik kegagalan kita, mengatur skenario yang lebih indah dari apa yang telah kita sangka, menjaga dan mengarahkan diri kita dari keterpurukan di dunia dan kerugian di akhirat –karena sekali lagi, Allah maha mengetahui dan janganlah ragu, karena Dia juga maha penyayang terhadap hamba-hamba-Nya.

Yang perlu kita lakukan cukuplah sederhana, bersyukur ketika diberi nikmat, dan bersabar ketika diuji. Bersabarnya bukan hanya pasif, tapi juga aktif, terus mencari jalan keluar lainnya, terus mencari solusi, berusaha lagi tanpa pernah mengenal putus asa.
Penulis adalah sahabat Republika Online yang berumah maya di http://genkeis.multiply.com
Sumber: republika.co.id


Ramadhan Bulan Penuh Keberkahan

Sungguh merupakan sebuah kenikmatan yang sangat luar biasa karena hari ini kita memasuki awal Ramadhan 1432 H. Bulan yang penuh dengan keberkahan, ampunan, rahmat, dan kasih sayang Allah SWT. Di bulan ini, Allah SWT mewajibkan kepada seluruh orang yang beriman untuk melaksanakan ibadah shaum, sebagaimana firman-Nya dalam QS al-Baqarah [2] ayat 183: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Di bulan ini pula, Allah SWT menurunkan Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia, dan terutama bagi orang-orang yang bertakwa, yaitu orang-orang yang hidupnya ingin meraih kebahagiaan dan kesuksesan yang hakiki, baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Allah SWT berfirman dalam QS al-Baqarah [2] ayat 185: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)."

Pun, di bulan ini, dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan diikat serta dirantai setan-setan (sehingga sulit menggoda dan mengganggu orang yang berpuasa). Di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Akan tetapi, barang siapa yang terhalang mendapatkan kebaikan di bulan ini, maka sungguh merugilah ia. (HR Imam Ahmad dari Abu Hurairah).

Disebut dengan bulan penuh berkah karena terdapat banyak keutamaan dan keistimewaan di dalamnya. Allah berjanji akan mengampuni dosa-dosa orang yang bersalah bila mereka segera bertobat dan memohon ampunan Allah. Allah akan mengabulkan segala permohonan, bilamana hamba-hamba-Nya mau meminta dan berdoa kepada Allah. Selain itu, Allah juga akan melipatgandakan nilai ibadah hamba-Nya pada bulan Ramadhan ini. Bahkan, ibadah sunah bernilai wajib pada bulan Ramadhan ini. (HR Ibnu Khuzaimah).

Itulah beberapa keutamaan dan keistimewaan bulan suci Ramadhan. Dan, kerugianlah bagi orang-orang yang tidak mendapat apa-apa selama bulan Ramadhan. "Berapa banyak orang yang berpuasa, namun mereka tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, kecuali hanya sekadar lapar dan haus." (Shahih al-Jami\', jilid III/174).

Oleh karena itu, mari kita masuki bulan Ramadhan ini dengan penuh sukacita karena ingin meraih keberkahan dan keutamaan dari Allah SWT. Mari kita bulatkan tekad dan niat untuk melaksanakan ibadah shaum dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. "Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan penuh pengharapan serta ketulusan, niscaya Allah akan mengampuni segala dosa-dosanya yang telah lalu." (Muttafaqun \'alaih).

Shaum bagi orang yang beriman bukanlah semata-mata menahan diri untuk tidak makan dan minum pada siang hari. Akan tetapi, lebih jauh dari itu, menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan, tindakan, dan ucapan yang tidak ada manfaatnya sehingga kita akan menjadi orang yang produktif dan aktif dalam menebarkan kebaikan di tengah-tengah kehidupan kita.

Selamat menunaikan ibadah shaum, semoga keberkahan akan terlimpah dan tercurah kepada kita semuanya. Wallahu a\'lam bi ash-shawab.