" My Parent "

Sabtu, 21 Mei 2011

Kemajuan Peradaban

Umat Islam di Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.  
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.
1. Kemajuan Intelektual
Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
a. Filsafat
Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy, sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun 1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
b. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara perempuan al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita.
Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.
c. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.
d. Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
e. Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan al-Ghamathi. Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-'Iqd al-Farid karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam, Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik
Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air). Pengaturan hydrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang dinamakan naurah (Spanyol: Noria). Disamping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun dan taman-taman.
Industri, disamping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi Spanyol Islam. Diantaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman, dan taman-taman. Diantara pembangunan yang megah adalah masjid Cordova, kota al-Zahra, Istana Ja'fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana al-Makmun, masjid Seville, dan istana al-Hamra di Granada.
a. Cordova
a. Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu. Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri istana-istana yang megah yang semakin mempercantik pemandangan, setiap istana dan taman diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik. Diantara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut ibn al-Dala'i, terdapat 491 masjid di sana. Disamping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri perkampungan-perkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.
b. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana al-Zahra, istana al-Gazar, menara Girilda dan lain-lain.
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir.
Keberhasilan politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976).
Toleransi beragama ditegakkan oleh para penguasa terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam di Spanyol. Untuk orang-orang Kristen, sebagaimana juga orang-orang Yahudi, disediakan hakim khusus yang menangani masalah sesuai dengan ajaran agama mereka masing-masing.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk, terdiri dari berbagai komunitas, baik agama maupun bangsa. Dengan ditegakkannya toleransi beragama, komunitas-komunitas itu dapat bekerja sama dan menyumbangkan kelebihannya masing masing.
Meskipun ada persaingan yang sengit antara Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol, hubungan budaya dari Timur dan Barat tidak selalu berupa peperangan. Sejak abad ke-11 M dan seterusnya, banyak sarjana mengadakan perjalanan dari ujung barat wilayah Islam ke ujung timur, sambil membawa buku-buku dan gagasan-gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun umat Islam terpecah dalam beberapa kesatuan politik, terdapat apa yang disebut kesatuan budaya dunia Islam.
Perpecahan politik pada masa Muluk al- Thawa'if dan sesudahnya tidak menyebabkan mundurnya peradaban. Masa itu, bahkan merupakan puncak kemajuan ilmu pengetahuan, kesenian, dan kebudayaan Spanyol Islam. Setiap dinasti (raja) di Malaga, Toledo, Sevilla, Granada, dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova. Kalau sebelumnya Cordova merupakan satu-satunya pusat ilmu dan peradaban Islam di Spanyol, Muluk al Thawa'if berhasil mendirikan pusat-pusat peradaban baru yang diantaranya justru lebih maju.

Jumat, 20 Mei 2011

Hadits Pilihan
"Demi yang jiwa Muhammad dalam genggaman-Nya. Tiada tiba kiamat melainkan telah merata dan merajalela dengan terang-terangan segala perbuatan mesum dan keji, pemutusan hubungan kekeluargaan, beretika (berakhlak) buruk dengan tetangga, orang yang jujur (amanat) dituduh berkhianat, dan orang yang khianat diberi amanat (dipercaya). "
HR. HR. Al Hakim

Tips Sahur Dan Ifthar

 Tips Sahur
  1. Awali santap sahur dengan berdoa. Pilih lebih banyak makanan berserat agar racun dalam tubuh bisa ternetralisir, sel-sel dalam tubuh menjadi sehat, dan radikal bebas didalam tubuh bisa dikurangi.
  2. Jangan makan sahur dengan hidangan berlemak, banyak diolah dengan minyak, atau banyak mengandung gula. Sebab hidangan atau minuman yang banyak mengandung lemak dan gula itu merupakan penghasil utama radikal bebas. Maka, untuk minumanpun lebih baik memilih air putih atau teh tawar. Sangat dianjurkan minum 3-4 gelas pada saat bersahur.
  3. Contoh makanan yang aman dikonsumsi saat sahur adalah : nasi putih, oats, roti, buah-buahan/ kurma, ikan, ayam tanpa lemak, daging has dalam, telur dan makanan laut. Hidangan-hidangan itu mengandung cukup karbohidrat dan protein, agar cadangan energi (glikogen) didalam tubuh kita mencukupi. Sehingga, pada saat berpuasa, tubuh kita tidak akan menjadi lemah.
 Tips Ifthar
  1. Segerakan berbuka dengan minum air putih atau jus buah tanpa gula, setelah berdoa terlebih dahulu. Jangan pernah berbuka dengan air es atau soft drink. Kebiasaan pertama malah menekan rasa lapar, kebiasaan kedua bisa merusak pencernaan dan memicu penyakit perut semisal maag.
  2. Dirikan shalat maghrib dan shalat sunat awwabin, setelah menyantap 1-2 biji buah kurma, karena hal tersebut disunahkan.
  3. Menu berbuka yang dianjurkan terdiri dari : daging, ikan, telur, sayur-mayur dan kacang merah. Tips untuk menghemat waktu persiapan berbuka, buatlah menu sepinggan (one-dish-meal) yang menyehatkan, seperti : nasi goreng, mi goreng, makaroni panggang, dengan protein dan serat yang cukup. Patut diingat, mengganti nasi dengan sumber karbohidrat lain hanya boleh dilakukan sekali dalam seminggu.
  4. Jangan makan dan minum terlampau banyak pada saat berbuka puasa. Kerja lambung yang sudah dibiarkan beristirahat sekitar 12 jam, akan menjadi terlampau berat.
  5. Batasi konsumsi makanan ataupun minuman olahan. Jenis minuman atau makanan olahan ini akan lama dicerna oleh tubuh. Proses pencernaan yang lama menghabiskan banyak energi, sehingga tidak tersisa cukup banyak energi untuk disimpan sebagai glikogen dalam tubuh kita.
  6. Selepas shalat tarawih, boleh saja menyantap 1-2 potong kue, buah-buahan atau minum jus buah segar dengan sedikit pemanis.
Hadits Pilihan
"Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw.: Pekerjaan manakah yang paling utama? Beliau menjawab: Salat pada waktunya. Aku bertanya lagi, Kemudian apa? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kembali aku bertanya: Kemudian apa? Beliau menjawab: Berjuang di jalan Allah. Aku tidak bertanya lagi kepada beliau untuk menjaga perasaan beliau"
HR. Abdullah bin Masud ra

Pembahasan Ibadah-ibadah


Shalat dengan Hati Khusyu
Apabila fajar sidiq telah terbit, maka bersegeralah melaksanakan Shalat Fajar, lalu fardlu Shubuh dengan hati yang khusyu. Pahamilah makna setiap bacaan tersebut. Dirikanlah shalat dengan sempurna sesuai dengan sunah Nabi SAW, kaifiyah dan adab-adabnya. Yang sangat penting adalah dengan khusyu.
Para ulama berbeda pendapat tentang pengertian khusyu, ada pendapat yang menyebutkan, bahwa khusyu dalam shalat dapat diperoleh dengan memejamkan mata, merendahkan suara dan tidak menoleh ke kiri dan ke kanan. Pendapat lain mengatakan, apabila shalat telah dimulai hendaklah tidak memperdulikan sekelilingnya, atau merasa tidak ada orang di kanan atau kirinya. Pendapat yang paling tepat adalah yang mengatakan bahwa khusyu adalah berkumpulnya perasaan takut dan merasa kuatir berpaling dari keadaan yang bukan shalat. Sebab khusyu adalah perbuatan badan dan hati.
Oleh sebab itu kekhusyuan itu akan diperoleh dengan hadirnya hati ketika shalat, pikiran yang terkonsentrasi secara penuh. Orang yang sedang shalat harus merasakan bahwa Allah selalu berada di hadapannya, menilai seluruh perbuatan dan ucapannya, dan mengetahui semua yang nampak dan dirahasiakan.
Hadirnya hati orang yang shalat di hadapan Allah menunjukkan keberadaanya dan penyerahannya sepenuh hati dan jiwa. Sehingga saat itu tinggallah dirinya sendiri di hadapan Dzat Yang Maha Mengetahui. Itulah cara shalat yang sebenarnya. Allah SWT selalu hadir serta menyirami orang yang shalat dengan rahmat-Nya disaat ia mengerjakannya dengan khusyu.
Hudlur
Dalam melaksanakan semua shalat wajib atau sunat, hendaklah diusahakan agar terjadinya hudlur(hadirnya hati), selama melakukan shalat. Sebab hanya dengan cara inilah seorang hamba akan mendapatkan keutamaan. Nabi SAW bersabda : "Sesungguhnya nilai shalat seseorang, bukan dinilai dari seperenam atau seperpuluh dari shalatnya itu, melainkan yang dinilai adalah yang dapat ia hayati dari shalatnya itu". Hadits yang semakna diriwayatkan pula oleh Abu Dawud.
Hasan al-Bashry berkata : "Shalat yang dikerjakan dengan kehadiran hati akan lebih membuat perasaan sangat tersiksa". An-Naisabury berkata : "Shalat itu mempunyai empat konsentrasi yaitu, khudlur, syuhud, khudlu dan khusyu." Khudlur adalah perilaku tubuh orang yang tidak menghadirkan dirinya ketika shalat dia termasuk orang yang lalai. Barangsiapa yang tidak syuhud hatinya, ia termasuk orang yang hanya bermain-main. Barangsiapa yang tidak khudlu dengan rukun-rukun shalat, maka ia termasuk orang yang lemah. Barangsiapa yang tidak khusyu maka ia termasuk orang yang sendirian, tidak merasa adanya kehadiran Allah bersamanya.
Allah SWT berfirman : "Sungguh berbahagialah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyu dalam shalatnya". Sangat perlu untuk diingat bagi orang yang shalat, bahwasannya Allah adalah Dzat yang selalu memperhatikannya, hadir menyaksikan keadaannya di waktu shalat serta takutlah pada Allah bila melihat hatinya sedang lalai ketika shalat karena kelalaian seperti itu adalah sejelek-jelek perbuatan. 
Kisah-kisah Indah.
Seorang guru Thariqat mengisahkan bahwa pada suatu malam ia mengerjakan shalat beberapa rakaat, lalu ia tidur. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat sebuah istana yang besar dan tinggi. Ia sangat kagum melihat bangunan istana itu. Dalam hatinya ia berkata, "Aduhai untuk siapa kiranya bangunan istana ini? Siapakah pemiliknya?". Tiba-tiba ia mendengar suara jawaban, "Sesungguhnya istana ini adalah milikmu, dari pahala beberapa rakaat shalatmu semalam". Iapun berjalan mengelilinginya melihat-lihat keindahan istana itu.
Tiba-tiba ia melihat dua buah kubah yang telah jatuh. Dalam hati ia berkata, "Alangkah indahnya apabila dua kubah ini tetap berada di tempatnya". Terdengarlah kembali suara yang sama, "Sesungguhnya dua buah kubah itu semula masih berada di tempatnya, namun ketika shalat tadi malam, hatimu sedikit berpaling, sehingga jatuhlah dua kubah itu".
Rabi'ah al-Adawiyah, pada suatu malam melakukan shalat beberapa rakaat, lalu ia tidur. Dalam tidurnya ia melihat sebatang pohon yang indah subur menghijau, daunya rimbun, ranting-rantingnya kokoh, sangat banyak dan teratur. Buah-buahnya pun tampak begitu lebat. Yang sangat mengherankan adalah bahwa buah-buah tersebut berbentuk buah dada wanita. Pohon itu mengeluarkan sinarnya di waktu siang seperti matahari, dan di waktu malam seperti rembulan. Maka Rabi'ah al-Adawiyah bertanya dalam hati, "Siapakah gerangan pemilik pohon itu". Lalu terdengarlah jawaban, "Sesungguhnya pohon itu untukmu, sebagai anugerah dari shalatmu tadi malam". Ia berjalan-jalan di bawah rimbun pohon itu, ketika dia menemukan beberapa buahnya telah jatuh berwarna kuning emas murni, hati Rabi'ah al-Adawiyah berkata, "Alangkah indahnya jika buah-buah yang bagus ini tetap berada di rantingnya dan bergantungan di sana. Sungguh akan terlihat begitu indah". Lalu terdengarlah suara yang menjawab, "Ketahuilah bahwa sesungguhnya buah-buahan ini semula berada di tempatnya. Namun ketika engkau mengerjakan shalat pikiranmu tergoda oleh pekerjaan dapurmu pada roti yang sedang engkau kukus maka jatuhlah buah-buah itu terlepas dari rantingnya".
Shalat Berjamaah
Perhatikanlah shalat berjamaah jangan engkau tinggalkan keutamaannya. Sungguh indah hidup bersama ketika berada dalam satu jamaah. Buat apa mendalami pelajaran, bila yang utama dikesampingkan. Jikalau jamaah ditinggalkan mudahlah dirimu diterkam serigala, karena melihat engkau berdiri sendirian. Itulah sunah Nabi SAW yang hidup sepanjang masa.
Janganlah meninggalkan shalat berjamaah, karena pahalanya besar dan berlipat ganda. Diriwayatkan dari hadits Nabi Muhammad SAW bahwa pahala shalat berjamaah dilipatkan hingga 25 atau 27 kali lipat. Sabda beliau, "Tiadalah tiga orang di suatu kota atau desa tidak mendirikan shalat berjamaah melainkan mereka akan dikalahkan oleh setan, sebab akan mudah bagi serigala menerkam seekor kambing yang terpisah dari kelompoknya". (HR. Abu Daud dan Nasai, dan disahihkan oleh Ibnu Hiban dan al-Hakim).
Rasulullah SAW bersabda pula : "Shalat satu orang, bersama satu orang lagi lebih utama daripada shalat sendirian. Shalat bersama dua orang lebih utama daripada shalat bersama satu orang. Sedangkan shalat bersama banyak orang sangat disukai oleh Allah" (HR. Abu Daud dan lainnya, disahihkan oleh Ibnu Hibban).
Sebagian ulama mengatakan bahwa jika shalat jamaah telah usai dikerjakan, maka Allah SWT memperhatikan hati dan keiklasan, lalu Allah menurunkan ridla-Nya kepada para jamaah itu, menerima shalat dan mengampuni dosa-dosa mereka. Jika kebaikan dan keiklasan tidak ditemukan pada hati imamnya, maka Allah melihat hati para makmumnya. Jika dalam hati salah seorang makmum itu ditemukan kebaikan dan keikhlasan maka Allah ridla dan menerima shalat mereka semuanya. Jika tidak ditemukan kebaikan-kebaikan tersebut, maka Allah melihat kaifiyah shalatnya, berdiri, ruku dan sujudnya, lalu Allah pun menurunkan keridlaan-Nya, mengampuni dosa-dosa mereka."
Diriwayatkan pula dari sabda Nabi SAW, bahwa Allah SWT menciptakan sebuah kota di surga yang dinamakan Madinatul Jalal. Di dalam kota itu terdapat bangunan istana yang bernama al-Uzmah. Di dalam istana itu terdapat kamar-kamar yang berisi yang diberi nama Baiturrahman. Setiap kamar berisi empat ribu tempat tidur dengan empat ribu Bidadari. Di dalam kota surgawi itu terdapat banyak hal yang belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga, terlintas pada pikiran, atau pun terbetik dalam hati. Ditanyakan : "Ya Rasulullah untuk siapakah semuanya itu?" Beliau menjawab : "Itulah buah bagi orang-orang yang mendirikan shalat lima waktu dengan berjamaah."
Dalam ungkapan syair berhubungan dengan shalat berjamaah ini salah satu untaiannya berbunyi "Walima Ta'allum" artinya Untuk apa mempelajari ilmu apabila meninggalkan keutamaan sebagian pokok perdagangan di akhirat. Karena buah dari ilmu yang bermanfaat adalah dengan mengamalkannya. Itulah keutamaan shalat berjamaah di masjid. Kecuali jika berhalangan, maka boleh dilaksanakan di rumah bersama keluarga.
Kisah Teladan
Dikisahkan bahwa ada seorang laki-laki buta yang amat rajin mengerjakan shalat berjamaah. Pada suatu hari ia datang ke masjid untuk shalat berjamaah tanpa ada yang menuntunnya. Di tengah perjalanan ia terpeleset lalu jatuh, hingga kepalanya terluka. Ketika ia diangkat oleh jamaah lain pulang ke rumah, isterinya marah-marah seraya mengatakan bahwa orang seperti dia tidak wajib berjamaah di masjid. Laki-laki itu menanggapi kemarahan isterinya dengan kelembutan dan kasih sayang. Dia berkata: "jika Allah memberi cahaya di mata hatiku, mengapa aku tidak boleh berjamaah di masjid?". Pada suatu malam ia bermimpi berjumpa dengan Nabi SAW, lalu beliau bersabda : "Mengapa engkau berbeda pendapat dengan isterimu?". Ia menjawab, "Karena aku ingin mengikuti sunahmu ya Rasulullah!", Nabi pun mengusapkan kedua telapak tangannya ke permukaan mata orang buta tersebut, dan saat itu pula matanya pulih kembali dan dapat melihat sebagai barakah Nabi dan Sunah Rasul yang telah dia kerjakan.
Mudah-mudahan kita semua mendapat pertolongan dari Allah, diberi kekuatan melaksanakan shalat berjamaah dan memakmurkan masjid, serta menjauhkan kaum muslimin dari kemalasan mendirikan shalat berjamaah.

Membaca Wirid dan Dzikir
Selesai mendirikan shalat Shubuh dengan menjaga seluruh adab shalat sebagaimana sudah dijelaskan maka ikutilah dengan mewirid dzikir, tasbih, tahmid, tahlil dan doa. Demikian juga membaca ayat-ayat Al-Qur'an yang telah mashur keutamaannya, hingga terbit matahari.
Hujjatul Islam Al-Ghazali mengatakan, "Sesungguhnya waktu fajar, sebelum terbitnya matahari adalah waktu yang utama". Tanda keutamaannya adalah seperti firman Allah SWT berikut ini, Wasshubhi Idzâ Tanaffas, artinya : "Dan demi Shubuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (QS. At-Takwir : 18).
Faliqul Ashbah, "Dialah yang menyingsingkan pagi." (QS. Al-An'âm : 96). "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih juga di malam hari dan di siang hari, agar kamu mendapat keridlaan Allah". (QS. Thâha : 130).
"Dan berdzikirlah kepada Allah Tuhanmu di waktu pagi dan sore". (QS. Al-Insân : 25).
Apabila telah jelas keutamaannya seperti ini maka hendaklah para hamba Allah duduk (berzikir) dan tidak berbicara hingga matahari terbit.
Ada empat hal yang utama sekali diamalkan sebelum matahari terbit.
  1. Mengadakan introspeksi diri (muhasabah) serta menghidupkan cita-cita untuk melaksanakan amal, mengingat kembali perbuatan dosa yang pernah dilakukan, diikuti dengan amal ibadah dan berniat memperbanyak amalan pada hari-hari selanjutnya.
  2. Bertafakur untuk sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya agar tampak nikmat-nikmat Allah yang telah dianugrahkan kepadanya. Agar makrifat tasyakkurnya bertambah. Terus menerus mengingat Allah merupakan ibadah karena pada dasarnya itulah makna dzikir kepada Allah.
    Bertafakur itu sendiri akan menghasilkan dua hal. Yakni akan meningkatkan makrifat karena tafakkur merupakan kunci makrifat dan kasyaf. Akan meningkatkan rasa mahabbah, karena kecintaan itu tumbuh hanya kepada yang diagungkan. Sedangkan keagungan Allah dan keluhuran-Nya tidak akan terbuka kecuali dengan mengetahui sifat-sifat-Nya. Dengan tafakur akan memperoleh makrifat, dengan makrifat akan mendapatkan ta'zhim, dengan ta'zhim akan memperoleh mahabbah.
  3. Tata cara berwirid adalah tidak berbicara ketika subuh, menghadap kiblat, mengadakan muraqabah, lalu membaca tahlil. Ada yang dengan cara mengucapkan kalimat Lâ Ilâha Illallâh di dalam hati, seakan-akan dari hati suci ini keluar cahaya Allah. Menggerakkan leher ke kiri dan ke kanan, diikuti dengan mengucapkan kalimat Illallâh dari kedalaman hati, seakan-akan cahaya Allah masuk ke dalamnya.
    Dengan melaksanakan tahlil seperti tata cara tersebut, dapat diketahui adanya nar sebagai api pembersih hawa nafsu, dan nur cahaya yang menerangi hati. Nur sebagai cahaya dzikrullâh, nar api pembakar hawa nafsu dan kelalaian manusia untuk berdzikir. Apabila nur itu telah menguasai hati, maka ia akan memberikan cahaya cemerlang meliputi seluruh permukaan hati.
    Apabila hati sudah dibersihkan dari sifat-sifat yang tercela lalu terhias dengan sifat-sifat terpuji, maka nar itu akan berlipat ganda terangnya, kelak akan membentuk manusia musyâhadah sebagai karunia besar dari Allah. Itulah buah dari dzikir yang terus menerus diwiridkan.
    Dengan zikir hati manusia akan terang benderang , menjadi segar dan longgar. Hilang rasa sedih, lalu hati menjadi lunak. Maka hilanglah bermacam-macam penyakit hati yang biasanya membelenggu manusia, karena sifat-sifat manusiawi yang biasa merongrong hingga sakit dan menderita.
  4. Demikian juga dengan banyak membaca shalawat, akan membuat hati menjadi gembira, meneranginya dengan cahaya Allah dan berkah Nabi Muhammad SAW. Melanggengkan shalawat Nabi, baik diucapkan secara lahiriah atau batiniah akan memberi dorongan hamba Allah untuk senantiasa mensucikan hati dan jiwanya dari godaan hawa nafsu.
Shalat Isyraq
Shalat Isyraq dilakukan pada pagi hari, setelah matahari naik kira-kira empat hasta. Shalat Isyraq ini bukan shalat Dhuha. Dilakukan sebelum mengerjakan shalat Dhuha, sebanyak dua rakaat. Ini adalah amalan para sufi yang dilakukan secara rutin. Pada rakaat pertama setelah membaca surat al-Fâtihah, lalu membaca ayat-ayat Al-Qur'an surat an-Nûr ayat 35. (Allâhu Nûrus Samâwâti wal Ardh).
Pada rakaat kedua, setelah membaca al-Fâtihah, diikuti dengan membaca surat an-Nûr ayat 36-38. (Fî Buyûti Adzinallâh).
Para ulama berbeda pendapat tentang shalat Isyraq, apakah sama dengan shalat Dhuha atau tidak. Sebagian ulama berpendapat tidak sama dengan shalat Dhuha. Yang lain berpendapat sama dengan shalat Dhuha.
Setelah melaksanakan shalat Isyraq, lalu membaca Al-Qur'an untuk mendapat nasihat dari Kitab Suci, yang akan diperoleh dengan membaca secara tadabbur. Dalam membaca Al-Qur'an ini pun hendaklah dengan adab dan tata cara pula. Seperti tidak lalai dan tenang, suci, serta menghadap kiblat. Memakai pakaian yang sopan dan bersih, umpamanya berpakaian kebesaran Ulama, seperti mengenakan sorban di kepala dan berbaju jubah. Dikerjakan dengan sungguh-sungguh, khusyu, seakan-akan berdialog dengan Allah SWT, atau seakan-akan ia sedang menerima dan menelaah firman-firman Allah dan membahas kenikmatan Allah kepada dirinya. Nabi SAW bersabda : "Bacalah Al-Qur'an dan menangislah. Jika tidak dapat menangis, maka berusahalah untuk menangis."
Demikian juga dalam membaca Al-Qur 'an hendaklah dengan tartil. Sebab tartil itu akan menghidupkan rasa tadabburTartil artinya membaca semua huruf dengan jelas, memisahkan satu huruf dengan huruf lainnya, dan membaca setiap huruf sesuai dengan makhrajnya. Demikian juga menempatkan waqaf pada tempatnya masing-masing.

Hadits Pilihan
"Rasulullah saw. bersabda: Siapa yang meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka. Dan aku (Abdullah) sendiri berkata: Siapa yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan apa pun, niscaya ia masuk surga"
HR. Abdullah bin Masud ra