" My Parent "

Jumat, 20 Mei 2011

Do'a Dalam Al-Qur'an (3)




Al-Qur'an sebagai kalam Allah dan pedoman hidup bagi setiap muslim, mengandung banyak doa-doa. Sebagian doa-doa tersebut adalah:
21. Doa Mohon Keluasan Rahmat
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala Ya Tuhan kami, masukkanlah mereka ke dalam sorga yang telah Engkau janjikan kepada mereka dari orang-orang shalih di antara bapak-bapak mereka, istri-istri mereka, dan keturunan mereka semua. Sungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Dan peliharalah mereka dari balasan kejahatan. Sebab orang-orang yang Engkau pelihara dari pembalasan kejahatan pada hari itu, sungguh telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya, dan itulah kemenangan yang besar." (QS. Al-Mukmin: 7-9)
Penjelasan:
Doa di atas dibaca oleh para malaikat penjaga 'arasy Allah sebagai tasbih kepada-Nya. Mereka mendoakan kaum mukminin dengan doa di atas.
22. Doa Selamat dari Kedengkian
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosadosa saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hasyr: 10).
Penjelasan:
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh orang-orang beriman yang mengikuti perjuangan salaf as-Shalih dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Mereka memohon agar tetap melanjutkan serta meneladani keshalihan, semangat jihad dan kesucian hati mereka.
23. Doa Bertawakkal Kepada Allah
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal, hanya kepada Engkaulah kami bertaubat, dan hanya kepada Engkaulah kami kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi orang-orang kafir. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami. Sungguh hanya Engkau Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Mumtahanah: 4-5).
Penjelasan:
Doa di atas dibaca pada setiap kesempatan dan waktu. Dan menyerahkan sepenuhnya apa yang telah kita lakukan, usahakan kepada Allah Swt. semata karena hal ini pula yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s., dan kaum-kaumnya yang beriman. Sehingga Allah menyebutnya Ibrahim dan kaumnya sebagai teladan yang baik bagi kita.
24. Doa Diberi Pemimpin Agama
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka yang akan membacakan ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan kepada mereka Al-Quran dan hikmah serta menyucikan mereka. Sungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Al-Baqarah: 129).
Penjelasan:
Doa ini pula yang dibaca Nabi Ibrahim a.s. sebelum diangkat menjadi rasul, ketika itu Ibrahim melihat kenyataan bahwa ummatnya telah dilanda krisis moral dan krisis tauhid. Sehingga Ibrahim mendambakan pemimpin yang dapat membimbing mereka kepada jalan yang benar. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Ibrahim, hingga kemudian dirinya diangkat meniadi rasul bagi ummatnya.
25. Doa Melihat Keajaiban Alam
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan alam ni dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka selamatkanlah kami dari siksa neraka." (QS. Âli 'Imrân: 191).
Penjelasan:
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh orang-orang berakal dan berpengatahuan, yang senantiasa menyeimbangkan antara dzikir dan fikir. Hasil kerja akal selalu dijadikan sebagai sarana bersyukur dan berdzikir kepada Allah Swt., bukan untuk mengkufuri nikmat dan anugerah yang telah diberikannya.
26. Doa Lingkungan yang baik
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negert yang zhalim penduduknya ini, dan berilah kami pelindung dari sisi-Mu serta berilah kami penolong dari sisi-Mu." (QS. Al-Nisâ': 75).
Penjelasan:
Agar selamat dari kezhaliman dan ketertindasan suatu kelompok atau golongan, maka baca doa di atas setiap saat. Baik juga dibaca agar diberi ketentraman dan disatukan dengan orang-orang yang beriman.

27. Doa Curahan Rizqi
 

Artinya: "Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kepada kami suatu hidangan dari langit yang pada hari turunnya hidangan itu akan menjadi hari raya bagi kami, bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, serta menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu. Berilah kami rizki, dan Engkaulah Pemberi rizki yang paling utama." (OS. Al-Mâ'idah: 114).

Penjelasan:
Doa diatas merupakan doanya Nabi Isa a.s. ketika ditantang oleh para pengikutnya yang menginginkan bukti konkrit atas kemukjizatan yang dimiliki oleh seorang rasul.
Bagi setiap muslim yang mendambakan limpahan rizqi dari sisi allah, sudah selayaknyalah memperbanyak membaca doa ini dalam setiap kesempatan. Kisah Nabi Isa tersebut dapat dilihat dalam Al-Quran surah Al-Mâ'idah ayat 111-115.
28. Doa Menghadapi Kegagalan Berdakwah
 

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku serta masukkanlah kami ke dalam rahmat-Mu. Dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang." (QS. Al-A'râf 151).

Penjelasan:
Dalam Al-Quran dikisahkan, bahwa doa di atas dibaca oleh Nabi Musa as ketika melihat kaumnya kembali kepada kekufuran setelah ditinggal bermunajat di gunung Sinai (Thurisina). Kisah Nabi Musa tersebut bisa dilihat dalam Al-Quran Surah Al-A'râf ayat 150-154.
29. Doa Agar Dicintai Ummat
 

Artinya: "Ya Tuhan kami sungguh aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah-Mu (Baitullah) yang dihormati. Ya Tuhan kami, yang demikian itu agar mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung (cinta) kepada mereka, dan berilah mereka rizki dari buah-buahan. Mudah-mudahan mereka senantiasa bersyukur." (QS. Ibrâhîm: 37).
Penjelasan:
Doa tersebut dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. la mendambakan keluarga yang senantiasa rajin mendirikan shalat sekalipun dihimpit permasalahan rizqi. Dengan ketabahan menghadapi realita hidup, pada akhirnya Allah mengabulkan doanya. Makkah menjadi kota yang makmur, dan keluarga Ibrahim senantiasa dicintai oleh setiap manusia. Kisah ini bisa dilihat dalam Al-Quran Surah Ibrahim ayat 35-41.
30. Doa Agar Diberi Kedudukan yang Mulia
 

Artinya: "Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat." (QS. Al-Mukminûn: 29).
Penjelasan:
Baik sekali doa diatas dibaca bagi setiap orang yang menginginkan kedudukan, baik pangkat, jabatan, atau kedudikan lainnya. Karena doa tersebut merupakan doanya Nabi Nuh a.s. ketika berada dalam perahu. Ia memohon kepada Allah Swt. agar diberi kedudukan yang lebih mulia daripada kedudukan sebelumnya. Kemudian Allah Swt. mengabulkan doanya Nabi Nuh tersebut, dan menjadikannya ummat yang taat kepada Allah Swt.
31. Doa Agar Diberi Hikmah
 

Artinya: "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan pertemukanlah aku dengan orang-orang yang shalih, serta jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang yang datang kemudian. Dan jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang mewarisi sorga yang penuh nikmat." (QS. Al-Syu'ârâ': 83-85).
Penjelasan:
Dikisahkan dalam Al-Quran bahwa doa tersebut dibaca oleh Nabi Ibrahim a.s. setelah berhasil mendakwahkan misi dasar Islam kepada kaumnya, yaitu ajakan meniadakan sesembahan selain Allah. Kisah Nabi Ibrahim dan kaumnya yang kafir dapat dibaca dalam Al-Quran Surah Al-Su'ârâ' ayat 69-85.
32. Doa Agar Diberi Bangunan Indah di Surga
 

Artinya: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam sorga, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, serta selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim." (OS. Al-Tahrîm: 11).
Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca oleh para pejuang yang menegakkan kebenaran dan menjunjung tinggi kalimat Allah. Karena doa tersebut adalah doanya Asiyah binti Mujahim, isteri Fir'aun. Ia memohon kehadapan allah Swt. agar ditempatkan dalam surga dan selamat dari kezhaliman Fir'aun, suaminya.

33. Doa Agar Dibinasakannya orang-orang Zhalim
 

Artinya: "Ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang ibu-bapakku, serta dosa orang yang masuk ke rumahku dengan membawa iman, dan orang beriman laki-laki maupun perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zhalim itu selain kebinasaan." (QS. Nûh: 28).
Penjelasan:
Doa di atas baik sekali oleh setiap muslim agar diberi kemenangan dalam berdakwah. Karena doa tersebut merupaka doanya Nabi Nuh a.s ketika selesai menghadapi banjir besar yang merupakan siksa dari Allah Swt. kepada kaumnya yang kafir. Kisah nabi Nuh as dapat dibaca dalam Al-Quran surah Nûh ayat 25-28.
34. Doa Agar Terlepas dari Kesulitan
 

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sungguh aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Anbiyâ': 87).
Penjelasan:
Doa diatas hendaknya dibaca pada setiap kesempatan dan waktu, agar dihindarkan dari rasa frustasi dalam menghadapi perjuangan. Karena doa tersebut merupakan doanyan Nabi Yunus as sebagai penyesalan atas kelancangannya meninggalkan dakwah. Ia merasa berat menghadapi kaumnya yang membangkang, hingga kemudian ia tinggalkan. Kisah ini dapat dilihat dalam Al-Ouran surah Al-Anbiyâ' ayat 87-88.
35. Doa Agar Kesempurnaan Cahaya
 

Artinya: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah dosa-dosa kami. Sungguh Engkau Maha Kuasa alas segala sesuatu." (Al-Tahrîm: 8).
Penjelasan:
Doa di atas baik sekali dibaca dalarn berbagai kesempatan. Karena doa ini merupakan doanya orang mukmin yang memperoleh kebahagiaan sempurna, mendapatkan keridhaan Allah pada hari kiamat.
Perayaan Isra' Mi'raj Dalam Pandangan Islam

Tidak diragukan lagi, bahwa isra� dan mi�raj merupakan tanda kekuasaan Allah yang menunjuki kebenaran atas kerasulan Muhammad Shalallahu �alaihi wa sallam, dan keagungan kedudukannya di sisi Tuhannya, selain membuktikan kehebatan Allah dan kebesaran kekuasaan-Nya dihadapan semua makhluk.
Firman Allah subhaanahu wa ta�ala :
Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya, agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda tanda (kebesaran) kami, sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.� ( QS. Al Isra�: 1).
Diriwayatkan secara mutawatir dari Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam bahwasanya Allah telah menaikkannya ke langit, dan pintu pintu langit itu terbuka untuknya, hingga beliau sampai ke langit yang ketujuh, kemudian beliau diajak bicara oleh Allah serta diwajibkan shalat lima waktu, yang semula diwajibkan lima puluh waktu. Tetapi Nabi Muhammad Shalallahu �alaihi wa sallam senantiasa kembali kepada-Nya minta keringanan, sehingga dijadikannya lima waktu, namun demikian, walaupun yang diwajibkan lima waktu saja, tetapi pahalanya tetap seperti lima puluh waktu, karena perbuatan baik itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Hanya kepada Allah lah kita ucapkan puji dan syukur atas segala ni�mat-Nya.
Tentang malam saat diselenggarakannya Isra� dan Mi�raj itu belum pernah diterangkan penentuan ( waktunya ) oleh Rasulullah, tidak pada bulan rajab, atau ( pada bulan ) yang lain. Jikalau ada penentuannya maka itupun bukan dari RasulullahShalallahu �alaihi wa sallam. Menurut para ulama, hanya Allah-lah yang mengetahui akan hikmah dari kelalaian manusia terhadap urusan ini.
Seandainya ada ( hadits ) yang menentukan ( waktu ) isra� danmi�raj, tetap tidak boleh bagi kaum muslimin untuk menghususkannya dengan ibadah-ibadah tertentu, selain juga tak boleh mengadakan upacara perkumpulan apapun, karena Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah mengadakan upacara-upacara seperti itu, dan tidak pula mengkhususkan suatu ibadah apapun pada malam tersebut.
Jika peringatan malam tersebut disyariatkan, pasti RasulullahShalallahu �alaihi wa sallam menjelaskan kepada umatnya, melalui ucapan maupun perbuatan. Jika pernah dilakukan oleh beliau, pasti diketahui dan masyhur, dan tentunya akan disampaikan oleh para sahabat kepada kita, karena mereka telah menyampaikan dari Nabi apa-apa yang telah dibutuhkan umat manusia. Mereka belum pernah melanggar sedikitpun dalam masalah agama, bahkan merekalah orang yang pertama kali melakukan kebaikan setelah Rasulullah, maka jikalau upacara peringatan malam isra� dan mi�raj itu ada tuntunannya, niscaya para sahabat akan lebih dahulu menjalankannya.
Nabi Muhammad adalah orang yang paling banyak memberi nasehat kepada manusia, beliau telah menyampaikan risalah kerasulannya dengan sebaik-baiknya, dan menjalankan amanat Tuhannya dengan sempurna. Oleh karena itu, jika upacara peringatan malam isra� dan mi�raj serta bentuk-bentuk pengagungannya itu berasal dari agama Allah, tentunya tidak akan dilupakan dan disembunyikan oleh Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam. Tapi karena hal itu tidak ada, jelaslah bahwa upacara dan bentuk-bentuk pengagungan malam tersebut bukan dari ajaran Islam sama sekali.
***
Allah subhaanahu wa ta�ala telah menyempurnakan agama-Nya bagi umat ini, mencukupkan ni�matNya kepada mereka, dan mengingkari siapa saja yang berani mengada-adakan suatu hal baru dalam agama, karena cara tersebut tidak dibenarkan oleh Allah subhaanahu wa ta�ala.
Allah subhaanahu wa ta�ala berfirman :
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni�matKu, dan telah Kuridloi Islam sebagai agama bagimu.� ( QS. Al Maidah, 3 ).
Apakah mereka mempunyai sesembahan sesembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diridloi Allah ?, sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang orang yang dzalim itu akan memperoleh azab yang pedih.� ( QS. As syura, 21 ).
Dalam hadits-hadits shahih Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam telah memperingatkan kita agar waspada dan menjauhkan diri dari perbuatan bid�ah, dan beliau juga menjelaskan bahwa bid�ah itu sesat, sebagai peringatan bagi umatnya sehingga mereka menjauhinya. Karena, bid�ah itu mengandung bahaya yang sangat besar.
Dari Aisyah, Radliyallahu �anhu berkata : bahwa RasulullahShalallahu �alaihi wa sallam bersabda :
Barang siapa yang mengada adakan sesuatu perbuatan ( dalam agama ) yang sebelumnya tidak pernah ada, maka amalan itu tertolak.
Dan dalam riwayat imam Muslim, Rasulullah bersabda :
Barang siapa mengerjakan suatu perbuatan yang belum pernah kami perintahkan, maka ia tertolak�.
Dalam shahih Muslim dari Jabir radhiAllah �anhu ia berkata : bahwa Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam bersabda dalam salah satu khutbah Jum�at nya :
Amma ba�du : sesungguhnya sebaik baik perkataan adalah Kitab Allah ( Al Qur�an ), dan sebaik baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallahu �alaihi wa sallam, dan sejelek jelek perbuatan ( dalam agama) adalah yang diada adakan, dan setiap bid�ah ( yang diada adakan) itu sesat.� ( HR. Muslim ).
Dan dalam kitab-kitab Sunan diriwayatkan dari Irbadh bin Saariyah rodhiAllahu �anhu bahwasanya : Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam pernah menasehati kami dengan nasehat yang mantap, (jika kita mendengarnya) hati kami bergetar, dan air mata kami akan berlinang, maka kami berkata kepadanya : wahai Rasulullah, seakan akan nasehat itu seperti nasehatnya orang yang akan berpisah, maka berilah kami nasehat. Maka Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam bersabda :
Aku wasiatkan kepada kamu sekalian agar selalu bertakwa kapada Allah, mendengarkan dan mentaati perintahNya, walaupun yang memerintah kamu itu seorang hamba, sesungguhnya barang siapa diantara kalian hidup ( pada masa itu ), maka ia akan menjumpai banyak perselisihan, maka ( ketika ) itu kamu wajib berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para Khulafaurrasyidin yang telah mendapat petunjuk sesudahku, pegang dan gigitlah dengan gigi gerahammu sekuatnya, dan sekali kali janganlah mengada ada hal yang baru ( dalam agama ), karena setiap pengadaan hal yang baru itu bid�ah, dan setiap bid�ah itu sesat �.
Dan masih banyak hadits hadits lain yang semakna dengan hadits ini, para sahabat dan para ulama salaf telah memperingatkan kita agar waspada terhadap perbuatan bid�ah serta menjauhinya.
Dan tidaklah hal itu (peringatan agar waspada terhadap bid�ah), melainkan disebabkan karena (bid�ah itu) adalah tambahan terhadap agama, dan ( bid�ah itu ) adalah ( pembuatan ) syariat yang tidak diizinkan oleh Allah, karena hal itu menyerupai perbuatan musuh musuh Allah yaitu bangsa Yahudi dan Nasrani.
Adanya penambahan-penambahan dalam agama itu (berarti) menuduh agama Islam kurang dan tidak sempurna, dengan jelas ini tergolong kerusakan besar, kemungkaran yang sesat dan bertentangan dengan firman Allah subhaanahu wa ta�ala :
Pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu ni�matKu dan Kuridloi Islam sebagai agama bagimu.� ( QS. Al Maidah, 3 ).
Selain itu, ( penambahan ) juga bertentangan dengan hadits hadits Rasulullah Shalallahu �alaihi wa sallam yang memperingatkan kita dari perbuatan bid�ah dan agar menjauhinya.
Kami berharap, semoga dalil-dalil yang telah kami sebutkan tadi cukup memuaskan bagi mereka yang menginginkan kebenaran, dan mau mengingkari perbuatan bid�ah, yakni bid�ah mengadakan upacara peringatan malam isra� dan mi�raj, dan supaya kita sekalian waspada terhadapnya, karena sesungguhnya hal itu bukan dari ajaran Islam sama sekali.
Ketika Allah telah mewajibkan orang-orang muslim itu agar saling nasehat menasehati dan saling menerangkan apa apa yang telah disyariatkan Allah dalam agama, serta mengharamkan penyembunyian ilmu, maka kami memandang perlu untuk mengingatkan saudara saudara kami dari perbuatan bid�ah ini. Yang telah menyebar di berbagai belahan bumi, sehingga sebagian orang mengira itu berasal dari agama.
Hanya Allah lah tempat bermohon, untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin ini, dan memberi kepada mereka kemudahan dalam memahami agama Islam. Semoga Allah melimpahkan taufiq kepada kita semua untuk tetap berpegang teguh dengan agama yang haq ini, tetap konsisten menjalaninya dan meninggalkan apa-apa yang bertentangan dengannya.
Semoga shalawat dan salam selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shalallahu �alaihi wa sallam, Aamin.

*Dikutip dari Tulisan Syaikh Abdullah Bin Abdul Aziz Bin Baz, Mufti Saudi Arabia, Penerbit Departemen Agama Saudi Arabia. 
Tips Ibadah Hari Raya

  1. Gunakan pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat Idul Fitri.
  2. Sebelum berangkat shalat Idul Fitri disunahkan makan terlebih dahulu, bisa dengan beberapa butir kurma. Jika tak tersedia kurma maka makanlah seadanya. Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a. beliau berkata : �Adalah Nabi (S.A.W.). Tidak berangkat menuju mushalla kecuali beliau memakan beberapa biji kurma, dan beliau memakannya dalam jumlah bilangan ganjil.� (H.R. Bukhari dan Muslim).
  3. Pada Idul Fitri takbir digumamkan sejak keluar dari rumah menuju ke tempat shalat. Sesampainya di tempat shalat takbir terus digumamkan hingga shalat dimulai. Diriwayatkan dari Azzuhri, beliau berkata : �Adalah manusia (para) sahabat) bertakbir pada hari raya ketika mereka keluar dari rumah-rumah mereka menuju tempat solat 'ied sampai mereka tiba di mushalla ( tempat solat 'ied ) dan terus bertakbir sampai imam datang, apabila imam telah datang, mereka diam dan apabila imam bertakbir maka merekapun ikut bertakbir.� (H.R. Ibnu Abi Syaibah).
  4. Disunahkan membedakan jalan yang dilalui waktu berangkat shalat hari raya dengan jalan yang dilalui di waktu pulang dari shalat 'ied ( yakni waktu berangkat melalui satu jalan, sedang waktu pulang melalui jalan yang lain ). Diriwayatkan dari Jabir r.a. beliau berkata : Adalah Nabi (S.A.W.) apabila keluar untuk shalat 'ied ke mushalla, beliau menyelisihkan jalan (yakni waktu berangkat melalui satu jalan dan waktu kembali melalui jalan yang lain ). (H.R. Bukhari).
  5. Bila terlambat mengetahui tibanya hari raya, bila datangnya berita tibanya hari raya sudah tengah hari atau petang hari, maka hari itu diwajibkan berbuka sedang pelaksanaan shalat hari raya dilakukan pada hari esoknya. Diriwayatkan dari Abi Umair bin Anas, diriwayatkan dari seorang pamannya dari golongan Anshar, ia berkata: �Mereka berkata: Karena tertutup awan maka tidak terlihat oleh kami hilal Syawal, maka pada pagi harinya kami masih tetap puasa, kemudian datanglah satu kafilah berkendaraan di akhir siang, mereka bersaksi di hadapan asulullah (S.A.W.).bahawa mereka kemarin melihat hilal. Maka Rasulullah (S.A.W.) memerintahkan semua manusia ( umat Islam ) agar berbuka pada hari itu dan keluar menunaikan shalat 'ied pada hari esoknya.� (H.R. Lima Imam hadits kecuali At-Tirmidzi).
  6. Shalat 'ied disunahkan untuk dihadiri oleh orang dewasa, baik lelaki maupun wanita, baik wanita yang suci dari haid maupun wanita yang sedang haid dan juga kanak-kanak baik laki-laki maupun wanita. Wanita yang sedang haid tidak ikut shalat, tetapi hadir untuk mendengarkan khutbah 'ied. Diriwayatkan dari Ummu 'Atiyah r.a. ia berkata : �Rasulullah SAW memerintahkan kami keluar pada Idul Fitri dan Idul Adha semua gadis-gadis, wanita-wanita yang haid, wanita-wanita yang tinggal dalam kamarnya. Adapun wanita yang sedang haid mengasingkan diri dari mushalla (tempat shalat 'ied ), mereka meyaksikan kebaikan dan mendengarkan dakwah kaum muslimin (mendengarkan khutbah ). Saya berkata : Yaa Rasulullah bagaimana dengan kami yang tidak mempunyai jilbab? Beliau bersabda: Supaya saudarinya meminjamkan kepadanya dari jilbabnya.� (H.R : Lima Imam hadits).
  7. Shalat 'ied lebih afdhal (utama) diadakan di lapangan yang dipersiapkan untuk shalat 'ied, kecuali ada uzur hujan maka shalat diadakan di masjid. Mengadakan shalat 'ied di masjid padahal tidak ada hujan sementara lapangan (padang ) tersedia, maka ini kurang afdhal karena menyelisihi amalan Rasulullah SAW yang selalu mengadakan shalat 'ied di lapangan, kecuali sekali dua kali beliau mengadakan di masjid karena hujan. Diriwayatkan dari Abu Said r.a., beliau berkata : �Adalah Nabi SAW pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha keluar ke lapangan untuk shalat, maka pertama yang beliau kerjakan adalah shalat, kemudian setelah selesai beliau berdiri menghadap kepada manusia sedang manusia masih duduk tertib pada Saf mereka, lalu beliau memberi nasihat dan wasiat (khutbah ) apabila beliau hendak mengutus tentara atau ingin memerintahkan sesuatu yang telah beliau putuskan, beliau perintahkan setelah selesai beliau pergi.� (H.R. Bukhari dan Muslim).
  8. Shalat 'ied dua rakaat, tanpa azan dan iqamah dan tanpa solat sunnah sebelumnya dan sesudahnya. Telah berkata Jabir r.a. : �Saya menyaksikan shalat 'ied bersama Nabi SAW. Beliau memulai shalat sebelum khutbah tanpa azan dan tanpa iqamah, setelah selesai beliau berdiri bertekan atas Bilal, lalu memerintahkan manusia supaya bertaqwa kepada Allah, mendorong mereka untuk taat, menasihati manusia dan memperingatkan mereka, setelah selesai beliau turun mendatangi saf wanita dan selanjutnya beliau memperingatkan mereka.� (H.R Muslim).
  9. Pada rakaat pertama setelah takbiratul ihraam sebelum membaca Al-Fatihah, ditambah 7 kali takbir. Sedang pada rakaat yang kedua sebelum membaca Al-Fatihah dengan takbir lima kali. Diriwayatkan dari Amru bin Syu'aib, dari ayahnya, dari neneknya, beliau berkata : �Sesungguhnya Nabi SAW bertakbir pada solat 'ied dua belas kali takbir. dalam raka'at pertama tujuh kali takbir dan pada raka'at yang kedua lima kali takbir dan tidak solat sunnah sebelumnya dan juga sesudahnya.� (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah).
  10. Setelah membaca Fatihah pada rakaat pertama di sunnahkan membaca suratsabihisma rabbikal a'la/surat ke 87 atau surat iqtarabatissa'ah / surat ke 54. Dan setelah membaca Al-Fatihah pada raka'at yang kedua disunahkan membaca surathal ataka haditsul ghaasyiyah/surat ke 88 atau membaca surat qaaf walqur'anul majid/surat ke 50. Diriwayatkan dari Abu Waqid Allaitsi, ia berkata : Umar bin Khattab telah menanyakan kepadaku tentang apa yang dibaca oleh Nabi SAW waktu shalat 'ied . Aku menjawab : beliau membaca surah (iqtarabatissa'ah ) dan ( qaaf walqur'anul majid). (H.R. Muslim).
  11. Setelah selesai solat, imam berdiri menghadap makmum dan berkhutbah memberi nasihat-nasihat dan wasiat-wasiat, atau perintah-perintah penting (H.R. Muslim).
  12. Khutbah hari raya ini boleh diadakan khusus untuk laki-laki kemudian khusus untuk wanita (H.R. Muslim).
  13. Khutbah hari raya ini tidak diselingi duduk (H.R. Muslim).
  14. Solat 'ied diadakan setelah matahari naik, tetapi sebelum masuk waktu solat Dhuha. Diriwayatkan dari Yazid bin Khumair Arrahbiyyi r.a. beliau berkata : Sesungguhnya Abdullah bin Busri seorang sahabat Nabi SAW keluar bersama manusia untuk shalat Idul Fitri atau Idul Adha, maka beliau mengingkari keterlambatan imam, lalu berkata : �Sesungguhnya kami dahulu ( pada zaman Nabi (S.A.W.) pada jam-jam seperti ini sudah selesai mengerjakan solat 'ied. Pada waktu ia berkata demikian adalah pada shalat Dhuha.�(H.R. : Abu Daud dan Ibnu Majah).
  15. Bila hari raya jatuh pada hari Jum'at, maka shalat Jum'at menjadi sunnah, boleh diadakan dan boleh tidak, tetapi untuk pemuka umat atau imam masjid jami' sebaiknya tetap mengadakan shalat Jum'at. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Nabi SAW bersabda : �Pada hari ini telah berkumpul dua hari raya (hari Jum�at dan hari raya), maka barang siapa yang suka shalat Jum'at, maka shalatnya diberi pahala sedang kami akan melaksanakan shalat Jum'at.� (H.R: Abu Daud).
  16. Bagi ikhwan sebaiknya tidak merokok ketika khutbah, dan bagi akhwat hendaknya tidak menanggalkan mukena ketika khutbah, sebab shalat dan khutbah termasuk dalam rangkaian ibadah.

Larangan banyak bicara dan Anjuran mengingat mati


Artinya :
Dari Abu Sa'id Al Khudri ra. : Rasulullah saw. masuk ke tempat shalatnya, maka beliau melihat para manusia yang sedang memperbanyak bicara. Maka beliau bersabda : "Igatlah, andaikata kamu semua memperbanyak ingat pada perkara yang memutuskan ke- lezatan, niscaya dapat menyibukkan kamu semua dari perkara yang saya lihat. Maka perbanyaklah mengingat perkara yang memutuskan kelezatan dunia yaitu mati. Karena tidak akan datang suatu hari datam kubur melainkan kubur itu berbicara dengan enam perkataan. Kubur berkata : "Aku rumah perantauan; aku rumah terpencil; aku rumah sunyi lagi duka; aku rumah gelap; aku rumah debu; dan aku rumah sindat!".
Artinya:
Ketika seorang hamba mumin dikuburkan maka berkatalah kuburan kepadanya: "Selamat dan bahagialah kedatanganmu! Engkau bagiku orang yang lebih aku cintai dalam berjalan di atas Punggungku. Ketika aku telah menguasai kamu pada hari ini dan engkau telah kembali kepadaku, maka engkau akan melihat pekerjaanku padamu." Kemudian kuburnya diperluas sejauh pandangannya dan dibukakan pintu surga baginya.
Artinya :
Dan apabila seorang hamba yang kqfir dikuburkan maka kubur itu berkata kepadanya : "Kamu datang tiada keselamatan! Kamu bagiku orang yang paling kubenci dalam berjalan di alas punggungku. Maka ketika aku telah menguasai kamu dan kamu telah kembali kepadaku. maka kamu akan melihat pekerjaanku kepadamu. Kubur itu lalu menjepitnya sehingga remuk redamlah lulang iganya. Nabi saw. bersabda sambil mengisyaratkan dengan jari-jarinya dengan memasukkan sebagian jari-jarinya pada sebagian yang lain kemudian beliau bersabda : "Kemudian Allah mendatangkan lujuh puluh ular. andaikata satu ular ilu menyebur di bumi maka buminya tidak dapat menumbuhkan apa-apa selamanya. Ular ilu lalu menggigit dan mencakarinya hingga sampai hari diperhitungkan amal".
Rasulullah saw. bersabda : 
Artinya :
"Sesungguhnya kubur itu hanyalah merupakan Satu pertamanan dari pertamanan-pertamanan surga atau Satu lobang dari lobang-lobang neraka".
Diceritakan dari Abu Bakar Al-Isma'ili dari Utsman bin Affan ra. : Ketika neraka itu disifati di hadapan Utsman bin Affan beliau tidak menangis. Demikian juga ketika hari kiamat disifati beliau juga tidak menangis. Sedangkan ketika kubur disifati beliau menangis.
Maka ditanyakan kepadanya : "Ya Amirul Mu'minin, mengapa ketika neraka dan hari kiamat disifati engkau tidak menangis sedangkan ketika kubur disifati engkau menangis?. Beliau menjawab: "Sesungguhnya ketika aku berada di neraka aku bersama para manusia, dan ketika hari kiamat akupun bersama para manusia."
Tetapi ketika aku di dalam kubur aku sendirian, tidak ada salah seorang yang menyertaiku di dalam kubur dari para manusia, sedangkan kunci kubur itu pada malaikat Israfil as., dan dialah yang akan membukanya pada hari kiamat. Utsman bin Affan ra. kemudian berkata : "Siapa yang dunia merupakan penjaranya maka kubur adalah sebagai syurganya! dan siapa yang dunia ini merupakan syurganya maka kubur merupakan penjaranya."
Siapa yang kehidupan dunia merupakan tali ikatannya maka mati itu yang akan melepaskannya. Dan siapa meninggalkan bagiannya di dunia! maka akan diberikan bagian di akhirat. Beliau juga mengatakan : "Sebaik-baik manusia adalah orang yang meninggalkan dunia sebelum dunia meninggalkannya dan ridla terhadap Tuhannya sebelum ia berjumpa kepada-Nya serta mau meramaikan kuburnya sebelum ia memasukinya."

Keutamaan Taat Bagi Seorang Istri




Ada seorang wanita bersuami, yang pada suatu hari mendengar kabar bahwa sang ayah sedang didera penyakit keras. Sang istri memohon kepada suaminya, agar bisa pergi mengunjungi sang ayah, namun tak juga mendapat ijin. 

Ketika sakit sang ayah semakin parah, namun sang istri belum juga mendapat ijin menengok, maka pergilah si wanita bertanya kepada Rasulullah SAW. Namun ternyata, berpegang pada pesan suami bahwasanya istrinya tidak boleh menengok sang ayah, Rasulullah SAW-pun tidak memperbolehkannya.

Akhirnya si wanita mendengar kabar bahwa bapaknya telah meninggal dunia, dan dia meminta ijin suaminya untuk bisa menghadiri majelis shalat jenazah dan pemakaman sang ayah. Lagi-lagi sang suami tidak mengijinkan. Si wanitapun kembali bertanya kepada Rasulullah SAW. Rasulullah menjawab :" Ukhti tak boleh keluar rumah, selagi tidak mendapat ijin dari suami.

Keesokan harinya, Rasulullah SAW datang menyampaikan pesan kepada wanita itu, bahwasanya Allah SWT telah mengampuni dosanya dan dosa bapaknya, atas ketaatannya kepada sang suami. 


Ada yang perlu kita pikirkan :

- Apakah mungkin dosa si wanita dan bapaknya diampuni, sekiranya sang ayah sempat bertemu dengan si wanita ketika dia sakit keras?
- Apakah mungkin dosa si wanita dan bapaknya diampuni, sekiranya si wanita ada di sisi sang ayah saat menjelang ajal bapaknya tercinta itu?
- Apakah mungkin dosa si wanita dan bapaknya diampuni, sekiranya si wanita datang ke pemakaman sang ayah ?

Dosa si wanita dan bapaknya diampuni karena taatnya si wanita mematuhi perintah suami. Namun harus diingat juga, perlu ada timbangrasa di kalangan suami. Bukan bermakna si istri harus duduk di rumah bagaikan dalam penjara. Perlu diijinkan istri keluar, seandainya perkaranya memang memerlukan wanita untuk keluar rumah.


Yang penting dalam hubungan suami istri adalah kepercayaan. Kepercayaan mudah diperoleh, tapi sekali ia dirusak, amat sukar diraih lagi.