" My Parent "

Selasa, 28 Agustus 2012

Lafadz-lafadz Shalawat dan Penjelasannya(3)

Lafadz-lafadz Shalawat dan penjelasannya (3)


Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Say-yidina Muhammad dan kepada keluarga Sayyidina Muham-mad, sebanyak jumlah penyakit dan obat, serta berkati dan sejahterakanlah mereka sebanyak-banyaknya."
Penjelasan :
Shalawat ini bersumber dari Maulana Syaikh Khalid Al-Naqsabandi, pembaharu tarekat Naqsabandiyah. Beliau mengatakan bahwa, shalawat ini merupakan perisai yang sangat ampuh untuk menghadapi penguasa yang lalim. Ketika mengakhiri pembacaan shalawat ini, kata katsîrân diulang berkali-kali."
 

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-hamba, Nabi, dan Rasul-Mu, Nabi yang ummi; kepada keluarganya dan para sahabatnya, sesuai dengan kadar kebesaran Zat-Mu, dalam setiap waktu dan saat. "
Penjelasan:
Shalawat ini termasuk shalawat kesempurnaan, Di antara faedahnya dikatakan bahwa, shalawat ini menyamai seratus ribu shalawat lainnya.
Ada yang mengatakan bahwa shalawat ini bersumber dari Imam Abû Al-Hasan Al-Syadzili, namun tidak pasti.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat yang setimbang dengan bumi dan langit; sebanyak jumlah apa-apa yang ada di dalam ilmu-Mu; serta sebanyak jumlah partikel dari semua benda yang ada di bola bumi dan berlipat-lipat ganda dari itu. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia."
Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan di dalam kitab Kunûz Al-Asrâr: Tentang shalawat ini, Syaikh Al-Iyâsî berkata, "Shalawat ini mempunyai rahasia yang sangat besar, dan fadhilah yang sangat banyak serta menyamai 100.000 shalawat lainnya.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad-kekasih dan yang dikasihi, penyembuh penyakit dan pelepas kesusahan; kepada keluarganya dan para sahabatnya."
Penjelasan:
Tentang shalawat ini, Syaikh Yûsuf Al-Nabhânî menjelaskan,"Syaikh Hasan Abû Halawah Al-Ghazza yang berdiam di Al-Quds telah mengajarkan shalawat ini kepada saya. Hal itu disebabkan ketika saya mengadukan kepadanya penyakit cemas dan susah yang saya derita. Setelah saya baca shalawat tersebut, lenyaplah segala penderitaan saya berkat shalawat dengan sighat tersebut di atas.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammmad Nabi yang ummi, yang suci dan bersih; dengan shalawat yang melepaskan segala ikatan dan melenyapkan segala kesusahan."
Penjelasan:
Shalawat ini disebutkan oleh Al-Zubaydi di dalam kitabnya, Al-Shilât wa Al-'Awâ'id.
Sebagai orang saleh mengatakan bahwa, shalawat ini sangat manjur untuk melenyapkan kesusahan.

Artinya: "Kepadamulah, ya Raslullah, mengalir shalawat Allah, salam-Nya, tahiyat-Nya, dan berkah-Nya; dalam tiap-tiap saat yang memadai dengan kedudukanmu yang besar dan derajatmu yang tinggi; berkumpul bagimu segala keutamaan semua jenis shalatawat dan salam."
Penjelasan:
Shalawat di atas termasuk yang menghimpun seluruh shalawat.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Sayyidina Muhammad, yang cahayanya bagi makhluk telah mendahului, dan kemunculannya merupakan rahmat bagi alam; sebanyak jumlah makhluk-Mu yang lalu maupun yang akan datang serta yang berbahagia di antara mereka maupun yang celaka-dengan shalawat yang menghabiskan segala hitungan dan meliputi segala batasan; dengan shalawat yang tidak akan habis, berakhir; dan selesai, serta dengan shalawat yang terus-menerus dengan ke-abadian-Mu, juga kepada keluarganya. Limpahkanlah pula kesejahteraan yang banyak seperti itu."
Penjelasan:
Pensyarah kitab Dalâ'il mengatakan bahwa, Sayyid 'Abdul Qadir Al-Jaylânî menutup hizb-nya dengan shalawat ini. Dinukil pula dari ucapan Al-Sakhâwî, bahwa shalawat ini mempunyai keistimewaan; satu shalawat ini berbanding sepuluh ribu shalawat lainnya.
Sementara Imâm Muhyiddîn Al-Yamani, yang bergelar "Junayd dari negeri Yaman", mengatakan; "Barangsiapa yang mengucapkan shalawat ini sepuluh kali, pagi dan sore, ia berhak mendapat keridhaan Allah Yang Maha Besar; aman dari kemurkaan-Nya; mendapat curahan rahmat yang berlimpah; terpelihara dengan pemeliharaan nabi dari segala marabahaya, dan mendapatkan kemudahan dalam segala urusan."

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat-Mu yang paling utama selalu, berkah-Mu yang paling berkembang se-lamanya, dan tahiyat-Mu yang paling baik keutamaan dan jumlahnya; kepada semuha-mulia makhluk manusia, kum-pulan hakikat iman, dan batas kebaikan yang tampa; pemimpin balatentara kaum Muslim, penghulu barisan para nabi yang dimuliakan, dan seutama-utarna makhluk dari semuanya; pembawa panji kemuliaan dan ketinggian pemilik kendali kemuliaan, dan yang menyaksikan rahasia azali; sumber ilmu kesantunan, dan hikmah; penampilan rahasia kemurahan secara sebagian dan keseluruhan; manusia 'aynil-wujûd' ruh jasad dua alam, dan mata kehidupan dua tempat; yang memastikan dengan tingkat ubudiah yang tertinggi dan yang berakhlak dengan akhlak kedudukan pilihan; sahabat yang terbesar dan kekasih yang dimuliakan, yaitu Sayyidina Muhammad bin 'Abdillah bin 'Abdil Mutthalib; juga atas seluruh nabi dan rasul, serta atas keluarga dan sahabat mereka semuanya sebanyak orang yang ingat menyebut nama-Mu dan orang yang lalai melupakan-Mu."
Penjelasan:
Sayyid Ahmad Al-Shâwî, di dalam kitab Syarh Wird Al-Dardir mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil oleh Hujjatul Islam Al-Ghazali dari Quthb Al-Idrûs, dan di-namakan Syams Al-Kanzil A'dhâm. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa, shalawat ini dinukil dari Quthb Al-Rabbânî Sayyid 'Abdul Qadir Al-Jaylânî.
Barangsiapa yang membaca shalawat ini sesudah shalat isya, sebelumnya membaca Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu'awwidzatayn sebanyak 33 kali, maka ia akan bermimpi bertemu dengan Rasulullah Saw.


Artinya: "Aku memohon kepada-Mu, ya Allah, agar Engkau melimpahkan shalawat dan salam kepada penghulu para rasul dan pemimpin orang-orang takwa; yang telah Engkau ciptakan dengan kebesaran-Mu dan Engkau hiasi dengan keelokan-Mu; yang Engkau mahkotai dengan kesempurnaan-Mu dan Engkau jadikan orang yang berhak memandang Dzat-Mu; yang Engkau jadikan ia sebagai tempat bagi asma dan sifat-Mu; yang Engkau gandengkan namanya dengan nama-Mu serta ketaatan kepadanya dengan ketaatan kepada-Mu, yakni Muhammad bin Abdillah, serta para keluarga dan sahabatnya yang menyeru kepada Allah.
Ya Allah, limpahkalah shalawat kepada Sayyidina Muhammad-wakil hadrat Dzat-Mu; yang memastikan dengan asma dan sifat-Mu; yang mengumpulkan antara yang ada dan tiada; pemisah antara yang baru dan yang lama; pemimpin orang-orang yang terbuka dengannya segala yang terkunci, menjadi pulih setiap yang pecah, dan meniadi merdeka kembali setiap yang dikalahkan."

Penjelasan:
Shalawat ini berasal dari Sayyidi Muhyiddin bin Al-'Arâbi, yang disebutkannya di dalam hizb-nya, Al-Tawhîd, Telah pula dinukil oleh Syaikh Al-Nabhani, dan kami menukilnya dari beliau.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah seutama-utama sha-lawat, setinggi-tinggi berkah, dan sebaik-baik tahiyat didalan setiap waktu; kepada semulia-mulia makhluk, Say-yidina dan Maulana Muhammad; sesempurna-sempurna penduduk bumi dan langit. Limpahkanlah pula kesejahteraan kepadanya, duhai Tuhan kami, sebaik-baik tahiyat, di dalam setiap kehadiran dan pandangan."
Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abû Al-Hasan Al-Syadzili Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan sha-lawat ini.

Artinya: "Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Zat Mu-hammad yang halus dan tunggal; matahari langit rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.
Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; ku-rangilah kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ke-tamakanku; dan jadilah penolongku. Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia yang tersembunyi, duhai Tuhan Yang Maha hidup dan Maha mandiri."
Penjelasan:
Shalawat ini berasal dari Sayyid Ibrâhîm Al-Dasûqî, yang dipakai sebagai pembuka hizb oleh Al-Dardir: Hal ini menunjukkan keutamaan shalawat ini yang sangat besar.

Artinya: "Ya Allah, bagi-Mu-lah segala pujian sebanyak jumlah orang yang memuji-Mu; bagi-Mu-lah pujian sebanyak orang yang tidak memuji-Mu; dan bagi-Mu-lah pujian sebagaimana Engkau suka untuk dipuuji.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad se-banyak jumlah orang yang bershalawat kepadanya, lim-pahkanlah shalawat kepada Muhammad sebanyak jumlah orang yang tidak bershalawat kepadanya, dan lim-pahkanlah shalawat kepadanya sebagaimana angkau suka supaya diucapkan shalawat atasnya."


Penjelasan:
As-Sakhâwî bertutur sebagai berikut:
Kami menuturkan riwayat dari Al-Thabrânî di dalam kitab Al-Du'â', bahwa beliau bermimpi melihat Nabi Saw. dalam sifatnya yang telah sampai beritanya kepada kita. Lalu beliau berkata, Assalâmu 'alayka Ayyuh al-Nabiyya Warahamatullâhi wa Barakâtuh. Ya Rasulullah, Allah telah mengilhami aku beberapa kalimat!"
Rasulullah bertanya, "Apakah itu?"
Allâhumma laka al-Hamdu ...(hingga akhir shalawat tersebut di atas)."
Lalu Rasulullah Saw. Tersenyum hingga tampak gigi serinya memancarkan cahaya yang cemerlang.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada junjunan kami, Muhammad. Telah semai rasanya upayaku, tolonglah aku ya Rasulullah."
Penjelasan:
Ibn 'Âbidîn menukil shalawat ini dari seorang hamba yang salih, Ahmad Al-Halabi, yang berdiam di Damaskus. Dia bertutur bahwa, ada sebagian menteri Damaskus me-nangkapnya, sehingga pada malam itu, ia merasa sangat susah sekali. Lalu ia bermimpi melihat Rallulullah Saw. Baginda Nabi menenteramkan hatinya dan mengajarkan kepadanya sighat shalawat ini. Baginda Nabi mengatakan bahwa barangsiapa yang membacanya maka Allah akan menghilangkan kesulitannya. Ketika ia terbangun, lalu dibacanya shalawat itu, dan akhirnya, berkat Rasulullah Saw. kesulitannya itu lenyap.
Kemudian Ibn 'Âbidîn mengatakan bahwa, beliau telah mencoba membaca shalawat itu berkali-kali, dan ternyata memang sangat cepat sekali untuk menghilangkan kesulitan.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan salam kepada Maulana Muhammad dan keluarganya, sebanyak jumlah, hitungan semuanya; dari mana habisnya dalam ilmu-Mu; dari mana tidak ada hitungan dalam liputan-Mu; dan dengan apa-apa yang Engkau ketahui bagi diri-Mu tanpa akhir. Sesunghnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu."
Penjelasan:
Shalawat ini bersumber dari seorang arif yang besar dan wali yang terkenal; lautan ilmu syariat, tarekat dan hakikat, yakni Sayyid Ahmad bin Idris; pemuka tarekat Idrisiyah vang merupakan anak cabang dari tarekat Syadziliyah.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas Sayyidina Muhammad dan keluarganya, dengan shalawat penduduk langit dan bumi kepadanya. Alirkanlah, duhai Maulaku, kelembutan-Mu yang tersembunyi dalam urusanku. Tampakkanlah rahasia keindahan buatan-Mu dalam perkara-perkara yang aku cita-citakan dari-Mu, duhai Tuhan semesta alam."
Penjelasan:
Shalawat ini oleh sebagian ulama dinisbahkan kepada Sayyid 'Abdullâh Al-'Alamî. Di antara khasiatnya yang terkenal adalah bahwa, "Barangsiapa yang membacanya sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melenyapkan kesusahannya."

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dan kepada keluarga Muhammad, dengan shalawat yang menjadikan ridha bagi-Mu dan penunaian bagi haknya; berikanlah kepadanya wasilah dan kedudukan yang Engkau telah janjikan."
Penjelasan:
Diriwayatkan oleh Sya'rânî bahwa, Nabi Saw. pernah menerangkan tentang shalawat ini dalam sabdanya, "Barangsiapa yang membacanya, ia berhak mendapatkan
Artinya: "Ya Allah, ya Tuhan Muhammad dan keluarga Muhammad limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad serta berikanlah kepada Muhammad derajat dan wasilah di dalam surga. Duhai Tuhan Mu-hammad dan keluarga Muhammad berilah ganjaran kepada Muhammad. Semoga Allah melimpahkan shalawat kepadanya sesuai dengan apa yang sepantasnya bagianya."
Penjelasan:
Di dalam kitab Syarah Dalâ'il disebutkan bahwa Nabi Saw. telah bersabda, "Barangsiapa di antara umatku yang membaca shalawat ini, baik di waktu pagi maupun di waktu petang, berarti ia telah membuat malaikat pencatat amal menjadi kepayahan selama seribu hari, juga diampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa kedua orang tuanya.
Di dalam kitab Syarah al-Fâsi dijelaskan bahwa, shalawat ini diangkat dari hadis Jabir bin 'Abdillâh r.a., dan disebutkan faedah yang banyak baginya.
Sementara Al-Hâfizh Al-Sakhâwi berkomentar, "Seandainya ada orang bersumpah hendak mengucapkan shalawat yang paling utama, lalu ia membaca shalawat ini. niscaya ia telah memenuhi sumpahnya itu."

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad di kalangan orang-orang dahulu, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan orang-orang ke-mudian, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di-kalangan para nabi, limpahkanlah shalawat kepada Mu-hammad dikalangan para rasul, dan limpahkanlah shalawat kepada Muhammad di kalangan arwah sampai Hari Kiamat."
Penjelasan:
Tentang shalawat ini, barangsiapa yang membacanya sebanyak tiga kali di waktu sore dan tiga kali di waktu pagi, niscaya akan sirnalah dosa-dosanya, terhapuslah segala kesalahannya, tetaplah kesenangannya, dikabulkan doanya, dikabulkan cita-citanya, dan dia ditolong menghadapi musuh-musuhnya.


Cara Al-Qur'an di wahyukan

Al-Qur`an diturunkan, secara keseluruhan, dalam kurun waktu selama 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari. Penyampaiannya melalui Malaikat Jibril as. dengan cara:


  1. Malaikat Jibril meresapkan wahyu ke dalam hati Nabi Muhammad saw. Dalam hal ini Nabi tidak melihat kehadiran Jibril, namun merasakan menerima wahyu dari Allah SWT.
  2. Malaikat Jibril Menampakkan diri kepada Nabi Muhammad saw berupa seorang lelaki tampan, dan menyampaikan firman Allah sampai Nabi hafal benar.
  3. Wahyu yang datang kepadanya seperti gemerincingnya lonceng, yang dirasakan oleh Nabi Muhammad saw. sebagai cara yang paling berat. Tidak jarang sampai kening beliau berkeringat, meski turunnya wahyu itu pada musim hujan.
  4. Malaikat Jibril menampakkan diri sebagaimana wujud sebenarnya, dan mengajarkan firman Allah SWT.

Allah SWT sengaja menurunkan ayat-ayat Al-Qur`an secara berangsur-angsur. "Dan Al-Qur`an (Kami turunkan) berangsur-angsur agar engkau (Muhammad) membacakannya ke-pada manusia perlahan-lahan, dan Kami menurunkannya secara bertahap". (QS. l7/Al-Isro’:106)

Dan orang-orang kafir berkata: Mengapa Al-Qur`an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah*) agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (teratur dan benar). (QS. 25/Al-Furqon: 32)

Dengan demikian tujuan diturunkannya ayat-ayat Al-Quran secara berangsur-angsur adalah:

  1. agar rnudah dihafal, dimengerti, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. banyak ayat-ayat yang diturunkan merupakan jawaban dari pertanyaan atau penolakan suatu pendapat/perbuatan.
  3. ayat-ayat diturunkan karena ketika itu terdapat peristiwa yang tidak dapat dipecahkan oleh Nabi Muhammad saw sehingga menunggu turunnya petunjuk dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Ayat-ayat Al-Qur`an yang pertama diturunkan adalah ayat 1 sampai 5 surat al-Alaq sewaktu Nabi Muhammad berkholwat (menyepi untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT). Sedangkan ayat terakhir yang diturunkan, adalah ayat 3 dari Surat Al-Maidali diturunkan di Padang Arofah sewaktu Nabi Muhammad menjalankan ibadah Haji Wada`.


 Gunung Berapi Dunia dan Indonesia

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia. Namun yang paling terkenal adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik. "Pacific Ring of Fire". Apa yang dimaksud �Busur Cincin Api Pasifik/Pacific Ring of Fire?' Ia adalah garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Dalam kerak bumi terdapat sepuluh lempengan utama, yaitu: Lempeng Afrika, Lempeng Antartika, Lempeng Australia, Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara
Lempeng Amerika Selatan, Lempeng Pasifik, Lempeng Cocos, Lempeng Nazca, Lempeng India.

Lempeng-lempeng tersebut mengapung diatas astenosfer. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan misalnya gempa bumi, gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin bertukar menjadi separuh aktif, menjadi padam, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu menjadi padam dalam waktu 610 tahun sebelum bertukar menjadi aktif semula. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada gunung berapi tersebut. Apakah sebuah gunung berapi itu berada dalam keadaan padam atau telah mati.

Di Indonesia, gunung berapi terletak dalam satu rangkaian yang mengikuti garis lengkung dari Pulau We (Aceh) sampai ke Indonesia bagian timur, dimulai dari Maluku, Sulawesi, sampai ke Kepulauan Sangir Talaud.

Gunung berapi ini tidak hanya menyebar di daratan, namun juga banyak terdapat di dasar laut. Di Indonesia terdapat lebih dari 100 buah gunung berapi. Diantara seratus gunung berapi itu adalah Argopuro, Bromo, Kerinci, Kelud, Krakatau, Mahameru, Merapi, gunung Agung, Arjuno, Galunggung, Kawah Ijen, Leuser, Merbabu, Raung, Rinjani, Semeru, Sibayak, Gunung Tambora, Welirang, Talang, Ine Like, Singgalang, Sago, Talamau, Tandikat, Pantai Cermin, Lokon, Tangkuban Perahu, Gunung Salak, Gede, Guntur, Papandayan, Ciremai, dan masih banyak lagi.

Sementara di dunia gunung berapi diantaranya, Gunung Cook, Selandia Baru, Fujiyama, Jepang, Etna, Sisilia, Italia, Erebus, Antartika, Gunung Pelee, Karibia, Vesuvius, Italia, Ararat, Turki.

Itulah daerah-daerah yang terpengaruh vulkanisme (aktivitas gunung api). Istilah �vulkanisme� digunakan untuk menunjukkan gejalanya, sedangkan �gunung api� adalah untuk menunjukkan �gunungnya,� meskipun gunung itu ada di bawah laut.

Gunung berapi di Dunia

Gunung Ararat memiliki tinggi 5.165 meter (16.945 kaki) dengan 39 derajat 42 garis  lintang utara dan 44 derajat 17 bujur timur, merupakan rangkaian dari Pegunungan Kaukasus, terakhir meletus pada bulan Juli tahun 1840. Puncak tertingginya berada di Turki modern, ialah sebuah gunung berapi yang terletak agak jauh di timur laut Turki, 16 km di sebelah barat Iran dan 32 km selatan Armenia.

Lokasi gunung Ararat berada di Turki dan simbol nasional Armenia. Bangsa Armenia terkadang menyebutnya Masis. Wujud gunung ini dapat terlihat jelas, di sebagian tempat di Armenia, termasuk ibu kotanya Yerevan (dari Armenia paling baik terlihat dari biara Khor Virap). Serta seniman Armenia sering menuangkannya ke dalam lukisan, ukiran obsidian dan papan backgammon.

Dalam cerita Israiliyat diidentifikasikan gunung inilah tempat berlabuhnya Bahtera Nabi Nuh setelah "banjir besar." Ciri-ciri bentuk kapal yang ditafsirkan pada foto udara Ararat menyebabkan kegemparan di akhir 1950an, walau ekspedisi menemukan ciri-ciri yang menjadi longsoran dan aliran lava.

Gunung Etna adalah gunung berapi aktif di pesisir timur Sisilia, dekat Messina dan Catania. Namun masyarakat setempat memanggil dengan Mongibello (Aetna). Etna adalah gunung berapi terbesar di Eropa, dengan ketinggian sekitar 3.320 m dan keliling dasar sepanjang 140 km, membuatnya menjadi gunung tertinggi di Italia di selatan Alpen.

Etna mencakup wilayah seluas 1190 km�, dan yang terbesar di antara gunung-gunung berapi di Italia. Tingginya tiga kali lebih besar dari pesaing terdekatnya, Vesuvius. Etna adalah salah satu gunung teraktif di dunia dan hampir selalu dalam keadaan meletus. Meski demikian, gunung itu tidak dianggap sebagai terlalu berbahaya.

Gunung Erebus, gunung berapi aktif di Antartika memiliki tinggi 3794 meter di atas permukaan laut dengan 77,5 derajat lintang selatan dan 167,2 derajat Bujur Timur. Gunung ini ditemukan pertama kalinya pada tahun 1841 oleh James Clark Ross dan mulai didaki pada tahun 1908, serta terus aktif sejak tahun 1972. Namanya diambil dari salah satu dewa dalam mitologi Yunani.
 
Gunung berapi di Indonesia

Gunung Merapi memiliki ketinggian 2968 meter dari permukaan air laut (pengukuran tahun 2001) dengan 7 derajat 32,5 lintang selatan dan 110 derajat 26,5 bujur timur. Secara administratif termasuk  Kab. Sleman, Prop. DI. Yogyakarta, Kab. Magelang, Boyolali, Klaten,  Provinsi Jawa Tengah. Merapi merupakan gunung berapi tipe strato dengan kubah lava (Sumber : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, DESDM).

Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Letaknya cukup dekat dengan Yogyakarta dan masih terdapat desa-desa di lerengnya sampai ketinggian 1700 m. Bagi masyarakat di tempat tersebut, Merapi membawa berkah material pasir, sedangkan bagi pemerintah daerah, Gunung Merapi menjadi obyek wisata bagi para wisatawan.

Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.

Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Hindu harus berpindah ke Kediri. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.

Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus. Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi.

Gunung Krakatau memiliki ketinggian 2.000 meter dan radius 9 km2. Secara administratif Krakatau masuk ke dalam wilayah Propinsi Lampung. Krakatau terletak di Selat Sunda, diantara Pulau Jawa dan Sumatera, telah dikenal dengan baik dan dicatat di dalam sejarah sejak abad 16.

Krakatau adalah gunung berapi yang masih aktif Gunung berapi ini pernah meletus pada tanggal 26 Agustus 1883. Letusannya sangat dahsyat dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Suara letusan gunung Krakatau sampai terdengar di Alice Springs, Australia dan pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer dari pulau Jawa.

Mulai tahun 1927 muncul gunung baru yang disebut ��Anak Krakatau��. Sampai sekarang gunung ini masih tetap bertambah tingginya.

Melihat kawasan Gunung Krakatau di Selat Sunda, Para ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di selat sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera (kawah besar) yang sisi sisinya dikenal sebagai pulau rakata, pulau panjang dan sebuah pulau lagi.

Pulau rakata ini kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam bumi serta muncul tiga buah gunung api yang dikenal sebagai gunung rakata, gunung danan dan gunung perbuwatan. Letusan 1883 yang terjadi menghancurkan gunung danan, gunung perbuwatan serta sebagian gunung rakata. Dan mulai pada tahun 1927 itulah muncul gunung api yang dikenal sebagai anak karakatau dari kawasan kaldera purba tersebut yang masih aktif dan tetap bertambah tingginya.

Gunung Talang memiliki ketinggian ketinggian 2.597 m. Gunung ini merupakan salah satu dari enam gunung api aktif di Sumatra Barat. Masyarakat Sumbar meyebutnya Salasi (Sulasi), dan berada di Kabupaten Solok, tepatnya di Nagari Batu Beras, 9 km dari Kota Kayu Aro, sekitar 40 km sebelah timur Padang. Gunung Talang sudah pernah meletus empat kali, yakni tahun 1803, 1833, 1945, dan 1983.

Pada 11 April 2005, Gunung Talang kembali meletus. Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengeluarkan debu vulkanik sudah berlangsung sedikitnya 42 kali. Di Aia Batumbuak, lokasi terdekat dengan sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, sedangkan ketebalan debu di jalan mencapai 10 cm. Di sisi selatan Gunung Talang terbentuk kawah baru yang mengeluarkan asap belerang dan hujan berdebu vulkanik. Sebanyak 27.000 penduduk harus dievakuasi dari wilayah itu.

Ada empat kecamatan yang warganya bermukim di kaki gunung itu, yakni Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gunung Talang, dan Lembang Jaya. Jumlah penduduk di empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk Kabupaten Solok.


 Nama - nama Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad Rosulullah saw. memiliki beberapa nama. Muslim meriwayatkan, bahwa beliau bersabda: "A ku memiliki beberapa nama:

  • aku bernama Muhammad;
  • aku bernama Ahmad;
  • aku bernama Al-Machi (penumpas), dimana Allah menumpas kekafiran karena aku;
  • aku bernama chasyiir (pengumpul), dimana Allah mengum­pulkan manusia atas risalahku;
  • aku bernama Al-`Aqib (penutup), dimana tidak ada seorang nabi lagi sesudahku; dan
  • Allah memberiku pula nama Ro`uf (penyantun) dan Rochin (penyayang)." (HR. Muslim)
Muhammad Rosulullah saw. adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT. "Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang & antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Mengetahui segala sesuatu (QS. 33/Al-Ahzab: 40). Ayat ini menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. bukanlah bapak dari salah seorang sahabat, karena itu janda Zaid (bernama Zainab) dapat beliau nikahi.

Sebagai nabi dan rosul terakhir, Muhammad saw. tidak hanya diutus kepada segolongan umat seperti halnya nabi-nabi terdahulu melainkan untuk seluruh umat manusia. "Kami mengutus engkau (Muhammad) menjadi rosul kepada (seluruh) manusia. Dan cukuplah Allah yang menjadi saksi.`` (QS. 4/An-Nisa79)

Nabi Muhammad Rosulullah saw. terkenal memiliki kepribadian dan jiwa kepemimpinan yang terpuji. Hal itu telah diungkapkan dalam ayat-ayat Al-Qur`an, antara lain: "Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri  dari sekitarmu." (QS. 3/Alilmron: 159) "Sungguh, telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanku kamu alami, dia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman." (QS.5 At-Taubah: 128)

Karena itu Allah SWT menegaskan, "Sungguh telah ada pada (diri) Rosulullah itu teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat serta banyak mengingat Allah." (QS. 33/Al-Ahzab 21) "Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang luhur," (QS. 68/`Al-Qolam 4) Allah SWT juga meninggikan namanya, "Kami tinggikan sebutan (nama)mu bagimu." (QS. 94/Al-Insyiroh: 4) Maksud ayat yang terakhr ini adalah, meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah dalam kalimat syahadat, serta menjadikan taat kepada nabi termasuk taat kepada Allah SWT.

 Keutamaa di bulan syawal

Memasuki Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan Marhaban Ya Syawal! Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal.
SETELAH melewati bulan Ramadhan, kita memasuki bulan Syawal, bulan kesepuluh dalam penanggalan hijriyah. Nyaris tidak ada penyambutan terhadap datangnya bulan syawal. Berbeda dengan ketika menyambut Ramadhan, biasanya kita mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan! Tapi untuk bulan Syawal, tidak pernah kita mendengar orang mengucapkan Marhaban Ya Syawal!
Padahal, Syawal juga bulan istimewa dan memiliki keutamaan. Inilah beberapa keistimewaan bulan Syawal.
Bulan Kembali ke Fitrah
Syawal adalah bulan kembalinya umat Islam kepada fitrahnya, diampuni semua dosanya, setelah melakukan ibadah Ramadhan sebulan penuh. Paling tidak, tanggal 1 Syawal umat Islam "kembali makan pagi" dan diharamkan berpuasa pada hari itu.
Ketibaan Syawal membawa kemenangan bagi mereka yang berjaya menjalani ibadah puasa sepanjang Ramadan. Ia merupakan lambang kemenangan umat Islam hasil dari "peperangan" menentang musuh dalam jiwa yang terbesar, yaitu hawa nafsu.
Bulan Takbir
Tanggal 1 Syawal, Idul Fitri, seluruh umat Islam di berbagai belahan mengumandangkan takbir. Maka, bulan Syawal pun merupakan bulan dikumandangkannya takbir oleh seluruh umat Islam secara serentak, paling tidak satu malam, yakni begitu malam memasuki tanggal 1 Syawal alias Malam Takbiran, menjelang Shalat Idul Fitri.
Kumandang takbir merupakan ungkapan rasa syukur atas keberhasilan ibadah Ramadhan selama sebulan penuh. Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai, kecuali dengan pertolongan-Nya. Maka umat Islam pun memperbanyakkan dzikir, takbir, tahmid, dan tasbih. ""Dan agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah Ia memberi petunjuk kepada kamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan" (QS. Al-Baqarah: 185).
Bulan Silaturahmi
Dibandingkan bulan-bulan lainnya, pada bulan inilah umat Islam sangat banyak melakukan amaliah silaturahmi, mulai mudik ke kampung halaman, saling bermaafan dengan teman atau tetangga, hala bihalal, kirim SMS dan telepon, dan sebagainya. Betapa Syawal pun menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah karena umat Islam menguatkan tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah.
Bulan Ceria
Syawal adalah bulan penuh ceria. Di Indonesia bahkan identik dengan hal yang serba baru -baju baru, sepatu baru, perabot rumah tangga baru, dan lain-lain. Orang-orang bersuka cita, bersalaman, berpelukan, bertangis bahagia, mengucap syukur yang agung, meminta maaf, memaafkan yang bersalah.
Begitu banyak doa terlempar di udara. Begitu banyak cinta kasih saling diberikan antar seluruh umat manusia. Aura maaf tersebar di seluruh penjuru bumi, nuansa peleburan dosa, nuansa pencarian makna baru dalam hidup.
Puasa Satu Tahun
Amaliah yang ditentukan Rasulullah Saw pada bulan Syawal adalah puasa sunah selama enam hari, sebagai kelanjutan puasa Ramadhan.
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari bulan Syawal, berarti ia telah berpuasa setahun penuh" (H.R Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah)
"Allah telah melipatgandakan setiap kebaikan dengan sepuluh kali lipat. Puasa bulan Ramadhan setara dengan berpuasa sebanyak sepuluh bulan. Dan puasa enam hari bulan Syawal yang menggenapkannya satu tahun" (HR An-Nasa’i dan Ibnu Majah dan dicantumkan dalam Shahih At-Targhib).
Bulan Nikah
Syawal adalah bulan yang baik untuk menikah. Hal ini sekaligus mendobrak khurafat, yakni pemikiran dan tradisi jahiliyah yang tidak mau melakukan pernikahan pada bulan Syawal karena takut terjadi malapetaka.
Budaya jahiliyah itu muncul disebabkan pada suatu tahun, tepatnya bulan Syawal, Allah Swt menurunkan wabah penyakit, sehingga banyak orang mati termasuk beberapa pasangan pengantin. Maka sejak itu, a kaum jahiliah tidak mau melangsungkan pernikahan pada bulan Syawal.
Khurafat itu didobrak oleh Islam. Rasulullah Saw menunjukkan sendiri bahwa bulan Syawal baik untuk menikah. Siti Aisyah menegaskan: "Rasulullah SAW menikahi saya pada bulan Syawal, berkumpul (membina rumah tangga) dengan saya pada bulan Syawal, maka siapakah dari isteri beliau yang lebih beruntung daripada saya?". Selain dengan Siti Aisyah, Rasul juga menikahi Ummu Salamah juga pada bulan Syawal.
Menurut Imam An-Nawawi, hadits tersebut berisi anjuran menikah pada bulan Syawal. ‘Aisyah bermaksud, dengan ucapannya ini, untuk menolak tradisi jahiliah dan anggapan mereka bahwa menikah pada bulan Syawal tidak baik.
Bulan Peningkatan
Inilah keistimewaan bulan Syawal yang paling utama. Syawal adalah bulan "peningkatan" kualitas dan kuantitas ibadah. Syawal sendiri, secara harfiyah, artinya "peningkatan", yakni peningkatan ibadah sebagai hasil training selama bulan Ramadhan. Umat Islam diharapkan mampu meningkatkan amal kebaikannya pada bulan ini, bukannya malah menurun atau kembali ke "watak" semula yang jauh dari Islam. Na’udzubillah.
Bulan Pembuktian Takwa
Inilah makna terpenting bulan Syawal. Setelah Ramadhan berlalu, pada bulan Syawal-lah "pembuktian" berhasil-tidaknya ibadah Ramadhan, utamanya puasa, yang bertujuan meraih derajat takwa.
Jika tujuan itu tercapai, sudah tentu seorang Muslim menjadi lebih baik kehidupannya, lebih saleh perbuatannya, lebih dermawan, lebih bermanfaat bagi sesama, lebih khusyu’ ibadahnya, dan seterusnya. Paling tidak, semangat beribadah dan dakwah tidak menurun setelah Ramadhan. Wallahu a’lam.

Rahasia puasa syawal

 Rahasia Puasa Syawal
Saat Ramadhan sudah berlalu dan hari raya menjelang, maka hati semua umat Islam berbunga-bunga. Pada hari itu tak boleh ada satu pun yang tak tersenyum, sebab hari itu adalah hari kebahagiaan, setelah berhasil selama satu bulan mengekang hawa nafsu dan mengisi hari-hari dengan ibadah. Dan kita tahu bahwa beribadah pada bulan Ramadhan nilainya berlipat-lipat. Maka ketika semua itu usai dan berhasil kita lalui dengan baik, kebahagiaan tak terkira pun menyeruak. Semua diperkenankan untuk menggelar tasyakuran dan makan bersama dengan selu¬ruh keluarga dan handai taulan, bahkan diharamkan berpuasa pada hari tersebut. Dan jika ada yang tak memiliki makanan, kita wajib berbagi, dengan memberikan zakat fitrah, agar semua ikut merasakan nikmatnya momen Hari Raya Idul Fitri.
Namun, setelah tanggal 1 Syawal kita lewati, kita tak ser¬ta merta bebas untuk berbuat sesuka hati, meski saat itu masih diperbolehkan makan dan minum. Namun ada hal lain yang le¬bih utama, yaitu berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal. Seakan-akan kesunahan puasa ini hendak menyatakan pada kita: "Engkau boleh bersenang-senang dan berbahagia-bahkan wajib hukumnya-pada hari Raya Idul Fitri. Namun hal itu tak boleh dilakukan berlebihan, sebab segala sesuatu yang berlebihan itu tak disukai oleh Allah dan membuatmu mudah lalai. Ada yang lebih utama, yaitu mengekang kembali hawa nafsu dengan ber¬puasa, agar hatimu senantiasa bersih setelah selama satu bulan kau sucikan dengan amalan Ramadhan."

Rasulullah saw. menjelaskan beberapa rahasia dibalik kesunahan puasa enam hari bulan Syawal, di antaranya:
> Laksana Puasa Sepanjang Hari
Abu Ayub menyatakan bahwa Rasulullah bersabda; "Barangiapa yang berpuasa bulan Ramadhan kemudian diikuti dengan enam hari Syawal maka ia seperti berpuasa sepanjang masa". (HR. Muslim).
Luar biasa, puasa Ramadhan yang telah kita jalankan selama sebulan lamanya menjadi berlipat-lipat lagi nilainya jika dilengkapi dengan berpuasa selama enam hari di bulan Syawal. Nilainya sama dengan berpuasa selama setahun penuh. Bayangkan, cukup berpuasa selama satu bulan plus enam hari, sama saja selama setahun kita mengisi hari-hari dengan ibadah puasa, yang tentu saja nilainya menjadi berlipat-lipat penuh makna.
Ada sebagian ulama yang menganalogikan puasa Ramadhan sehari nilainya sama dengan puasa selama 10 hari, seh¬ingga puasa selama sebulan sama dengan berpuasa 300 hari. Demikian pula puasa enam hari di bulan Syawal, sehingga nilai semua menjadi 360 hari, alias setahun. Maka nilai puasa bulan Ramadhan dan puasa enam hari bulan Syawal sama saja dengan berpuasa setahun penuh. Benar atau tidak analogi di atas, yang jelas Rasulullah saw telah menunjukkan dan menegaskan bah¬wa dengan berpuasa selama enam hari bulan Syawal, setelah berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan, laksana melaksanakan puasa sepanjang tahun. Wallahu a’lam.

> Boleh Berturut-turut Boleh Tidak
Menurut Imam Ahmad, puasa enam hari pada bulan Syawal itu dapat dilakukan berturut-turut atau tidak berturut-turut, dan tak ada kelebihan yang satu dari lainnya. Sedang menurut golongan Hanafi dan Syafi’I lebih utama melakukannya secara berturut-turut yaitu 6 hari sesudah Hari Raya Idul Fitri.