" My Parent "
Tampilkan postingan dengan label Rasulullah ingin umatnya selamat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rasulullah ingin umatnya selamat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 13 Mei 2011

 "Rasulullah Ingin Umatnya Selamat".


Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan momen yang kerap di peringati oleh umat Islam. Namun di balik hal itu kita pun dapat mengambil pelajaran dari teladan kita bagaimana beliau dapat berhasil keluar dari fase dakwah yang sangat sulit dengan segala keadaan yang dialaminya menuju kemenangan dakwah yang diembannya secara menyeluruh hingga Islam menampilkan peran dalam berbagai aspek.  
Bagaimana mengenal sosok Rasulullah SAW ? 
Ada tiga hal yang bila terdapat dalam diri seseorang niscaya dia dapat merasakan manisnya iman. Pertama, Allah dan Rasulullah lebih dia cintai dari yang lainnya. Kedua, bila dia mencintai seseorang karena Allah dan ketiga, dia membenci kembali kepada kekufuran setelah dia mendapat hidayah keimanan, sebagaimana dia membenci dicemplungkan ke dalam api neraka. Kita perlu mengenal dan mencintai sosok Rasulullah karena kaitannya dengan merasakan manisnya iman. Sebab kalau ini tidak kita lakukan bisa-bisa kita punya keimanan tapi kita tidak bisa merasakan manisnya iman padahal dengan adanya manisnya iman akan membuat kita sendiri benar-benar memandang berharga sebuahj keimanan. Jika orang tidak merasakan manisnya iman walaupun dia beriman bisa-bisa dia kemudian suatu ketika menghadapi kondisi yang menuntut dan mengancam imannya, dia tidak terlalu sensitif untuk melindunginya karena tidak pernah merasakan manisnya iman. Artinya, buat apa saya pertahankan kalau tidak pernah merasakan manisnya iman 
Kewajiban apa yang harus kita lakukan terhadap Rasulullah ? 
Kita juga perlu bertanya di dalam kehidupan Rasulullah apa hal yang paling beliau utamakan karena cintanya kita kepada Nabi tentunya akan membuat kita mengutamakan apa-apa yang beliau utamakan. Dalam hidupnya nabi mempunyai obsesi yang kuat untuk menyaksikan agar umatnya dalam keimanan dan keselamatan jika itu yang menjadi obsesi nabi atau hal yang dia utamakan, begitulah mestinya kita pun juga memiliki obsesi dan keinginan seperti itu. Artinya kan di masyarakat, mohon maaf ada sebagian saudara-saudara kita yang mereka dengan macam-macam alasan kemudian tidak terlalu mempermasalahkan orang lain itu mau agamanya apa silahkan saja padahal sebenarnya kalau kita meneladani Rasulullah SAW seharusnya kita punya obsesi dalam hati kita melihat orang di sekililing kita agar mereka menjadi orang yang mendapatkan keimanan sehingga selamat. Nabi juga seperti itu. 
Makanya nabi itu kalau baru ketemu dengan seseorang betapa pun orang itu baru dijumpai atau dikenal di dalam segala pendekatan beliau kepada orang itu mesti beliau menyisipkan satu kalimat penuh kasih sayang yang berbunyi aslim taslamyang artinya masuk islam lah engkau wahai saudaraku niscaya engkau akan selamat dunia dan akhirat. Hal tersebut dlakukan kepada orang yang baru dikenal. Ini menandakan bahwa Nabi itu tidak sekedar disimpan dalam hati melainkan di ekspresikan dalam lisannya. Itu luar biasa kalau seandainya kita meniru dan meneladani nabi seperti itu. Namun masyarakat kita dengan segala alasan dikembangkan. Misalnya ada alasan pake ayat lagi yaitu lakum diinukum waliya diini. Padahal ayat tersebut turun bukan berurusan dengan hal dakwah melainkan ibadah. Jadi dalam hal ibadah seorang muslim tidak boleh sekali-kali bersama-sama dengan non muslim beribadah yang sifatnya kombinasi. Gak dibenarkan, itu urusan ibadah. Tapi jangan kemudian ayat itu dijadikan dalil dengan mengatakan ya.... terserah kamu mau agama apa karena itu hak anda. Menurut hemat saya hal tersebut diatas yang sangat penting untuk diteladani dari sososk nabi Muhammad SAW.
Apa buah dari mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW ? 
 shirah nabawilyah (sejarah perjuangan nabi � red) ada peristiwa yag strategis dan signifikan yang perlu dicatat dan perlu kita teladani yaitu peristiwa hijrah dari Makkah ke Madinah. Bahkan menurut pendapat saya semestinya kita sekarang ini harus mengembangkan kebiasaan baru yaitu tidak hanya sibuk memperingati maulud nabi, karena tanggal 12 Rabiul Awal dalam catatan Sirah Nabawiyah tanggal tersebut bukan hanya bertepatan dengan tanggal tibanya Nabi Muhammad SAW dengan sahabat utamanya Abu Bakar Shiddiq ra ke kota Yatsrib yaitu Madinah pada perjalanan proyek raksasa bernama hijrah. Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah memakan waktu berpekan-pekan. Kaum anshar dan muhajirin setiap hari menunggu-nunggu kapan tibanya dan bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal keduanya tiba di Madinah. Saya mengusulkan alangkah lebih baiknya kebiasaan 12 Rabiul Awal lebih utama merayakan hari tibanya nabi berhijrah. Hal tersebut kita lakukan supaya dapat mengambil pelajaran dari peristiwa hijrah yang amat sangat penting dalam sejarah dakwah Islamiyah ini. Hijrah itu praktis menandai sebuah lembaran baru dan shirah nabawiyah yang mana sebelumnya dakwah itu dikenal periode Makkah yang disertai segala kondisi-kondisi yang khas dengan dakwah periode Madinah segala kodisi-kondisi yang khas yang sangar berbeda pada waktu di Makkah. 
Keadaan di Madinah setelah hijrah menjadi keadaan yang amat sangat luar biasa sangat bagus dibandingkan saat di Makkah. Kalau kita kaitkan dengan realita, sebenarnya kita tengah berada pada periode Makkah. Saya mencatat setidak-tidaknya ada 4 kondisi yang dihadapi oleh generasi awal kaum muslimin pada dahulu kala. Pertama, para sahabat atau orang-orang beriman waktu itu minoritas. Kedua, sudah minoritas, tertindas lagi. Kaum musyrikin menolak dakwah dengan fisik. Ketiga, terbatas ruang gerak menjalankan islamnya sehingga Islam yang tampil waktu di Makkah menitik beratkan pada urusan aqidah yang disembunyikan dalam dada, serta keterbatasan menjalankan ibadah yang harus sembunyi-sembunyi. Keempat, mereka mempunyai pemimpin dalam hal ini Muhammad bin Abdullah, namun beliau dibelenggu hanya menjadi sekedarmoral and spiritual leader. Sebuah keadaan yang sangat berbeda setelah hijrah ke Madinah. Di Madinah kaum muslimin yang asalnya minoritas menjadi mayoritas karena muhajirin dan anshar menjadi komponen mayoritas. Setelah mayoritas kini umat islam merdeka, leluasa menjalankan Islam. Maka Islam yang tampil di Madinah adalah islam yang lengkap denga segala tuntunannya yang meliputi semua aspek kehidupan. Kaum muslimin pun akhirnya memiliki pemimpin yang bukan sekedar sebagai pemimpin spiritual melainkan social, political and militery leader. Jadi, betapa pentingnya peristiwa hijrah itu, karena mempunyai efek islam mencakup semua aspek. Hasilnya kota Yatsrib berubah namanya menjadi madinah al-munawwarah (kota yang bercahaya -red).  betapa dunia jaman sekarang adalah jaman yang sarat dengan fitnah. Yang fitnah itu sudah tidak pandang bulu, mau itu masyarakat mayoritas muslim atau sebaliknya sudah hebat sekali pengaruh dari nilai-nilai kemunkaran. Saya semakin yakin bahwa ini cuma menunjukkan betapa benarnya sabda Rasulullah SAW tentang perjalanan sejarah umat islam yang akan menempuh 5 fase dan kita sekarang berada di fase ke-4 yaitu fase yang paling kelam /fase mulkan jabaniyyan (fase kepemimpinan raja-raja diktator -red). Masa tersebut para pemimpinnya memaksakan kehendaknya. Sikap kita sudah barang tentu tidak ridha dengan kondisi seperti itu. Namun, untuk mencari solusi kita harus menemukan solusi yang mendasar dan menyeluruh.