" My Parent "

Rabu, 11 Mei 2011

Tips Membaca cepat dan tepat

HAKEKAT MEMBACA


Menurut Kolker (1983: 3) membaca merupakan suatu proses komunikasiantara pembaca dan penulis dengan bahasa tulis. Hakekat membaca ini menurutnya ada tiga hal, yakni afektif, kognitif, dan bahasa. Perilaku efektif mengacu pada perasaan, perilaku kognitif mengacu pada pikiran, dan perilaku bahasa mengacu pada bahasa anak.

Doglass (dalam Cox, 1988: 6) memberikan definisi membaca
sebagai suatu proses penciptaan makna terhadap segala sesuatu yang ada dalam lingkungan tempat pembaca mengembangkan suatu kesadaran.

 Sejalan dengan itu Rosenblatt (dalam Tompkins, 1991: 267) berpendapat bahwa membaca merupakan proses transaksional. Proses membaca berdasarkan pendapat ini meliputi langkah-langkah selama pembacamengkonstruk makna melalui interaksinya dengan teks bacaan. Maknatersebut dihasilkan melalui proses transaksional. Dengan demikian, makna teks bacaan itu tidak semata-mata terdapat dalam teks bacaan atau pembaca saja.

Fredick Mc Donald (dalam Burns, 1996: 8) mengatakan bahwa membaca merupakan rangkaian respon yang kompleks, di antaranya mencakuprespon kognitifsikap dan manipulatif. Membaca tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sub keterampilan, yang meliputi: sensoripersepsi,sekuensipengalamanberpikirbelajarasosiasi, afektif, dan konstruktif. Menurutnya, aktiivitas membaca dapat terjadi jika beberapa sub keterampilam tersebut dilakukan secara bersama-sama dalam suatu keseluruhan yang terpadu

Syafi'i (1999: 7) juga menyatakan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, beberapa psikologis yang berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.

Adapun Farris (1993: 304) mendefinisikan membaca sebagai pemrosesan kata-katakonsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalamanawal pembaca. Dengan demikian, pemahaman diperoleh bila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.

Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa membaca pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh pembaca untuk membangun makna dari suatu pesan yang disampaikan melalui tulisan. Dalam proses tersebut, pembaca mengintegrasikan antara informasi atau pesan dalam tulisan dengan pengetahuan atau pengalamanyang telah dimiliki.

PROSES MEMBACAMenurut beberapa ahli ada beberapa model pemahaman proses membaca, di antaranya model bottom-up, top-down, dan model interaktif.

Model botton-up menganggap bahwa pemahaman proses membaca sebagai proses decoding yaitu menerjemahkan simbol-simbol tulis menjadi simbol-simbol bunyi.

Pendapat itu menurut Harjasujana (1986: 34) sama dengan pendapat Flesch (1955) yang mengatakan bahwa membaca berarti mencari makna yang ada dalam kombinasi huruf-huruf tertentu.

Begitu juga menurut pendapat Fries (dalam Harjasujana, 1986: 34) bahwa membaca sebagai kegiatan yang mengembangkan kebiasaan-kebiasaan merespon pada seperangkat pola yang terdiri atas lambang-lambang grafis.

Pendapat-pendapat di atas ternyata ditentang oleh Goodman (dalam Cox, 1998: 270) yang menyatakan bahwa membaca sebagai proses interaksi yang menyangkut sebuah transaksi antara teks dan pembaca.





Pembaca yang sudah lancar pada umumnya meramalkan apa yang dibacanya dan kemudian menguatkan atau menolak ramalannya itu berdasarkan apa yang terdapat dalam bacaan, membaca seperti itu disebut model top-down.

Kedua pendapat yang menyatakan model bottom-up dan model top-down akhirnya dipersatukan oleh Rumelhart dengan nama model interaktif.

Rumelhart (dalam Harris dan Sipay, 1980: 8) menyatukan dua pendapat itu dengan alasan bahwa proses belajar membaca permulaan bergantung pada informasi grafis dan pengetahuan yang berada dalam skemata. Membaca merupakan suatu proses menyusun makna melalui interaksi dinamis di antara pengetahuan pembaca yang telah ada dan informasi itu telah dinyatakan oleh bahasa tulis dan konteks situasi pembaca.

Burns, dkk. (1996: 6) menyatakan bahwa aktifitas membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses membaca dan produk membaca.

Dalam proses membaca ada sembilan aspek yang jika berpadu dan berinteraksi secara harmonis akan menghasilkan komunikasi yang baik antara pembaca dan penulis. Komunikasi antara pembaca dan penulis itu berasal dari pengkonstruksian makna yang dituangkan dalam teks dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Lebih lanjut Burns, dkk. (1996:8) mengemukakan sembilan proses membaca tersebut yaitu:
(1) mengamati simbol-simbol tulisan, (2) menginterprestasikan apa yang diamati, (3) mengikuti urutan yang bersifat linier baris kata-kata yang tertulis, (4) menghubungkan kata-kata (dan maknanya) dengan pengalaman dan pengetahuan yang telah dipunyai, (5) membuat referensi dan evaluasi materi yang dibaca, (6) mengingat apa yang dipelajari sebelumnya dan memasukkan gagasan-gagasan dan fakta-fakta baru, (7) membangun asosiasi, (8) menyikapi secara personal kegiatan/tugas membaca sesuai dengan interesnya, (9) mengumpulkan serta menata semua tanggapan indera untuk memahami materi yang dibaca.




PERIODE MEMBACA
1. PrabacaMenurut Burns, dkk. (1996: 224) siswa akan terdorong memahami keseluruhan materi jika para guru membiasakan kegiatan membaca dengan aktivitas prabaca, saatbaca, dan pascabaca. Tahap-tahap membaca itu tidak sama prosedurnya.

Tahap prabaca berbeda dengan tahap saat-baca dan pascabaca sebab tahap-tahap itu memerlukan teknik pembelajaran yang berbeda pula.
Aktivitas pada tahap prabaca sangat berguna bagi mahasiswa untuk membangkitkan pengetahuan sebelumnya. Aktivitas tersebut menurut Burns, dkk. (1996:224) bisa berupa membuat prediksi tentang isi bacaan, dan menyusun pertanyaan tujuan. Adapun Moore (1991: 22) menyarankan kepada siswa agar pada prabaca, siswa menganalisis judul bab, subjudul, gambar, pendahuluan yang dilanjutkan dengan menyusun pertanyaan. Leo (1994: 5) mempertegas pendapat Moore bahwa sebelum kegiatan membaca, siswa mensurvei judul bab supaya bisa mengembangkan membaca secara efektif ,dan bisa mengatur waktunya secara fleksibel.

2. Saat-bacaAktivitas pada tahap saat-baca merupakan kegiatan setelah prabaca. Kegiatan ini dilakukan siswa untuk memperoleh pengatahuan baru dari kegiatan membaca teks bacaan. Dalam membaca tersebut, siswa akan berusaha secara maksimal memahami teks bacaan dengan berbagai strategi. Burns, dkk. (1996:229-236) mengemukakan beberapa strategi dan aktivitas yang dapat digunakan pada saat-baca untuk meningkatkan pemahaman tersebut. Strategi dan aktivitas yang dimaksud meliputi strategi matakognitif, prosedur cloes dan pertanyaan penuntun.

Sedangkan Leo (1994: 8) lebih menekankan pada kegiatan membaca dengan cara menandai bagian-bagian yang dianggap penting dan atau membuat ikhtisar bacaan tersebut.

3. Pasca-bacaAktivitas pada tahap pascabaca, menurut Burns, dkk. (1996:237) digunakan untuk membantu siswa memadukan informasi baru yang dibacanya ke dalam skemata yang telah dimilikinya sehingga diperoleh tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Strategi yang bisa digunakan dalam pascabaca dapat berupa pembelajaran pengayaan, pertanyaan, representasi visual, teater pembaca, penceritaan kembali dan aplikasi.

JENIS-JENIS MEMBACA
Dari Aspek kegiatannya
1. Membaca Keras Membaca keras merupakan kegiatan membaca yang menekankan pada ketepatan bunyi, irama, kelancaran, perhatian terhadap tanda baca. Kegiatan membaca seperti ini disebut juga sebagai kegiatan “membaca teknis”.

2. Membaca dalam HatiMembaca dalam Hati merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun rincian-rinciannya. Secara fisik membaca dalam hati harus menghindari vokalisasi, pengulangan membaca, menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.

3. Membaca CepatYaitu membaca yang tidak menekankan pada pemahaman rincian-rincian isi bacaan, akan tetapi memahami pokok-pokoknya saja. Membaca ini dapat dilakukan dengan menggerkkan mata dengan pola-pola tertentu.

4. Membaca RekreatifYaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk membina minat dan kecintaan membaca; biasanya bahan bacaab diambil dari cerpen dan novel.

5. Membaca AnalitikYaitu kegiatan membaca yang bertujuan untuk mencari informasi dari bahan tertulis; menghubungkan satu kejadian dengan kejadian yang lain, menarik kesimpulan yang tidak tertulis secara eksplisit dalam bacaan.



Menurut Bentuknya

1. Membaca Intensif (Qira’ah Mukatsafah)Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan utama dalam membaca dan memperkaya perbendaharaan kata serta menguasai qawaid yang dibutuhkan dalam membaca.

2. Membaca Ekstensif (Qira’ah Muwassa’ah)
Yaitu membaca yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.

MEMBACA PEMAHAMAN

Banyak definisi membaca pemahaman yang disampaikan oleh para ahli. Definisi itu secara umum mempunyai arti yang hampir sama, yaitumemahami informasi secara langsung yang ada dalam teks bacaan itu dan memahami informasi yang tidak secara langsung dalam teks. Pendapat-pendapat yang mendukung definisi itu diantaranya adalah:

Rubin (1993: 194) mendefinisikan bahwa membaca pemahaman adalahproses pemikiran yang kompleks untuk membangun sejumlah pengetahuan.

Membangun sejumlah pengetahuan itu menurut Nola Banton Smith dalam Rubin (1993:195) bisa berupa kemampuan pemahaman literal, interpretatif, kritis, dan kreatif.

Hal itu diperkuat oleh Burns (1996:255) bahwa membaca pemahaman terdiri empat tingkatan, yaitu pemahaman literal (literal comprehension),pemahaman interpretatif (interpretative comprehension), pemahaman kritis (critical comprehension) dan pemahaman kreatif (creative comprehension).
Beberapa kemampuan yang ada dalam membaca literal, interpretatif, kritis, dan kreatif dapat diuraikan lebih rinci lagi mulai dari definisi sampai dengan aktivitasnya.

Penjelasan tentang definisi dan aktivitasnya tersebut, Syafi’ie (1999: 31) mengatakan bahwa pemahaman literal adalah pemahaman terhadap apa yang dikatakan atau disebutkan penulis dalam teks bacaan. Pemahaman ini diperoleh dengan memamhami arti kata, kalimat dan paragraf dalam konteks bacaan itu seperti apa adanya. Dalam pemahaman literal ini tidak terjadi pendalaman pemahaman terhadap isi inforasi bacaan. Yang terjadi hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dalam bacaan.

Untuk membangun pemahaman literal, pembaca dapat menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, bagaimana, mengapa.

Membaca interpretatif merupakan kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis dalam teks bacaan. Kegiatan ini lebih dalam lagi bila dibandingkan dengan membaca literal karena dalam membaca literal pembaca hanya mengenal apa yang tersurat saja, tetapi dalam membaca interpretatif, pembaca ingin juga mengetahui apa yang disampaikan penulis secara tersirat. Menurut Syafi’ie (1999:36)pemahaman interpretatif harus didahului pemahaman literal yang aktivitasnya berupa: menarik kesimpulan, membuat generalisasi,memahami hubungan sebab-akibat, membuat perbandingan-perbandingan, menemukan hubungan baru antara fakta-fakta yang disebutkan dalam bacaan.

Membaca kritis merupakan membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu teks bacaan dengan jalan melibatkan diri sebaik-baiknya ke dalam teks bacaan itu. Oleh para ahli membaca kritis ini dipandang sebagai jenis membaca tersendiri sehingga para ahli membuat definisi yang redaksinya berbeda-beda. Menurut Burns (1996:278) membaca kritis adalah mengevaluasi materi tertulis, yakni membandingkan gagasan yang tercakup dalam materi dengan standar yang diketahui dan menarik kesimpulan tentang keakuratan, dan kesesuaian. Pembaca kritis harus bisa menjadi pembaca yang aktif, bertanya, meneliti fakta-fakta, dan menggantungkan penilaian/keputusan sampai ia mempertimbangkan semua materi.

Membaca kreatif merupakan tingkatan membaca pemahaman pada level yang paling tinggi. Pembaca dalam level ini harus berpikir kritis dan harus menggunakan imajinasinya. Dalam membaca kreatif, pembacamemanfaatkan hasil membacanya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan emosionalnya. Kemampuan itu akan bisa memperkaya pengetahuan-pengetahuan, pengalaman dan meningkatkan ketajaman daya nalarnya sehingga pembaca bisa menghasilkan gagasan-gagasan baru. Proses membaca kreatif ini menurut Syafi’ie (1999:36) dimulai dari memahami bacaan secara literal kemudian menginterpretasikan dan memberikan reaksinya berupa penilaian terhadap apa yang dikatakan penulis, dilanjutkan dengan mengembangkan pemikiran-pemikiran sendiri untuk membentuk gagasan, wawasan, pendekatan dan pola-pola pikiran baru.
 
  
TEKNIK MEMBACA CEPAT

Pendahuluan
Pernahkan Anda bingung menghadapi buku tebal atau tumpukan buku yang harus dipahami dalam waktu cepat. Hal ini biasanya dialami ketika kita menghadapi ujian sekolah/kuliah, membuat karya ilmiah, menyiapkan bahan presentasi, atau mempelajari dokumen-dokumen penting. Padahal waktu Anda sangat terbatas.

Rasanya tak mungkin buku itu bisa dibaca seluruhnya. Sementara Anda dituntut harus paham isi buku itu. Kondisi ini tak jarang membuat kita panik bahkan mungkin stress.

Tahukan Anda bahwa kekuatan mata manusia sangat luar biasa dalam menangkap simbol-simbol verbal dan non verbal dalam tulisan. Bahkan berkat kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa, mata kita mampu mengalahkan kamera secanggih apapun. Oleh karena itu sesungguhnya mata kita mampu menangkap cepat tulisan yang berupa simbol-simbol.

Potensi inilah yang bias dikembangkan untuk memahami isi bacaan secara cepat atau sering disebut membaca cepat (speed reading). Permasalahannya adalah apa kiat dan melatih membaca cepat Dalam membaca cepat ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan, antara lain:

Hambatan membaca
Karena berbagai tuntutan tadi, mungkin Anda pernah mencoba berusaha untuk bisa membaca cepat. Berbagai cara sudah dilakukan tetapi belum berhasil. .Padahal setiap orang berpotensi untuk bisa membaca cepat. Coba Anda renungkan, barangkali ada beberapa kesalahan yang Anda lakukan ketika membaca cepat. Ada beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan orang ketika membaca cepat, antara lain:

Kesalahan sub vokalisasi ini dimaksudkan adalah ketika membaca mulut dan hati sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa mengulangi bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar membaca cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang kita gunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.

Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi” langsung disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan siswa. Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam membaca cepat (speed reading), sehingga perlu dihindari.

Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.

Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti ini.

Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan regretio.

back skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit melakukan speed reading.

Model membaca cepat
Sebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat. Ada tiga model yang biasa digunakan dalam membaca cepat, yaitu:

1.
Model line by line
Model line by line atau sering disebut model garis per garis. Membaca model ini kata-kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan daribaris pertama hingga baris terakhir secara beurutan. Model ini biasanya digunakan untuk bacaan yang bersifat padat, materi bacaan yang relative baru (masih asing), atau banyak menggunakan kata-kata atau istilah asing.

2.      Model Spiral


Membaca cepat Model Spiral. Ketika membaca kita tidak membaca seluruh isi bacaan, tetapi dibaca secara gigzag seperti spiral. Penggabungan kata/kalimat dalam bacaan menggunakan rasio dan pemikiran kita, sehingga kita mengimpulkan sendiri dari kata-kata kunci yang dibaca.

3.    Model Melingkar
Model melingkar atau mencari kata kunci. Di sini pembaca tidak membaca semua kata/kalimat dalam bacaan tetapi dicari kata kunci (key word). Kata-kata kunci ini menjadi acuan untuk memahami isi bacaan dan dihubungkan melalui logika dan pemikiran si pembaca.
Model ini biasanya digunakan untuk membaca informasi yang sifatnya ringan. Milsanya membaca Koran, majalah, dll.




Teknik membaca cepat
Untuk bisa membaca cepat memang perlu teknik tertentu. Secara umum ada dua teknik membaca yaitu:

1.
Teknik Scanning
Teknik membaca scanning adalah membaca suatu informasi dimana bacaan tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan melibatkan asosiasi dan imajinasi, sehingga dalam memahami bacaan tersebut kita dapat menghubungkan kalimat yang satu dengan kata-kata sendiri. Jadi dalam teknik ini tidak seluruh kata/kalimat dibaca. Biasanya kata-kata kunci yang menjadi perhatian pembaca. Sebagai gambaran nyata, teknik ini bias diilustrasikan seperti kita sedang membaca Koran, mencari judul-judul atau topic berita yang dianggap menarik.

2.
Teknik Skimming
Teknik membaca Skimming adalah membaca secara garis besar (sekilas)untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Setelah itu kita melacak informasi yang ingin kita ketahui secara mendalam. Untuk memperlancar proses skimming maka lakukanlah terlebih dahulu membaca daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, judul atau sub judul, serta kesimpulan. Dari bagian-bagian buku ini minimal kita bisa menafsirkan apa inti dari isi buku yang akan kita baca tersebut.

Teknik ini biasanya dilakukan ketika kita mencari sesuatu yang khusus dalam teks. Sebagai gambaran teknik ini bisa diilustrasikan seperti kita mencari arti kata dalam kamus, atau mencari nomor telpon dalam buku telpon.

Langkah-langkah membaca cepat

Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa langkah membaca cepat, yaitu:
1.           Langkah pertama adalah Persiapan
Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca.

Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu symbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan.

Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan. Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman bacaan.

 2. Langkah kedua adalah Pelaksanaan
Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehinga bisa dengan cepat mengambil inti sari isi bacaan tampa harus membaca seluruh isi buku.


Latihan membaca cepat
Untuk menguasai keterampilan membaca cepat, kita perlu latihan. Latihan ini meliputi latihan otot mata, pheriperial mata, dan latihan pernapasan.

A.  Melatih Otot Mata
Melatih otot mata dapat dilakukan dengan cara gerakan bola mata dalam keadaan terpejam ke atas ke bawah, lalu samping kiri dan kanan. Latihan ini harus dilakukan secara continue minimal selama 14 hari, masing-masing selama lima menit tanpa harus putus. Apabila satu hari saja tidak latihan, maka otot mata akan kembali ke keadaan sebelum latihan. Animasi Melatih Otot Mata

B.  Melatih Pheriperal Mata
Melatih pheriperal mata dapat dilakukan dengan cara pandangan mata mengikuti gerakan telunjuk di depan mata. Tujuannya agar mata kita dapat menjangkau seluruh bacaan tanpa menggeleng-gelengkan kepala, karena menggelengkan kepala itu menghambat membaca cepat.

C.  Melatih Pernapasan
Melatih prnapasan dapat dilakukan dengan cara tarik napas panjang keluarkan secara perlahan. Kemudian latihan konsentrasi yang berhubungan dengan sikap duduk, tegak, libatkan asosiasi dan imajinasi. Di sini usahakan seolah-olah sedang berkomunikasi dengan sang penulis.



Penutup
Tentunya Anda sudah paham dengan penjelasan tadi. Hakekat membaca cepat adalah memahami isi bacaan secara cepat. Ternyata memahami sebuah buku, tidak harus membaca seluruh isi buku. Melalui teknik membaca cepat yang dijelaskan di atas kita bisa memahami sebuah buku dengan relatif cepat tanpa harus membaca seluruh isi buku. Untuk bisa membaca cepat ini kadang-kadang dihadapkan kepada beberapa hambatan. Kunci utama mengatasi hambatan-hambatan ini adalah ada keinginan untuk merubah kebiasaan membaca yang merugikan tadi.

Selanjutnya kita perlu memahami model membaca cepat, seperti model line by line, model spiral, dan model melingkar. Yang lebih penting lagi kita perlu paham teknik membaca cepat, baik skimming maupun scanning, serta langkah-langkah dalam membaca cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar