" My Parent "

Jumat, 20 Mei 2011

Sedekah di Bulan Ramadhan

Diriwayatkan dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim, dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, ia berkata, "Rasulullah saw. adalah orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan, saat beliau ditemui Jibril yang datang untuk menyimak bacaan Al-Qur`an beliau. Jibril menemui beliau setiap malam pada bulan Ramadhan lalu Rasulullah membacakan kepadanya Al-Qur`an.
Ketika Rasulullah saw. ditemui Jibril, beliau lebih dermawan dalam kebaikan daripada angin yang berembus.”
Hadits ini diriwayatkan pula oleh Ahmad dengan tambahan, "Beliau tidak pernah dimintai sesuatu kecuali memberikannya."
Menurut riwayat al-Baihaqi dari Aisyah radhiallahu 'anha, "Jika Rasulullah saw. memasuki bulan Ramadhan, beliau membebaskan setiap tawanan dan memberi setiap orang yang meminta."
Kedermawanan adalah sifat murah hati dan banyak memberi. Allah pun bersifat Maha Pemurah. Allah Ta'ala Maha Pemurah. Kedermawanan-Nya berlipat ganda pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan.
Rasulullah saw. adalah manusia yang paling dermawan, juga paling mulia, paling berani, dan amat sempurna dalam segala sifat yang terpuji. Kedermawanan beliau pada bulan Ramadhan berlipat ganda dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya, sebagaimana kemurahan Tuhannya berlipat ganda pada bulan ini.
Berbagai Pelajaran dari Berlipatgandanya Kedermawanan Rasulullah saw. pada Bulan Ramadhan
1.  Kesempatan ini amat berharga dan melipatgandakan amal kebaikan.
2.  Membantu orang-orang yang berpuasa serta berzikir untuk senantiasa taat agar memperoleh pahala seperti pahala mereka; sebagaimana orang yang membekali orang yang berperang maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang berperang; siapa yang menanggung dengan baik keluarga orang yang berperang maka ia memperoleh pula pahala seperti pahala orang yang berperang.
Dinyatakan dalam hadits Zaid bin Khalid dari Rasulullah saw. bahwa beliau bersabda, "Barangsiapa memberi makan kepada orang yang berpuasa maka baginya seperti pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi sedikit pun dari pahalanya." (HR Ahmad dan at-Tirmidzi)
3.  Bulan Ramadhan adalah saat Allah berderma kepada para hamba-Nya dengan rahmat, ampunan, dan pembebasan dari api neraka, terutama pada saat Lailatul Qadar. AllahTa'ala melimpahkan kasih-Nya kepada para hamba-Nya yang bersifat kasih. Karenanya, barangsiapa beramal baik kepada para hamba Allah niscaya Allah Maha Pemurah kepadanya dengan anugerah dan kebaikan. Balasan itu adalah sejenis dengan amal perbuatan.
4.  Bila puasa dan sedekah dikerjakan bersama-sama, hal itu termasuk penyebab masuk surga.
Dinyatakan dalam hadits Ali ra bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sungguh, di surga terdapat ruangan-ruangan yang bagian luamya dapat dilihat dari dalam dan bahagian dalamnya dapat dilihat dari luar." Berdirilah seorang Arab badui seraya berkata, ”Untuk siapakah ruangan-ruangan itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, "Untuk siapa saja yang berkata baik, memberi makan, selalu berpuasa, dan shalat malam ketika orang-orang dalam keadaan tidur." (HR at-Tirmidzi. Abu Isa berkata bahwa hadits inigharib.)
Semua kriteria ini terdapat di dalam bulan Ramadhan. Terkumpul bagi orang mukmin dalam bulan ini: puasa, shalat malam, sedekah, dan perkataan baik karena pada waktu ini, orang yang berpuasa dilarang berkata kotor dan berbuat keji. Adapun shalat, puasa, dan sedekah dapat menghantarkan pelakunya kepada Allah Ta'ala.
5.  Bila puasa dan sedekah dikerjakan bersama-sama, hal itu lebih dapat menghapuskan dosa-dosa dan menjauhkan dari api neraka Jahanam, terutama jika ditambah lagi shalat malam.
Dinyatakan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Puasa itu merupakan perisai bagi seseorang dari api neraka, sebagaimana perisai dalam peperangan." (HR Ahmad, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah dari Ustman bin Abil-'Ash; juga diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya serta dinyatakan sahih oleh Hakim dan disetujui adz-Dzahabi. HR Ahmad dengan isnad hasan, juga al-Baihaqi.)
Diriwayatkan pula oleh Ahmad dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Puasa itu perisai dan benteng kukuh yang melindungi seseorang dari api Neraka."
Di dalam hadits Mu'adz ra, Rasulullah saw. bersabda, "Sedekah dan shalat seseorang di tengah malam dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api." (HR at-Tirmidzi. Beliau berkomentar bahwa hadits ini hasan sahih.)
6.  Di dalam puasa tentu terdapat kekeliruan serta kekurangan. Puasa dapat menghapuskan dosa-dosa dengan syarat orang yang melaksanakannya itu menjaga diri dari apa yang mesti dijaga, padahal banyak orang yang berpuasa itu tidak memenuhi aspek penjagaan yang semestinya. Dengan sedekah, kekurangan dan kekeliruan yang terjadi dapat terlengkapi. Karena itu, pada akhir Ramadhan, kita diwajibkan membayar zakat fitrah untuk menyucikan orang yang berpuasa dari perkataan kotor dan perbuatan keji.
7.  Orang yang berpuasa meninggalkan makan dan minumnya. Jika ia dapat membantu orang lain yang berpuasa agar kuat dengan makan dan minum, kedudukannya sama dengan orang yang meninggalkan syahwatnya karena Allah, memberikan dan membantu orang lain. Untuk itu, disyariatkan baginya untuk memberikan hidangan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa bersamanya karena makanan ketika itu sangat disukainya. Hendaknya ia membantu orang lain dengan makanan tersebut agar ia termasuk orang yang memberikan makanan yang disukai dan karenanya menjadi orang yang bersyukur kepada Allah atas nikmat makanan dan minuman yang dianugerahkan kepadanya, di mana sebelumnya ia tidak mendapatkan anugerah tersebut. Sungguh, nikmat ini hanyalah dapat diketahui nilainya ketika tidak didapatkan. (Lihat Ibnu Rajab,Larhaa'iful Ma'arif, hlm. 172—178)
Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya kepada kita. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan Allah kepada Nabi kita Muhammad, segenap keluarga dan sahabatnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar